DANREM
011 LILAWANGSA MOTIVASI PANEN RAYA DI TANAH LUAS
Danrem 011/Lw bersama Muspida Plus Aceh Utara,
serta Muspika Tanah Luas ketika akan mulai melakukan panen raya, dan H Baharuddin,
Kades Matang Ben, saat menyampaikan sambutan |
PERSAWAHAN Gampong Ujong Baroh
Beureughang dan Gampong Matang Ben Kemukiman Teungoh dan Kemukiman Matang
Pangkat, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara, menjadi lokasi Panen Raya
Perdana Padi Hibrida Tahun 2015 yang dilakukan Pemkab Aceh Utara bekerja sama
dengan TNI Angkatan Darat pada Selasa pagi hingga petang (1/12).
Kegiatan panen raya bersama itu dihadiri oleh
Kadistan Provinsi Aceh, Bupati Aceh Utara yang diwakili oleh A Aziz SH MM MH (Asisten
Ekonomi & Pembangunan Setdakab Aceh Utara), Dandim 0103 Aceh Utara, Letkol
Inf Iska Oktavian Wahyu C, Kapolres Aceh Utara, AKBP Achmadi SIK, Ketua DPRK
Aceh Utara, Ismail A Jalil SE, Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf A Daniel
Chardin, Kadis Pertanian Tanaman Pangan Aceh Utara, Ketua Pengadilan Negeri dan
Kajari Lhoksukon, Kepala Bulog Regional Lhokseumawe Aceh Utara, Kepala Badan
Pertahanan Pangan Aceh Utara serta Danlanal Lhokseumawe.
Kedatangan rombongan Muspida Plus Aceh Utara
di lokasi panen raya Selasa pagi (1/12) itu disambut Muspika Tanah Luas yaitu
Camat Drs Mawardi, Kapolsek Ipda Yussyah Riandi, serta Danramil 10 Kapten Inf
Zailani. Ikut menyambut rombongan adalah H Zakarya, Ketua Kelompok Tani Harapan
Kana Kemukiman Teungoh, Tanah Luas, PLD Rusli selaku Babinsa Pendamping, Asnawi
AR, Mantri Tani setempat, Busmiah, Petugas PPL, dan Ir Indrawati, Kepala PPL
Pertanian Kecamatan Tanah Luas, serta H Baharuddin, Geuchik Gampong Matang Ben,
Tanah Luas. Diramaikan pula oleh para petani dari Gampong Ujung Baroh
Beureughang dan Gampong Matang Ben, Tanah Luas.
Panen raya padi hibrida yang ditanam sejak
tanggal 15 Agustus 2015 dan berhasil dengan baik itu dilakukan oleh Danrem
011/LW bersama Muspida Plus Aceh Utara. Melalui sambutannya, Komandan Korem,
Kolonel Inf A Daniel Chardin, mengatakan, TNI di samping melakukan tugas perang
juga bertindak dan bertugas untuk mensejahterakan masyarakat. Maka untuk itu
TNI bekerja sama dengan pemerintah menitikberatkan pada keberhasilan di bidang
-pertanian tanaman pangan. TNI bertugas mendampingi pemerintah dan menindaklanjuti
sarana dan prasarana proses pertanian.
Danrem juga mengingatkan para petani agar bantuan
pemerintah berupa benih (bibit) padi serta pupuk subsidi dimanfaatkan sebagaimana
mestinya, supaya peningkatan panen dapat dirasakan oleh para petani yang bersangkutan.
Bupati Aceh Utara dalam sambutannya yang diwakili
oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdakab Aceh Utara, Abdul Aziz SH MM MH,
mengatakan, dengan adanya bantuan dari pemerintah bagi kelangsungan penanaman
padi di Kabupaten Aceh Utara itu baik bantuan benih maupun bantuan pupuk
subsidi dan penyuluhan teknis, Insya Allah hasil panen petani akan jauh lebih
meningkat lagi.
Sementara itu H Baharuddin, Kades Matang Ben,
dalam sambutannya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pemerintah
dan TNI yang telah berkenan membantu dalam segala hal bagi kepentingan
pertanian di Kecamatan Tanah Luas, terutama sekali di bidang pertanian tanaman
pangan. “Bantuan benih dan pupuk subsidi yang diberikan pemerintah telah
dimanfatkan petani mulai sejak musim tanam hingga panen raya hari ini dan
sangat bermanfaat sekali bagi petani,” kata Baharuddin.
Selain bibit padi dan pupuk subsidi yang
selama ini telah dibantu pemerintah, tak kalah pentingnya jika pemerintah membantu
pula memberikan obat-obatan sebagai usaha pencegahan hama terhadap tanaman
untuk penanggulangan penyakit padi. Dan, untuk kelancaran pertanian tanaman
padi di Kemukiman Teungoh dan Kemukiman Matang Pangkat, Kecamatan Tanah Luas,
diharapkan juga kepada pemerintah membangunkan irigasi teknis karena selama ini
di dua kemukiman tersebut belum ada irigasi teknisnya. Sementara panen di dua
kemukiman selama ini 6,4 ton per hektar. “Mungkin dengan dibangunnya irigasi
teknis itu nanti panennya akan lebih meningkat lagi menjadi 8 sampai dengan 9
ton per hektar seperti yang diharapkan pemerintah. Petani juga mengharapkan
pemerintah supaya membangunkan jalan usaha tani secara merata di kawasan itu
sekitar 5.000 meter. Perlu juga dibangun 7 unit jembatan pendukung hubungan
jalan yang 5.000 meter tersebut bagi kepentingan masyarakat tani setempat agar
mendukung seluruh kepentingan persawahan di kawasan yang bersangkutan,” ungkap Baharuddin.
Pemerintah diharapkan juga menghidupkan
kembali irigasi pembuang peninggalan kolonial Belanda di persawahan Blang
Pangkat, Matang Ben dan Ujong Baroh Beureughang, supaya genagan air dapat
langsung terbuang mengalir ke sungai besar hingga menuju ke laut.
Bicara soal bantuan pupuk subsidi dari
pemerintah, para petani setempat masih merasakan kelangkaan pupuk dan harga
pupuk yang membumbung tinggi di pasaran. Pasalnya, petani tak tahu ke mana
harus mencari pupuk walau pupuk subsidi diberikan pemerintah, namun pupuk di
pasaran hilang tidak kelihatan. Harga pupuk subsidi yang seharusnya Rp.90.000,-
sampai dengan Rp 95.000,- per sak, namun petani harus membelinya dengan harga
Rp 110.000,- sampai dengan Rp 120.000,- per sak. Sedangkan pupuk SP-36 atau TSP
hampir tidak kelihatan di pasaran. “Padahal kedua jenis pupuk tersebut sangat
dibutuhkan masayarakat tani, namun kelangkaan pupuk tetap mencekam,” sebut Baharuddin.
Geuchik Gampong Matang Ben yang pegawai PT Pupuk
Iskandar Muda tersebut menyampaikan pesan dan harapan kepada Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Aceh Utara dan Keujruen Blang setempat, untuk dapat menerapkan
fungsi jadwal turun ke sawah dan jadwal tanam padi secara serentak, tepat waktu
dan seragam. Supaya musim panen dapat berlangsung serentak guna mencegah hama
tikus dan hama burung yang mudah menyerang padi jika musim tanamnya tidak
serentak. “Untuk itu pemerintah perlu melibatkan semua pihak terkait termasuk
tokoh masyarakat dan muspika serta TNI yang telah bekerja sama dengan
pemerintah untuk mensukseskan pertanian”.
Kolonel Inf A Daniel Chardin menanggapi
usulan H Baharuddin menyangkut kelangkaan pupuk subsidi, pihaknya menegaskan
akan menelusuri di mana dan bagaimana sehingga bisa terjadi kelangkaan pupuk
bersubsidi itu. Demikian halnya dengan harga pupuk subsidi yang melambung di
pasaran.
Sedangkan terhadap usulan pembangunan irigasi
teknis dan irigasi pembuang serta belum adanya jalan usaha tani sepanjang 5.000
meter yang terpisah-pisah maupun 7 unit jembatan pendukung jalan usaha tani, akan
disampaikan lebih dulu kepada Bupati Aceh Utara. (F.434) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment