Tingkatkan PAD, Daging
Segar PD RPH Bisa Suplai RSUD Dan Swasta
Baktiono, Anggota
Komisi B DPRD Kota Surabaya
|
BAKTIONO, Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya,
mengatakan, setiap hari rumah sakit (RS) pasti membutuhkan daging segar yang
berkualitas bagus. Kebutuhan daging seperti itu, lanjutnya, bisa dipenuhi
Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH). Apalagi, ke depan RPH Pegirian
tidak hanya melayani jasa penyembelihan, tapi juga menyembelih sapi-sapi hasil
usaha penggemukan sendiri. "Pemkot kan punya dua rumah sakit, yakni RSUD
BDH dan RSUD Suwandi. Ini juga bisa dikembangkan ke RS pemerintah lainnya,
seperti RSU Dr Soetomo dan RS Haji. Ini akan lebih luar biasa. Apalagi kalau
menggandeng RS swasta," ujarnya.
Pihaknya
yakin hal itu bisa dilakukan asal ada kemauan pemkot untuk sepenuhnya mendukung
inovasi yang dilakukan BUMD. "Karena pemkot punya power. Pemkot punya
kekuasaan untuk itu. Harusnya daging RPH bisa masuk ke sana, dengan harga yang
bersaing bagus, dan kualitasnya terjamin," tandasnya.
Seperti
diketahui, RPH Pegirian yang selama ini hanya menjalankan rutinitas menerima
jasa pemotongan hewan dari masyarakat, akan merintis usaha baru, yakni
penggemukan sapi. Lahan penggemukan yang diincar sudah ada, yakni di kawasan
Prigen, Pasuruan. Luasnya sekitar 14.000 m2.
Politisi
asal PDIP ini mengatakan, support
terhadap inovasi yang dilakukan PD RPH jangan hanya dari kalangan dewan.
Pemerintah Kota Surabaya juga diminta mendukung penuh upaya pengembangan usaha
yang berpotensi besar menambah pendapatan asli daerah (PAD) tersebut.
Baktiono
mencontohkan, inovasi PD RPH yang akan melakukan usaha penggemukan sapi itu.
Menurutnya, dari inovasi yang akan dilakukan mulai tahun depan itu, PD RPH bisa
menyumbang PAD dua kali lipat ketimbang sebelumnya.
"Tapi,
penghasilannya akan makin tambah besar lagi kalau pemkot mendukung penuh.
Misalnya, melalui pejabat yang berwenang, membuat instruksi yang isinya
mewajibkan rumah sakit-rumah sakit milik pemkot, membeli daging dari RPH untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah sakit tersebut," kata Baktiono, Jumat
(18/12).
Lokasi
penggemukan sapi tersebut sudah siap pakai, karena sebelumnya juga dipakai
untuk peternakan sapi. "Informasi dari RPH, untuk membeli lahan, plus
tenaganya sekitar 10 orang, butuh investasi sekitar Rp 10 miliar. Kapasitasnya
bisa sampai 500 ekor sapi," ungkap Baktiono.
Usaha
penggemukan sapi ini akan dilakukan karena jumlah hewan yang dipotong di RPH
Pegirian menurun drastis, yang sebelumnya bisa sampai 300 ekor per hari,
sekarang rata-rata hanya 120 ekor. "Keuntungan RPH kecil, setahun hanya Rp
145 juta berupa deviden," ungkapnya.
Pun
dampak persaingan bisnis daging sapi yang sudah global, apalagi ada perdagangan
bebas, pihak-pihak swasta juga sekarang sudah punya usaha penyembelihan sapi.
Tak hanya penyembelihan, pihak swasta juga menyediakan daging, dan bahan
bakunya sendiri, yakni sapi. (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment