PDAM Sidoarjo Prioritaskan Kebutuhan Air Bersih
Warga Tak Mampu
PROGRAM pemenuhan kebutuhan air
bersih untuk warga miskin atau masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) tetap jadi prioritas. Mengingat, kelompok masyarakat ini masih ada
yang kesulitan mengakses air minum secara perorangan dan tidak mampu bayar
biaya pasang baru serta biaya rekening bulanan. Demikian ungkap Direktur Utama
PDAM Delta Tirta Sidoarjo, H Sugeng Mujiadi.
Itu merupakan tantangan.
Aktivitas memenuhi kebutuhan air bersih untuk warga miskin dan masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) sudah merupakan komitmen pemerintah. Program ini
sebenarnya sudah berjalan cukup lama dan berkelanjutan. PDAM Sidoarjo pun sudah
mengajukan beberapa kali. Untuk tahun kemarin, telah diajukan sekitar 7.000
SR dengan nilai total sekitar Rp 30 miliar. Kegiatan ini akan dibiayai dari
dana APBN. Namun yang direkomendasi masih 2.000 SR dengan anggaran Rp 6 miliar.
“Kami berusaha
mengoptimalkan pogram yang diamanahkan pemerintah pusat untuk menyediakan dan melayani
kebutuhan air bersih untuk warga Sidoarjo tanpa terkecuali,” kata Sugeng.
Memang, dalam
pelaksanaannya terkadang ada beberapa kendala. Misalnya, lokasi warga miskin
atau warga berpenghasilan rendah (MBR) di Sidoarjo tidak berada dalam satu
kawasan yang sama. Ini yang adakalanya menimbulkan tanda tanya.
Terkait hal ini, Sugeng
menegaskan pemasangan sambungan air bersih sudah dilakukan dengan
sebaik-baiknya. Bila ada temuan stiker MBR di rumah kelas menengah atau warga
yang dianggap mampu di sejumlah perumahan kelas menengah tersebut tidak
menyalahi aturan. Karena pihak Australia dan pemerintah pusat dalam menyalurkan
bantuan hibah itu memperbolehkan pemasangan di rumah yang daya listriknya lebih
1.300 VA. Batasannya, tidak boleh 50 persen.
“Konsistensi Sidoarjo
melaksanakan berbagai program tersebut PDAM Delta Tirta Sidoarjo juga ditunjuk
sebagai pilot project, program 100 0 100 yang diproklamirkan Kementerian PU
Cipta Karya dan Permukiman, tujuannya 100 persen untuk pemenuhan air bersih, 0
persen wilayah kumuh, dan 100 persen lagi untuk sanitasi,” katanya.
Direksi PDAM Sidoarjo
pun berkomitmen mengubah daerah zona merah (rawan air) menjadi sudah tidak ada
lagi, termasuk di wilayah timur Sidoarjo, seperti Sedati, Kalanganyar dan
Peranti. “Di daerah tersebut Alhamdulillah sudah tidak ada masalah dengan air
bersih. Begitu juga dengan keluhan pelanggan sudah mulai berkurang seiring
dengan optimalisasi pelayanan di wilayah tersebut,” ujarnya.
Begitu pula membangun
long storage dengan memanfaatkan Kalimati yang lokasinya berada Prambon.
Realisasi pembangunannya akan bekerja sama dengan Dinas PU Pengairan Kabupaten
Sidoarjo, Dinas PU Pengairan Provinsi Jatim, maupun Kementerian PU. Pembangunan
long storage tersebut untuk memperkuat produksi yang ada di IPA Kedunguling yang
terkoneksi dengan IPA Krian maupun IPA Siwalan Panji, dengan kapasitas produksi
2.000 liter per detik sehingga mampu memenuhi jika ada tambahan pelanggan di
Kabupaten Sidoarjo baik pelanggan MBR maupun reguler. (Solik) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment