ABU H HASBALLAH PAYA ITEK TEPUNG TAWARI 73
CJH 2015
Para CJH wanita dan Waled Tgk Muhammad Yusuf |
CALON jamaah haji (CJH) ditepung-tawari untuk mendapatkan
sempeuna, agar beroleh berkah dari Allah
SWT. “Orang yang berhaji ada yang atas panggilan Allah SWT dan ada pula orang
yang berhaji atas panggilan setan,” kata Tgk H Mustafa Ahmad Abu Paloh Gadeng.
Bertempat
di Balai Pelatihan Pembelajaran Manasik Haji Komplek Kediaman Abu H Hasballah
Gampong Paya Itek Jalan Jungka Gajah – Keude Karieng Kecamatan Meurah Mulia,
Kabupaten Aceh Utara, Senin (10/8), berlangsung acara Peusijuek
(penepung-tawaran) sejumlah 73 CJH pria dan wanita dari beberapa kecamatan yang
manasik hajinya atas bimbingan Abu H Hasballah Paya Itek.
Para CJH dipeusijuek (ditepung-tawari)
terutama oleh Tgk H Mustafa Ahmad (Abu Paloh Gadeng), Ketua Majelis
Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Utara, yang setelah itu
ditepung-tawari pula oleh sejumlah ulama lainnya dari Kabupaten Aceh Utara,
termasuk di antaranya Tgk Abdul Gani Rasyid (Abu Gani), Pimpinan Dayah
“BUSTANUS SA’ADAH” Gampong Glok Aron.
Abu
H Hasballah yang juga Panitia Pembangunan Masjid “RAUZATUL AMAL“ Paya Itek
mengatakan, sebanyak 73 CJH yang ditepung-tawari Senin (10/8) itu berasal dari
berbagai kecamatan di Kabupaten Acveh Utara yang pemberangkatannya atas
ketentuan dan pemberitahuan Depag RI Cabang Aceh Utara melalui kloter 5 yang
berangkat pada 11 September 2015.
Mereka
dari Kecamatan Meurah Mulia, Samudera, Syamtalira Bayu, Geureudong Pasee, Kota
Lhokseumawe, Syamtalira Aron, Tanah Pasir, Kecamatan Lapang, Kecamatan Nibong
dan Tanah Luas. Para CJH yang ditepung-tawari itu mengaku telah mendapatkan
bimbingan secukupnya selama ini dari Abu H Hasballah untuk bekal berangkat menuju
tanah suci mengerjakan haji. “Dengan ilmu manasik yang telah diberikan oleh Abu
H Hasballah, semoga kami dapat melaksanakan rukun Islam yang kelima dan beroleh
predikat haji yang mabrur,” kata Ahmad Andip, CJH dari Desa Keutapang Teupin
Punti, Kecamatan Syamtalira Aron, yang juga mantan camat.
Kembali
pada tausiah Tgk H Mustafa Ahmad bahwa para CJH ditepung-tawari dengan maksud
supaya mendapat ‘sempeuna’ atau mendapat berkah dari Allah SWT. “Supaya mereka
tenang dan sempurna dengan tekad dan niatnya untuk berhaji. Secara umum
melaksanakan ibadah haji tidak bisa sembarang tempat atau sembarang kota dan
sembarang waktu. Tidak di Surabaya, tidak di Bogor atau di lain tempat, tetapi
hanya di tanah Arab Makah dan Madinah, yang puncak hajinya wukuf di Arafah.
Melakukan tawaf adalah berkeliling Ka’bah di Masjidil Haram. Berhaji khusus di
bulan Haji bukan di sembarang bulan dan ada batas waktunya”.
Jauh
sebelum adanya manusia di bumi ini Allah telah menciptakan Ka’bah. Sebelum ada
manusia di bumi ini, yang bertawaf keliling Ka’bah adalah para malaekat dan
setalah ada manusia di bumi maka yang bertawaf keliling Ka’bah adalah malaekat
dan manusia. Demikian kata Tgk H Mustafa Ahmad.
Semasa
pimpinan alam dipegang oleh Nabi Nuh, Ka’bah rusak akibat dilanda air bah.
Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim memperbaiki Ka’bah. Allah juga
memerintahkan Nabi Ibrahim memanggil para manusia untuk berhaji menunaikan
rukun Islam yang kelima, dengan panggilan,“Labbaikallahumma Labbai. Labbaika
Lasyarikalaka Labbai. Innal Hamda. Wanni’mata walmulk Lasyarikalak” .
Tgk H Mustafa Ahmad
diapit Iskandar SSTP MSi, Camat Meurah Mulia, dan AKP Ahmad Yani, Kapolsek Meurah Mulia |
Dengan
panggilan tersebut banyak manusia walau masih dalam tulang Shalbi atau dalam rahim
ibunya menyahuti dengan kata-kata yang sama. Ada yang menyebutkan,”Lallabikan
lahumma Labbai…” hingga 10 kali, ada yang menyebutkan 3 kali dan ada yang
menyebutkan 1 kali. Maka yang menyebutkan panggilan Allah melalui Nabi Ibrahim
10 kali akan terlaksana 10 kali berhaji seumur hidupnya. Dan yang menyahuti 3
kali akan terlaksana hajinya 3 kali dan begitu pula yang menyahuti 1 kali akan
terlaksana hajinya 1 kali pula.
Menurut
riwayat, lanjut Tgk H Mustafa Ahmad, raja setan yang mendengar panggilan itu
memohon kepada Allah,”Ya Allah izinkanlah saya memanggilnya sekali, saya suka
untuk memanggilnya”. Allah SWT mengizinkannya, maka raja setan memanggilnya
dengan ucapan,”Labbaikallahumma Labbai”. Ternyata manusia yang telah lahir dan
yang masih dalam rahim atau tulang shalbi ibunya juga banyak yang menjawabnya satu
kali, tiga kali, empat kali dan seterusnya. Menurut Tgk H Mustafa Ahmad bahwa
yang pada zaman dulu menjawab panggilan setan berarti mereka dapat melaksanakan
hajinya atas panggilan setan, bukan panggilan Allah melalui Nabi Ibrahim. Maka
sia-sialah hajinya itu, walau dia berhaji lebih dari satu kali.
Kepada
para CJH yang akan berangkat berhaji, Tgk H Mustafa Ahmad mengingatkan supaya
melaksanakan seluruh rangkaian rukun haji dan sunnahnya. Berdoalah setiap saat
pada tempat-tempat yang mustajabah, yakni di dalam Masjidil Haram maupun dalam
masjid-masjid di Madinah. Berdoalah memohon ampunan kepada Allah, memohon
diampuni dosa-dosa ibu dan ayah kalian, serta mohon ampunan atas dosa-dosa
saudara-saudara kalian.
Waled
Tgk H Muhammad Yusuf, Pimpinan Dayah dari Bayu, Aceh Utara, yang juga CJH 2015 memberi
kata sambutan mewakili para CJH lainnya. Waled Tgk Muhammad Yusuf memohon doa dari
para Abu dan seluruh ulama yang hadir, supaya berkenan memohonkan kepada Allah
SWT agar mereka serombongan CJH yang berangkat berhaji tahun ini diterima Allah
sebagai haji yang mabrur. Waled juga meminta agar didoakan oleh para ulama
supaya mereka terhindar dari hal-hal yang kurang layak di tanah suci, supaya
terhindar pula dari arah yang kesasar.
Acara
tepung tawar diakhiri dengan doa penutupan yang juga dibacakan oleh Abu Paloh
Gadeng Tgk H Mustafa Ahmad. (F.434) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment