Ritual Yadnya Kasada Suku Tengger
Destinasi Wisata Tingkat Dunia
PERAYAAN Yadnya Kasada 1936 Saka di tahun 2016 Masehi oleh suku Tengger yang tinggal di sekitar Gunung
Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, dilaksanakan pada hari
Kamis, 21 Juli 2016. Acara
suku Tengger yang menjadi agenda rutin setiap tahun ini selalu
dibanjiri ribuan wisatawan baik dari warga Probolinggo, Jawa Timur, maupun
wisatawan dari luar daerah dan wisatawan mancanegara.
Bukan
hanya warga Tengger saja yang hadir, ribuan pengunjung juga memenuhi bibir kawah Gunung Bromo
yang masih mengeluarkan asap putih kelabu. Padahal, Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi (PUMBG) dan Otirotas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
telah melarang wisatawan untuk naik ke kawah. Dengan status Bromo yang masih
waspada (level II setingkat di atas normal), pengunjung dilarang memasuki kawasan radius 1 km dari
bibir kawah. Otoritas TNBTS hanya mengijinkan warga Tengger naik untuk
melakukan tradisi larung sesaji sebagai puncak peringatan Yadnya
Kasada.
Seperti
biasanya, sebelum ritual Kasada di Pendopo Desa Ngadijati,
Kecamatan Sukapura, terlebih dahulu digelar resepsi. Dalam kesempatan ini Kepala
Dinas Pariwisata Pemprov Jawa Timur menyatakan bahwa Bromo selalu menjadi ikon
pariwisata Jawa Timur. Selain keindahan Gunung Bromo sendiri, upacara ritual
Yadnya Kasada juga menjadi perhatian tersendiri bagi wisatawan. Karena suku Tengger memiliki daya tarik yang
luar biasa, sebab mereka sangat berpegang teguh pada adat-istiadat
dan budaya yang menjadi pedoman hidupnya. Kasada ini memang sangat
menarik, bahkan satu-satunya di Jawa Timur.
Dalam
acara ritual malam itu dimeriahkan dengan sendratari yang mengisahkan sejarah
keberadaan suku Tengger. Selanjutnya pengukuhan warga kehormatan suku
Tengger
yang diberikan kepada 3 pejabat di Kabupaten Probolinggo. Pengukuhan warga
kehormatan ini sekaligus ditandai dengan penyematan kain kuning khas suku
Tengger.
Kemudian
dilakukan upacara Kasada yang digelar di Pura Luhur Paten, tepat di kaki
Gunung Bromo pada tengah malam hingga dini hari. Upacara adat suku Tengger ini
bertujuan untuk mengangkat dukun atau tabib di setiap desa di sekitar Gunung
Bromo. Dalam festival ini suku Tengger akan melepaskan sesajen berupa sayuran,
ayam dan bahkan uang ke kawah gunung tersebut.
Upacara Yadnya
Kasada merupakan agenda tahunan yang sudah diakui dan terdaftar dalam kalender
budaya Provinsi Jawa Timur. Sebagaimana diketahui bahwa Yadnya Kasada ini
dilatarbelakangi kisah legenda Rara Anteng yang merupakan salah satu putri
Majapahit dan suaminya, Jaka Seger, yang merupakan putra Brahmana. Rara Anteng
dan Jaka Seger yang memimpin pemukiman di kawasan Tengger sempat
mempunyai 25 anak dan tidak tega mengorbankan anaknya. Saat itu juga anak yang
ke-25 bernama Kusuma tiba-tiba lenyap masuk ke kawah Gunung Bromo,
terletak di selatan lautan pasir putih.
Pada saat itu juga
terdengar suara gaib yang diduga dari Kusuma. Ia mengatakan jika dirinya telah
dikorbankan dan semua desanya telah diselamatkan oleh Tuhan. Lalu ia
mengingatkan agar setiap bulan Kasada pada hari ke-14 saudara-saudaranya
mengadakan larung sesaji ke kawah Gunung Bromo. Karena itulah nama Tengger merupakan akronim dari
Rara Anteng dan Jaka Seger. web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
Oleh :
Nursyam B
Sudharsono SH MH.
Pengamat
|
No comments:
Post a Comment