Monday, April 18, 2016

LINTAS BANYUWANGI

Polantas Resahkan Masyarakat, Kasatlantas Janji Menindak

Seorang petugas polantas saat “beraksi” di Jl Diponegoro
FAKTA di Banyuwangi sempat mencatat berbagai “aksi” polantas dengan bersimbol tugas operasi terkesan menjebak pengendara kendaraan bermotor. Mereka berada di lokasi jalan tikungan yang terbatas sudut pandangnya oleh pengendara ranmor. Operasi lalu lintas yang seyogyanya menjadi pelayanan bagi masyarakat untuk lebih dekat dengan polantas dan memberikan terapi disiplin berlalu lintas pada masyarakat justru berbalik menjadi momok yang dirasa meresahkan masyarakat, 
Di Banyuwangi, beberapa jalan sering menjadi tempat polantas “beraksi”. Seperti di Jl Srono, Jl Kepiting tikungan timur Taman Patung Kuda, Jl Gatot Subroto tikungan mendekati Hotel Ketapang Indah, atau di depan dealer mobil Mayangsari Sukowidi, tikungan Jl Dr Sutomo menuju Jl Dipenogoro tepatnya timur kantor pos atau depan Gesibu Blambangan, dan lain-lain.
Di Jl Diponegoro, tepatnya depan Gesibu Blambangan yang sering jadi lokasi operasi untuk pengendara dari arah selatan yang semestinya dilarang. 
Satuan polantas menghentikannya dengan alasan memberi peringatan. Anehnya, petugas justru melakukan tilang kepada pengendara bermotor dan sidang di tempat yang dihakiminya sendiri dengan mengenakan denda Rp 50 ribu. “Ini bukan operasi, Mas, tapi peringatan bagi pengendara,” jelas petugas kepada FAKTA yang berada di lokasi.
Ranmor yang mengalami laka lalin gara-gara pengendara lain
ketakutan dengan operasi lalin, dinaikkan ke mobil pick up
Tindakan arogan kurang ramah petugas pun ditemui FAKTA ketika pengendara mobil melintas di jalur polisi yang sedang operasi di Srono. Oknum petugas itu berbicara dengan nada ketus, melemparkan STNK ke dashboard mobil pengendara yang ternyata surat-surat mobil dan SIM-nya lengkap. “Kalau mau nilang, tilang saja, jangan ngoceh kayak gitu, dia itu petugas bukan orang jalanan,” gerutu si pengendara mobil kepada FAKTA.  
FAKTA juga mencatat bahwa akibat trauma masyarakat terhadap kesan mencari-cari dari si petugas maka pengendara motor pun langsung berbalik arah sehingga menyebabkan kecelakaan lalin pada pengendara yang lain. Akibatnya, operasi polantas hari itu pun langsung bubar. “Sepeda motor yang hancur depannya dibawa petugas,” kata SN kepada FAKTA yang saat itu berada di lokasi kejadian.
Seorang petugas polantas mengejar wanita pengendara yang mau belanja di Indomaret  
Lain halnya operasi di Ketapang. Petugas tidak saja menghentikan setiap pengendara yang melintas dengan cara tidak sopan layaknya pelaku kriminal. Bahkan kamera FAKTA “menangkap” seorang petugas berlari menyeberang jalan mengejar pengendara dua wanita berboncengan yang memakai helm. Dua pengendara yang sudah turun dari kendaraannya itu berjalan ke halaman Indomaret di Ketapang dan mau belanja, terkejut saat petugas polentas mendatang mereka dan meminta surat-surat kendaraannya dengan kasar. Padahal surat-suratnya lengkap.
“Jadinya kok malah meresahkan masyarakat begini ya. Wartawan sebagai corong masyarakat mestinya memberitakan hal ini agar polisi berubah, kasihan juga kan masih banyak polisi yang baik,” kata Durahim, warga setempat.
Rahman, mahasiswa asal Jember, juga merasa prihatin. “Ini sudah jadi masalah umum di masyarakat. Mental polantas yang seperti itu memang perlu diperbaiki agar tidak merusak citra polisi,” katanya.

Saat dikonfirmasi FAKTA, Kasatlantas Banyuwangi, AKP Samirin, berjanji akan menindak bawahannya yang berlebihan dalam menjalankan tugas. “Silahkan laporkan saja, akan kami tindak dan usut,” janjinya. (F.512) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment