MUBA
BUPATI MUBA DIMINTA MUNDUR
KETUA Aliansi LSM & Ormas Bersatu
Sumatera Selatan, Ahmad Rivai (Kuyung Kritis) di kediamannya beberapa waktu
lalu mengatakan keprihatinannya kepada Pemkab Muba. Sebab, sejak Kabupaten
Serasan Sekate tersebut diobok-obok KPK, hampir semua pejabatnya galau. Bahkan
di beberapa dinas sempat aktifitasnya tidak jalan. Di sisi lain para anggota
DPRD Muba pun merasa gelisah, menunggu proses hukum yang ditangani KPK. Mereka
takut kalau dirinya terlibat.
“Keadaan seperti ini tidak boleh dibiarkan. Walau bagaimanapun roda pemerintahan
di Muba harus jalan, aturan harus ditegakkan, bagi pejabat yang tidak masuk
kerja tanpa alasan yang jelas itu kan ada sanksinya,” ungkap Kuyung Kritis
dengan lantang.
Menurut aktivis yang terkenal vokal ini, Gubernur Sumsel seharusnya segera
mengambil sikap, jangan sampai roda pemerintahan di Muba vakum, pembangunan
mesti jalan terus. Sebab dari hasil pantauan Aliansi LSM & Ormas Bersatu
Sumsel, di Muba ada pembangunan infrastruktur jalan maupun jembatan yang batal
dilelang, sementara segala kebijakan masih saja dikendalikan oleh seseorang
yang berstatus tersangka korupsi.
“Mestinya dia (Pahri) mundur dari jabatannya. Itu lebih bagus ketimbang
seperti sekarang ini. Rakyat masih tetap menaruh simpati, jadi roda
kepemimpinan Muba diserahkan saja kepada wakilnya, yaitu Beni Hernedi. Apa
tidak malu dengan rakyat ? Ini malah petantang-petenteng
seperti tidak bersalah saja,” ungkap Kuyung Kritis.
Sementara itu media massa terus memberitakan perkembangan OTT (operasi
tangkap tangan) KPK beberapa waktu lalu. Bahkan saat ini sudah puluhan elit Muba
yang terjaring KPK dan sekarang sudah berstatus sebagai tersangka. “Tapi, kita
juga curiga terhadap jalannya proses hukum yang dilakukan KPK. Karena sampai
sekarang hanya sebatas pelaku OTT saja yang ditahan, sedangkan para pelaku lainnya
yang juga sudah ditetapkan sebagai tersangka belum ditahan, termasuk Pahri
(Bupati Muba),” jelasnya.
Terkait permasalahan tersebut di beberapa media lokal Gubernur Sumsel, Ir
H Alex Noerdin SH, mengatakan, Wakil Bupati Muba, Beni Hernedi, otomatis
menjadi Plh (Pelaksana Harian) Bupati Muba kalau bupatinya berhalangan akibat
tersandung kasus KPK. Namun orang nomor satu Sumsel yang pernah memimpin Muba
ini mengatakan, kalau plt pasti wakilnya, namun kapan dilantiknya masih menunggu.
Terkait adanya kabar Bupati Muba, Pahri Azhari, yang akhir-akhir ini sudah
jarang ngantor, secara tegas Gubernur Sumsel usai Rapat Paripurna IX DPRD Provinsi
Sumsel mengatakan, belum ada laporan pada dirinya tentang hal itu. “Dia masih
tetap bupati. Kalaupun dia ada kesibukan lain yang tidak bisa ditinggalkan kan
ada wakil bupati," katanya. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment