Friday, July 1, 2016

DELTA RAYA

Banjir Dan Korupsi Di PDAM
Warnai Pemerintahan Baru Abah Saiful – Cak Nur

Bupati Sidoarjo, H Saiful Ilah SH MHum,
dan Wakil Bupati Sidoarjo, H Nur Achmad Syaifuddin
SEPEKAN setelah dilantik, ada dua peristiwa menarik yang mewarnai pemerintahan baru H Saiful Ilah SH MHum dan H Nur Achmad Syaifuddin. Pertama, sehari setelah pelantikan 17 Pebruari 2016, genangan air di sepanjang jalur Tanggulangin – Porong  teratasi. Aktivitas lalu lintas yang sempat terganggu selama sepekan kembali normal. Begitu pula jalur kereta api juga kembali bisa dilewati. Kedua, Kantor PDAM Delta Sidoarjo digeledah dan 5 ruangan disegel Kejaksaan Negeri Sidoarjo.   
Warning Bupati Sidoarjo, H Saiful Ilah SH MHum, kepada seluruh SKPD untuk meningkatkan budaya kerja, kerja dan kerja, telah direspon positif. Di awal masa pemerintahannya – minggu ketiga Pebruari 2016 – adalah mengelola dan mengendalikan masalah air. Dalam jangka menengah dan panjang, persoalan air patut memperoleh perhatian serius. Mengapa ? Wilayah ini setiap tahun – terutama di musim penghujan – memiliki potensi terjadinya genangan air dan banjir. Seperti diungkapkan Abah Ipul, banjir di wilayah ini sejatinya tidak hanya karena hujan dan air kiriman. Air laut pasang bisa jadi ‘ancaman’ yang tak mudah dibendung. Seperti yang terjadi di Sungai Ketapang Tanggulangin; meski sudah dipompa masih butuh waktu untuk surut total.  
Untuk menangani banjir, memang bukan persoalan sederhana. Selain beberapa penyebab tersebut di atas, kondisi sungai dan masyarakat juga turut menentukan. Faktor kedangkalan sungai, adanya timbunan sampah di sepanjang alur sungai dan rendahnya kepedulian warga sekitar sungai, tidak bisa diabaikan begitu saja.
Saat ini, Sidoarjo tidak hanya digoda oleh potensi genangan air dan banjir. Wilayah ini masih membutuhkan stok air bersih; termasuk guna pemenuhan kebutuhan air minum seiring berkembangnya bisnis hunian. Selama ini, kebutuhan air bersih dan air minum menjadi ladang bisnis ‘pelaku bisnis’ luar daerah, Pasuruan, khususnya di perumahan-perumahan kelas menengah.
Sidoarjo tentu perlu berinovasi guna mencermati potensi genangan air, luberan air hujan dan air laut saat pasang agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Percepatan dan penguatan inovasi untuk kemanfaatan publik, tentu perlu aktivitas sinergis. Di bawah komando Abah Saiful dan Cak Nur,  ada beberapa hal yang telah dipersiapkan. Salah satunya adalah tekad menciptakan pemerintahan yang katalistik dan dinamis melalui penguatan good governance. Dalam mewujudkan hal ini, dukungan kelembagaan yang efektif dan kinerja aparatur yang kompeten, transparan dan akuntabel sangat dibutuhkan. Ini titik sentral bagi terlaksananya aktivitas pembangunan yang dapat diharapkan bisa memberi kemanfaatan bagi rakyat.
Di sela-sela giat inovasi, di lingkungan PDAM ada dugaan terjadinya korupsi saat pelaksanaan proyek sambungan rumah (SR) tahun 2015 untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kini kejaksaan sudah melakukan ‘penyegelan’ ruang kerja empat direktur dan ruang kabag umum.  Dalam penggeledahan terkait kasus dugaan korupsi pengadaan pipanisasi Sambungan Rumah (SR) senilai Rp 8,9 miliar itu, Tim Penyidik Kejari sudah dilengkapi surat penetapan dari Pengadilan Negeri Sidoarjo.

“Kita juga ada surat penetapan dari Pengadilan Negeri Sidoarjo. Kejari saat ini masih mendalami peran masing-masing mulai ULP, PPK, Direktur Utama (Dirut), para direktur maupun para rekanan yang membuat penawaran dan pemenang lelang pipanisasi tersebut,” jelas Kepala Kejari Sidoarjo, M Sunarto SH, Senin (22/2). (Solik) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment