Thursday, October 2, 2014

INFO JATIM : KITA HARUS MENCINTAI PRODUK-PRODUK INDONESIA

Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo, menyalami para pejuang kemerdekaan
DALAM sambutan peringatan HUT RI ke-69 tahun 2014 di Gedung Grahadi pada Minggu (17/8), Gubernur Jawa Timur (Jatim), Dr H Soekarwo, mengatakan, para pejuang memang luar biasa, saat itu yang diperlukan dalam pertempuran bukan senjata yang sangat mutakhir namun bambu runcing. “Seandainya di Timur Tengah ada bambu runcing pasti menang, tapi sayang di sana tidak ada bambu,” ujar Pakde Karwo tersenyum.
Pakde mengajak yang hadir dalam acara silaturahmi itu memanjatkan syukur pada Allah SWT. Saksi hidup hadir dalam resepsi kemerdekaan bangsa Indonesia yang sudah dinikmati selama 69 tahun. Mereka memberikan tontonan yang harus menjadi tuntunan.
Pakde menegaskan, perang kemerdekaan di dalamnya terdapat jihad para kyai dan santri untuk mempertahankan kemerdekaan. Oleh karenanya kemerdekaan ini harus terus dipertahankan. Apalagi, Surabaya sejak 10 Nopember 1945 dikenal sebagai Kota Pahlawan karena kebersamaan para tentara, masyarakat dan para ulama untuk memperjuangkan tanah air.
Selain itu Pakde memberikan ucapan selamat kepada para pejuang yang menerima Bintang Grilya dari Presiden RI.
Dalam peringatan kemerdekaan tahun 2014, masyarakat Jatim wajib mensyukuri nikmat Allah SWT. Yang pertama, tahun-tahun terakhir ini diberi nikmat perdamaian. Sementara dapat dilihat negara-negara lain rusuh, namun Indonesia khususnya Jatim aman dan nyaman. Kedua, pelaksanaan Pileg dan Pilpres juga berlangsung aman.
“Saya kira hal ini selain ikhtiar kita, Allah memberikan hidayah kepada kita sekalian. Maka tidak ada gunanya eker-ekeran (bahasa Jawa, artinya bertengkar), yang penting berkumpul kembali membangun Indonesia dan membangun Jawa Timur,” kata Pakde.
Ketiga, lanjutnya, para pejuang, pendiri republik ini sudah merumuskan dengan jelas pandangan hidup ideologi Indonesia adalah Pancasila. Ideologi Pancasila merangkul semuanya dan penuh toleransi. Hal ini merupakan kerja keras dari para pejuang. Sebagai lanjutannya, generasi peneruslah sebagai penerus dan pengaman ideologi Pancasila. Sikap gotong royong harus terus digalakkan.
Kemerdekaan Repubik Indonesia yang sudah dinikmati selama 69 tahun tidak lepas dari jasa para pahlwawan yang telah berjuang dan berkorban demi mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Untuk itu, seusai menerima ucapan selamat HUT ke-69 Proklamasi Kemerdekaan RI dari para kepala perwakilan negara-negara sahabat di Surabaya, yang diwakili Konsul Jepang, Noboru Nomura, Gubernur Jatim bersilaturrahmi dengan para kepala perwakilan negara sahabat, perintis kemerdekaan, purnawirawan, veteran, wredhatama dan warakawuri, di Gedung Negara Grahadi.
Dalam rangkaian acara itu Gubernur menyerahkan Tanda Kehormatan Bintang Gerilya dari Presiden RI kepada tiga orang pejuang sebagai penghargaan karena telah berjuang mempertahankan kedaulatan NKRI dari agresi negara asing dengan cara bergerilya. Tiga orang pejuang yang mendapat penghargaan itu adalah Prajurit (Purn) Moestadjab (ex anggota PS Srijono Batalyon Drajot/Mayangkara Surabaya), Pratu (Purn) Misri (tenaga kesehatan sekaligus telik sandi Bataliyon 41 Soenaryadi Divisi Jatim), dan Asiyah (BPRI/Anggota Dewan Harian 45 Ranting Tambaksari, Surabaya).
Di sisi lain, Pakde Karwo menghimbau, saat ini telah masuk musim kemarau, yang punya truk kosong bisa membantu berbagi air bersih ke daerah yang kekurangan air. Kegiatan sosial seperti ini tidak akan memiskinkan tapi justru kekayaannya akan berlimpah. Dan bagi siapa saja yang membantu masyarakat kecil, akan menjadi lebih terhormat. Perang kemerdekaan yang baru adalah mengisi yang masih kosong, sebagai contoh membantu yang masih miskin. Hal tersebut merupakan aplikasi perang kemerdekaan yang sekarang harus dilakukan agar pembangunan lebih merata.
“Pancasila itu ideologi kita, dalam keseharian harus menjadi pegangan kita. Working ideologi seperti itu yang harus dikembangkan/diuri-uri. Saya bisa pidato juga harus bisa menjalankan. Jangan sampai jarkoni (bisa ngajari tapi gak bisa ngelakoni),” tambahnya.
Memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, menurut Pakde Karwo merupakan refleksi dan introspeksi. Artinya, perjuangan kemedekaan yang telah dilakukan para pejuang sudah sejauh mana diaplikasikan oleh generasi penerus bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa harus bisa melanjutkan cita-cita para pejuang dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 serta mempertahankan NKRI dalam kebhinekaan.
Di akhir sambutan Pakde mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk mencintai produk dalam negeri. “Kita harus mencintai produk-produk Indonesia, karena ini penting dalam rangka menghadapi AFTA 2015. Tentu, kualitas produk dalam negeri harus ditingkatkan, standarisasi harus lebih bagus daripada sekarang. Motto cintailah produk-produk Indonesia dirasa sangat penting untuk lebih mencintai produk dalam negeri sendiri.
Dalam kesempatan itu, Gubernur menyerahkan tali asih pada 114 perintis kemerdakaan dan janda perintis dari 11 kabupaten/kota di Jatim. Selain itu Pakde didampingi Wagub menyerahkan piagam penghargaan dan trophy pada para pemenang lomba. Antara lain sertifikat lulus akreditasi rumah sakit paripurna pada RSUD Dr Soetomo Surabaya. Trophy juga diberikan pada pemenang lomba desa/kelurahan, evaluasi unit pengelola keuangan dan usaha berhasil.
Sebagai puncak peringatan HUT RI ke-69, Pakde Karwo memotong tumpeng. Pemotongan tumpeng dibarengi dengan pemberian nasi tumpeng pada pejuang gerilya yang mendapat Tanda Kehormatan Bintang Gerilya dari Presiden RI, Prajurit (Purn) Moestadjab (ex Anggota PS Srijono Batalyon Drajot/Mayangkara Surabaya). “Saya bangga telah dihargai oleh pemerintah,” ujar Moestadjab.
Kakek kelahiran Gresik, 7 Agustus 1930, itu menceritakan, ia tidak pernah menerima tunjangan uang pensiun hingga sekarang. Pasca mendapat anugerah Bintang Gerilya dari Presiden RI ini dia akan mendapat tunjangan pensiun. Ia menambahkan, dirinya bangga lulus mengabdi pada negara tanpa pamrih. Waktu perang dulu, teman-teman seperjuangannya tidak pernah memikirkan apa pun. “Lillahi ta’’ala berjuang dan berjuang, dengan loyalitas tinggi melawan pasukan NICA Belanda,” ujarnya berapi-api.
“Saya betul-betul bersyukur diakui Presiden RI karena berhasil menunjukkan bukti-bukti sebagai pejuang tanpa pamrih di Bojonegoro,” ucapnya.
Waktu itu, lanjutnya, kontradiktif ketika bangsa sendiri tidak mau memihak tanah airnya malah ada yang menjadi mata-mata dan antek penjajah Belanda. “Mudah-mudahan generasi muda sekarang betul-betul setia pada Pancasila karena sekarang sudah benar-benar merdeka. Keikhlasan untuk membangun, jangan sampai ada korupsi-korupsi lagi, saya paling tidak senang,” ujar lelaki yang sekarang berdomisili di Jalan Karangrejo Sawah No.35 Surabaya ini.

Hadir dalam acara itu Wakil Gubernur Jatim beserta istri, Ibu Hj Fatma Saifullah Yusuf, Ketua DPRD Provinsi Jatim beserta istri, Ibu Elok Imam Sunardhi, Sekda Provinsi Jatim beserta istri, Ibu Yuliati Chaerani Akhmad Sukardi, Forpimda Provinsi Jatim beserta istri, mantan Gubernur dan mantan Wakil Gubernur Jatim, Konsulat Jenderal perwakilan negara-negara sahabat, Asisten I, II, III, dan IV Sekda Provinsi Jatim beserta istri, Kepala SKPD , Kepala Biro di lingkungan Setda Provinsi Jatim, Dirut RSU Dr Sutomo, RSJ Menur dan RS Haji Surabaya, serta undangan lainnya. (F.835) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment