Wednesday, April 13, 2016

ANEKA BERITA

POLRES BIREUEN SIAP AMANKAN NATARU

Polisi melakukan pengamanan di gereja satu-satunya di pusat kota Bireuen 
POLRES Bireuen menurunkan personel dari semua unit untuk melakukan pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru (NATARU) di kabupaten ini melalui “Operasi Lilin Rencong 2015”.
Kapolres Bireuen, AKBP M Ali Kadhafi SIK, melalui Kabag Ops, AKP Raja Gunawan SH MM, Jumat (18/12) mengatakan, total 80 personel dari berbagai unit dilibatkan dalam operasi yang dilaksanakan hingga selesai perayaan Tahun Baru 2016. “Khusus 30 personel disiapkan melakukan pengamanan rangkaian kegiatan di rumah ibadah umat Kristen,” ucap Raja Gunawan kepada wartawan saat mengkoordinir anggotanya di depan Gereja Methodist Eben Haezer, pusat kota Bireuen.
Raja Gunawan mengatakan, operasi yang digelar di jajaran Polres Bireuen hanya sebagai operasi imbangan. Dia berharap semua pihak dapat menjaga kedamaian dan kondusifitas serta toleransi beragama di Bireuen.
“Mari kita menjaga ketertiban umum dan keamanan yang telah tercipta di daerah ini agar aktivitas masyarakat dapat terlaksana dengan baik,” ucapnya sebelum berkoordinasi dengan pengurus Gereja Eben Haezer.
Pantauan FAKTA, sejumlah personel terdiri atas unit Sabhara, Satlantas dan polisi berpakaian sipil melakukan penjagaan di sekitar gereja satu-satunya di Bireuen yang letaknya di pusat kota.
Sementara itu, dalam beberapa hari terakhir beredar selebaran tentang larangan bagi umat Islam di Bireuen untuk ikut merayakan pergantian tahun baru. Selebaran itu turut disebar di masjid-masjid, Jumat (18/12). Selebaran itu berkop Front Pembela Islam (FPI) Kota Juang yang beralamat di LPI Darul Hisbah, Desa Cot Tarom Baroh, Jeumpa. Selebaran itu khusus menyasar pada larangan melakukan perayaan dan menyemarakkan Tahun Baru 2016.
Dalam selebaran itu, masyarakat Bireuen dilarang berkumpul-kumpul pada malam tahun baru, dilarang meniup terompet, berkonvoi, dan membunyikan klakson kendaraan saat pergantian tahun. Penyedia jasa karaoke diminta untuk menghentikan operasionalnya. Kepada masyarakat diharapkan pula untuk tidak melakukan hura-hura pada malam pergantian tahun sebab tidak sesuai dengan ajaran Islam dan adat Aceh.

Sementara itu belum ada himbauan resmi dari Pemkab Bireuen terkait perayaan tahun baru di daerah itu. Menurut informasi, sejumlah institusi terkait masih melakukan rapat koordinasi untuk melahirkan keputusan bersama. (F.920) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment