Kayuagung : Harga Sawit Dan Karet
Anjlok, Petani Pilih Tanam Singkong
Ketua Aliansi LSM & Ormas Bersatu Sumatera Selatan, Arifai alias Kritis |
ANJLOKNYA harga tandan buah segar (TBS) kelapa
sawit dan karet yang dalam beberapa bulan terakhir ini belum menampakkan adanya
kenaikan, mengharuskan sejumlah petani sawit dan karet di Dusun VII Maju Makmur
memilih untuk beralih menanam singkong.
Menurut
petani, menanam singkong lebih baik dan masih menguntungkan. Sebab saat ini
harga sawit di tingkat petani hanya Rp 300/kg sedangkan karet Rp 5.500/kg.
Dengan
kejadian ini membuat Ketua Aliansi LSM & Ormas Bersatu Sumatera Selatan,
Arifai alias Kritis, geram. Bahkan dia sudah melayangkan surat ke pihak yang
berwenang dan menghimbau agar semua kelompok tani yang mereka bina untuk
siap-siap mengadakan aksi demo jika pemerintah tidak cepat mencarikan jalan
keluarnya.
Salah
seorang warga Dusun VII Sukamakmur, Desa Suka Damai, Kecamatan Tungkal Jaya,
Kabupaten Muba, Sumsel, Made Swardike (51), mengatakan, banyak kebun sawit dan
karet sejak 2 bulan terakhir terbengkalai karena ditinggal pemiliknya. Para
petani memilih pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Bayangkan,
lanjutnya, harga karet sekarang hanya Rp 5.500/kg, sedangkan sawit hanya Rp 300/Kg,
sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sementara nilai mata
uang dolar terus meningkat dan nilai mata uang rupiah terus melemah. Maka,
tambahnya, tidak heran untuk saat ini sebagian besar warga desa yang awalnya petani
sawit dan karet, kini beralih dengan menanam singkong.
Sementara
itu, seorang petani sawit di Desa Sukadamai, Kecamatan Bayung Lincir, mengatakan,
harga TBS di tingkat petani di desanya hanya Rp 300/kg. Kalau keadaannya seperti
ini hendaknya pemerintah segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.
“Jangan hanya ngomong doing !” ujarnya dengan nada marah. (F.972) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment