Penjabat Bupati Badung Susuri Proyek Tukad
Mati
PROYEK penguatan dinding muara Tukad Mati mendapat
atensi dari Penjabat (Pj) Bupati Badung, Ir Nyoman Harry Yudha Saka MM. Bahkan
pada Kamis (20/8), dirinya menyempatkan diri berkunjung ke lokasi proyek,
sembari berkoordinasi dengan pihak UPT Tahura Ngurah Rai.
“Mangrove
itu lawannya adalah plastik. Dan yang dikerjakan sekarang ini adalah bagaimana
sampah itu tidak masuk ke dalam daerah mangrove ini,” ucapnya didampingi oleh
Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Badung, I Wayan Suambara.
Proyek
penguatan dinding dan normalisasi muara Tukad Mati ini dipastikan bakal
memberikan efek positif terhadap lingkungan, utamanya kawasan hutan mangrove di
sekitarnya. Namun demikian, pengerjaannya tetap harus mengikuti prosedur yang
ada. Mengingat hal tersebut dilakukan di dalam zona konservasi.
“Jadi
ketentuan-ketentuan yang ada harus segera ditindaklanjuti. Intinya yakni
koordinasi saja,” ujarnya.
Tindak
lanjut mengenai surat jawaban dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(LHK) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) pun
sempat dibicarakan langsung dalam kunjungan tersebut. Kesimpulannya, dalam
waktu dekat akan diajukan mengenai pengubahan status zona perlindungan di tiga
titik, yakni di Patasari, Jimbaran dan Nusa Dua.
“Jadi,
di ketiga titik itu akan diusulkan perubahannya sekaligus. Selain untuk
mengatasi permasalahan banjir, juga untuk menjaga kelestarian hutan mangrove di
sekitarnya,” sebutnya berdasarkan koordinasi antara Kepala Dinas Bina Marga dan
Pengairan (BMP) Kabupaten Badung, I B Surya Suamba, dan Kepala UPT Tahura
Ngurah Rai, A A Kusumanegara.
Penjabat (Pj) Bupati
Badung, Ir Nyoman Harry Yudha Saka MM, didampingi Kepala Bappeda Litbang, I Wayan Suambara, ketika meninjau proyek muara Tukad Mati, Kamis (20/8) |
Selain
penguatan dinding dan normalisasi muara Tukad Mati, dalam pertemuan tersebut
juga mencuat mengenai rencana pembangunan jalan inspeksi yang menghubungkan
antara wilayah Kuta, Jimbaran dan Nusa Dua. Hal tersebut dirasa sangat
diperlukan, utamanya guna mengawasi keberadaan hutan dari ulah-ulah nakal,
seperti halnya penyerobotan serta pembuangan sampah ke dalam kawasan hutan.
"Intinya,
Badung sangat komit dalam hal kelestarian lingkungan," tegas Kepala
Bappeda Kabupaten Badung, Wayan Suambara, menambahkan.
Proyek
yang digodok oleh Pemerintah Kabupaten Badung ini mendapat respon positif dari
masyarakat sekitar. Termasuk Bendesa Adat Kuta, Wayan Swarsa, yang juga hadir
saat itu. Bahkan, ditegaskannya, pengamanan terhadap keberadaan hutan bakal
diperkuat dengan pembuatan sebuah perarem.
“Jadi,
akan ada penguatan adat yang menegaskan mengenai batas-batas wewidangan.
Sehingga ada sebuah batasan jelas antara yang mana hak milik dan mana punya
negara,” ungkapnya didampingi Ketua Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening
Patasari Kuta, Nyoman Sukra.
Setelah
mengunjungi titik muara Tukad Mati, Pj Bupati Badung bersama rombongan pun
beranjak menuju hulu Tukad Mati. Tidak lain adalah dalam rangka memastikan
rangkaian penanganan banjir di titik tersebut. Termasuk oleh keberadaan trash
rack di titik sungai sekitaran Jalan Sunset Road.
“Jadi,
penanganan permasalahan banjir di kampung turis ini benar-benar menjadi konsen
beliau. Karena ini menyangkut masalah lingkungan, kesehatan, dan juga
pariwisata secara berkelanjutan,” sebut Kabag Humas dan Protokol Setda Badung,
A A Raka Yuda, menambahkan. (Ist) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment