Sunday, October 12, 2014

LINTAS SURABAYA : LEWAT ECO SCHOOL 2014, WUJUDKAN SURABAYA KOTA KONSERVASI AIR

Kata Walikota Surabaya, kalau anak-anak kita ajak beraktivitas positif untuk peduli lingkungan, mereka tidak akan tertarik melakukan hal-hal yang tidak perlu
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya mengajak siswa-siswi di Kota Pahlawan untuk memiliki kepedulian pada penyelamatan lingkungan. Salah satu upaya untuk menyadarkan anak sekolahan di Surabaya perihal pentingnya penyelamatan lingkungan, diwujudkan melalui pembentukan sekolah- sekolah yang berbasis Eco School.
Sejak Surabaya Eco School dilaunching pada 2013, sudah banyak sekolah di Surabaya mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTS) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) yang berstatus Eco School.
Kini, di tahun 2014, Pemkot Surabaya bersama Tunas Hijau dan juga PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), kembali melaunching Surabaya Eco School 2014 dengan tema “Surabaya Sebagai Kota Konservasi Air”. Launching yang dihadiri beberapa kepala dinas terkait, kepala sekolah, guru dan siswa-siswi ini digelar di SMK Negeri 6 Surabaya, Selasa (26/8).
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, dalam sambutannya menjelaskan tentang alasan mengapa semua pihak harus peduli pada lingkungan. Walikota mencontohkan kondisi Surabaya yang sekarang relatif bebas dari banjir dibanding tahun-tahun sebelumnya meski pembangunan di Surabaya terus digalakkan.
“Kenapa itu bisa terjadi ? Karena kita pandai mengelola lingkungan. Itulah pentingnya kita adakan Eco School agar anak-anakku semua memiliki kepedulian untuk ikut menjaga lingkungan. Kita harus memberikan contoh dengan memulai dari diri sendiri sebelum mengajak orang lain,” ujar walikota.
Walikota Risma yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Ikhsan, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Chalid Buchari, Kepala Badan Lingkungan Hidup, Musdiq Ali Suhudi, serta Kepala Dinas Pertanian, Djoestamadji, mengatakan bahwa konservasi air lebih susah dibandingkan memperbaiki kualitas udara. Ini karena dalam koservasi air, mencakup banyak hal seperti penanaman pohon hingga pengelolaan sampah.
“Ini memang lebih sulit. Tetapi, kalau sudah jadi budaya, akan terlihat mudah. Ini adalah tugas yang mulia, karena itu kita ajak anak-anak kita untuk ikut aktif dalam kegiatan ini,” sambung walikota.
Mantan Kepala DKP Surabaya ini menambahkan, pihak sekolah yang ikut program Surabaya Eco School 2014, hendaknya bukan didasari karena sungkan pada walikota atau khawatir ditegur kepala dinas pendidikan. Namun, partisipasi itu harus didasari karena kesadaran untuk ikut menyelamatkan lingkungan. “Sebab, kalau kita mendalami, ini maknanya sangat luar biasa. Kegiatan ini juga bisa sebagai character building. Kalau anak-anak kita ajak beraktivitas positif untuk peduli lingkungan, mereka tidak akan tertarik melakukan hal-hal yang tidak perlu,” sambung dia.
Sementara Senior Manager Humas PT PJB, Budi Setiawan, mengatakan, pihaknya mendukung penuh program Surabaya Eco School 2014. Menurutnya, di masa mendatang, bukan tidak mungkin, antar negara akan saling berebut air bersih. “Karena itu, air perlu kita lestarikan. Dan kami mengapresiasi program ini yang mulai memberdayakan anak-anak untuk peduli lingkungan,” ujar Budi.
            Dalam kesempatan tersebut, PT PJB juga memberikan bantuan untuk program Surabaya Eco School 2014 berupa 500 pohon, 250 set bor pipa untuk lubang biopori serta water treatment. (Rilis) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment