KEGIATAN PENGUATAN KELEMBAGAAN KELOMPOK
PETANI TEMBAKAU DI KABUPATEN NGAWI TAHUN ANGGARAN 2015
KEGIATAN penguatan Kelompok Petani Tembakau di
Kabupaten Ngawi Tahun Anggaran 2015 diwujudkan dalam bentuk pelatihan penerapan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) pada pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT). Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 5 Agustus sampai 20 Agustus 2015
di 4 kecamatan yang meliputi 9 kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Sri Makmur
Desa Brangol, Kecamatan Karangjati, Sri Mulyo Desa Dungmiri, Kecamatan
Karangjati, Baron Makmur Desa Jatipuro, Kecamatan Karangjati, Tani Mulyo Desa
Sumberbening, Kecamatan Bringin, Sri Murakabi I Desa Kenongorejo, Kecamatan
Bringin, Sri Asih Desa Jambangan, Kecamatan Paron, Gemah Ripah Desa Poh Konyal,
Kecamatan Pangkur, dan Sempulur Desa Poh Konyal, Kecamatan Pangkur.
Kabid
Perencanaan dan Pengendalian Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun)
Kabupaten Ngawi, Irwan Esti Cahyono SHut MM, menjelaskan, salah satu kegiatan
riil yang perlu dilaksanakan dalam penerapan PHT pada pengendalian OPT yaitu
harus dapat mensinergikan antara pengendalian yang sesuai lingkungan tertentu
dengan biaya yang seefisien mungkin. Strategi PHT merupakan usaha peningkatan
produksi tembakau dengan tidak berdampak negatif juga menguntungkan dan dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani tembakau. Upaya-upaya yang
harus dilakukan petani tembakau, yaitu pemanfaatan proses pengendali alami
dengan mengurangi tindakan-tindakan yang merugikan atau mematikan musuh alami
dan pengelolaan ekosistem melalui usaha bercocok tanam yang bertujuan agar
llingkungan tanaman yang kurang sesuai bagi kehidupan dan perkembangbiakan atau
pertumbuhan OPT serta mendorong berfungsinya pengendali alami atau hayati.
Kepala
Dishutbun Kabupaten Ngawi, Ir Setiyono, menambahkan, dana untuk pelatihan
penerapan PHT pada pengendalian OPT yang merupakan kegiatan penguatan kelembagaan
kelompok petani tembakau di Kabupaten Ngawi tahun 2015 diperoleh dari Dana
Hasil Bagi Cukai Hasil Tembakau (DHBCHT) tahun 2015
Lebih
lanjut Irwan mengatakan, pengembangan penerapan PHT didasarkan pada keadaan
agroekosistem setempat, sebagai pengembangan PHT pada suatu daerah berbeda. Tetapi
secara umum langkah-langkah pokok yang perlu dikerjakan di antaranya adalah
mengenal status, sifat dan perilaku hama yang menyerang, mempelajari
perkembangan populasi hama-hama yang menyerang, penetapan penggunaan pestisida
yang cocok dan pengembangan sistem pengamatan dan monitoring hama yang
menyerang. (F.968) web majalah fakta /majalah fakta online
No comments:
Post a Comment