Friday, July 15, 2016

LAPORAN KHUSUS BALANGAN

MEMBANGUN KEDAULATAN PANGAN
MELALUI KOMODITAS NON-PRIORITAS

KABUPATEN Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, semakin serius membangun kedaulatan pangan, baik di tingkat daerah maupun sebagai partisipasi pada tingkat nasional. Apalagi, sektor pertanian merupakan sektor yang diproyeksikan sebagai sektor andalan di masa depan ketika sektor pertambangan tidak lagi produktif.
Pertanian yang dimaksud adalah dalam arti luas, yaitu pada prinsipnya mencakup sektor budi daya tanaman dan hewan peliharaan, serta ekstraksi sumber daya alam yang terbarukan. Dalam hal ini bidang-bidang yang termasuk adalah pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Berbicara mengenai kedaulatan pangan, pikiran kita selalu terarahkan kepada hal-hal yang terkait dengan pertanian. Selanjutnya, kata ‘pertanian’ itu sendiri membawa kita kepada gambaran tentang pedesaan.
Percepatan pembangunan pertanian dan kawasan pedesaan memerlukan komitmen yang teguh dan tanggung jawab moral yang kuat dari seluruh pihak, baik pemerintah beserta segenap aparaturnya, masyarakat maupun swasta agar pembangunan dapat bergerak lancar, terpadu, efisien, efektif dan sinkron (selaras) dengan sektor-sektor lainnya.


Karenanya, Kabupaten Balangan membangun kedaulatan pangan melalui beberapa komoditas yang terus ditingkatkan, di antaranya padi/beras, jagung, kedelai dan daging. Tiga macam komoditas pertama telah dicanangkan secara nasional, dan Balangan telah aktif dan berhasil mencapai target angka produksi yang diberikan oleh pemerintah pusat. Sedangkan untuk komoditas daging lebih banyak porsinya adalah inisiatif daerah.
Membangun Sentra Peternakan
Balangan adalah pemain baru dalam dunia pemasok daging sapi. Namun, keseriusan dalam bidang ini tidak main-main. Selain mendatangkan indukan sapi unggul dari luar daerah (Nusa Tenggara Barat), pemerintah setempat juga mengembangkan sentra pembibitan, kawasan pakan ternak dan area-area pendukung peternakan.
Sentra Kawasan Pembibitan Peternakan adalah merupakan pembangunan peternakan sebagai industri biologis yang mencangkup 4 (empat) komponen yaitu :
- Peternak sebagai Subyek harus ditingkatkan keterampilan dan kesejahtraannya.
-Ternak sebagai Obyek harus dibudidayakan dan ditingkatkan produktivitasnya.
-Lahan dan Lingkungan sebagai Basis Ekologi Budidaya harus dilestarikan dan                          dimanfaatkan secara berkelanjutan.
-Teknologi sebagai Alat perlu ditingkatkan dan dikembangkan.
Sentra Kawasan Pembibitan Peternakan merupakan kawasan yang dicanangkan untuk memproduksi bibit-bibit ternak crossing untuk dikembangkan dan disalurkan kepada masyarakat peternak di Kabupaten Balangan, dengan tujuan dapat memperbaiki ekonomi masyarakat.
Salah satunya, yang merupakan salah satu kegiatan Seksi Penyebaran dan Pengembangan Peternakan di bawah Bidang Peternakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Peternakan dan Perikanan (PTPHPP) Kabupaten Balangan adalah sentra kawasan pembibitan induk sapi unggul, berlokasi di Desa Harapan Baru, Kecamatan Paringin Selatan. Berawal dari populasinya sebanyak 27 ekor induk sapi Simental (didanai oleh APBD Kabupaten Balangan) dan 18 ekor betina (bantuan dari APBD Provinsi Kalsel) pada tahun 2012, sekarang sentra tersebut telah mengembangkannya sehingga populasi ternaknya menjadi 31 ekor induk, 1 ekor pejantan, 20 ekor anak sapi jantan dan 26 ekor anak sapi betina.
Tenaga dokter hewan melakukan kontrol setiap hari untuk memastikan kesehatan hewan ternak terpelihara dengan baik. Salah satu program pemeliharaan kesehatan ternak yang dilaksanakan adalah pemberian obat cacing setiap 3 bulan sekali, kecuali pada ternak yang sedang bunting. Petugas juga secara rutin melakukan penimbangan berat badan ternak untuk mengetahui pertumbuhan sapi, terutama pedet (anak sapi) yang baru disapih. Selain itu, dilakukan pula pemberian vitamin A, D, E dan K untuk menjaga kesuburuan reproduksi ternak sapi.
Pengembangbiakan ternak dilakukan dengan kawin alami dan inseminasi buatan. Pengawasan birahi dilakukan dengan tepat oleh petugas yang kompeten. Bila sapi yang birahi berada satu kandang dengan pejantan biasanya langsung terjadi kawin alami. Jika tidak, maka dilakukan inseminasi buatan. Namun, pada prakteknya, angka kebuntingan yang dihasilkan dari kawin alami sangat sedikit dibandingkan dengan hasil dari inseminasi buatan. Oleh sebab itu, dilakukanlah sinkronisasi birahi dan inseminasi buatan secara bersamaan.
Peremajaan Rumput Unggul Ternak Sapi
Untuk mengimbangi jumlah ternak yang terus bertambah, dibutuhkan rumput berkualitas baik sebagai asupan pakan yang mampu menunjang produksi. Dinas PTPHPP Balangan melalui Bidang Peternakan melakukan  pengembangan dan menerapkan teknologi budidaya rumput unggul khusus untuk menyediakan pakan ternak di daerahnya. Saat ini, luasannya sudah mencapai 318 hektar.
Kepala  Dinas PTPHPP Kabupaten Balangan, Tuhalus, mengatakan, ketersediaan rumput jenis unggul ini dijaga sepanjang tahun dan telah dilakukan penanaman kembali bibitnya untuk menambah pasokan pakan sapi. "Kita juga melakukan peremajaan untuk rumput unggul yang dirasa sudah tua dan mengalami sedikit kerusakan pada tanaman, seperti daunnya yang sudah keras dan batang tanamannya yang tumbuh rendah," katanya.
Disampaikannya, selain dari 318 hektar kawasan khusus pakan ternak yang telah dikelola, Balangan memiliki potensi padang rumput hingga 33 ribu hektar. Jika lahan potensial tersebut ditanami rumput unggul semua, maka pasokan rumput unggul Balangan akan sanggup memenuhi kebutuhan pakan untuk 45.000 ekor sapi sepanjang tahun.
Akan tetapi, untuk pengembangannya memerlukan waktu, biaya dan penerapan teknologi sehingga tidak bisa dilakukan dengan serta-merta. ”Dari luasan 318 hektar lahan rumput unggul tersebut 12 hektar di antaranya milik Dinas PTPHPP, dan sisanya milik masyarakat,” urai Tuhalus.
Sejauh ini, lahan rumput unggul milik Dinas PTPHPP Balangan dikelola oleh dinas dan peruntukannya adalah untuk memasok pakan bagi ternak milik daerah, serta sebagai percontohan kepada masyarakat. Sedangkan lahan milik masyarakat dikelola oleh masing-masing peternak hasil dengan pembinaan dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL). Pembinaan yang dilakukan meliputi teknik dan tata cara penanaman, pemeliharaan hingga pemotongan/pemanenan rumput unggul.
Peternak yang memiliki lahan potensial untuk pengembangan rumput unggul diberikan pengetahuan dan pembinaan serta bibit agar dalam pengelolaan rumput mempunyai mutu dan harga jual yang sesuai di pasaran. Sehingga, kepemilikian dan pengelolaan itu bukan hanya untuk memasok pakan bagi ternaknya sendiri, namun juga dapat menjadi sumber penghasilan tambahan. Budidaya rumput unggul bisa menjadi usaha tersendiri yang menghasilkan pendapatan tambahan bagi warga.
Menuju Produsen Sayur-Mayur

"Tahun ini bidang holtikultura akan kami genjot
Di awal 2016, Balangan menunjukkan hasil kerja kerasnya meretas “karir baru” sebagai penghasil sayur-mayur. Kerja keras, karena harus berhadapan dengan prioritas nasional yang mengarah pada komoditas lain yaitu padi, jagung dan kedelai. Sedangkan salah satu motivasinya adalah fakta bahwa kebutuhan sayur-mayur di Kalimantan Selatan, termasuk Balangan, banyak yang masih harus dipasok dari Jawa.
Kelompok tani “Kabang Bersemi” di Kelurahan Paringin Timur, Kecamatan Paringin, berani menjadi pelopor. Mereka bekerja keras mengelola kurang lebih 7.000 meter persegi lahan yang semula menganggur di kawasan Paringin Timur.
Menurut ketua kelompok tani itu, Said Abdillah yang akrab dipanggil Habib, mengubah lahan menganggur menjadi lahan penghasil sayur-mayur dan buah-buahan harus dengan kerja keras dan keyakinan yang kuat. Karena sebagaimana dimaklumi, kebanyakan orang beranggapan bahwa tanah Kalimantan tidak cocok untuk tanaman sayur-mayur. Modal yang mereka gelontorkan juga tidak kecil, mencapai Rp 30 juta. Namun, ujar Habib, hasil yang diperoleh dari kebun sayur dan buah itu mencapai ratusan juta rupiah.
Pada sebidang tanah yang berlokasi di atas bukit di kawasan Paringin Timur, kelompok tani  “Kabang Bersemi” pada awalnya membudidayakan tanaman brokoli dan cabai merah. Dengan ketekunan dan pemeliharaan yang diupayakan dengan sebaik-baiknya, mereka meraih keberhasilan dengan dua macam tanaman tersebut. Keberhasilan itu menambah semangat dan memperkuat motivasi serta keyakinan untuk membudidayakan tanaman jenis lain. Maka, bertambahlah jenis sayur-sayuran yang ditanam di lokasi tersebut. Ada kol, tomat, cabai rawit, mentimun, bawang dan buah melon. Dan, berhasil !
Melihat perkembangan yang kami lakukan, akhirnya hingga sekarang membuahkan hasil, kami tak menyangka," ungkap Habib.
Panen holtikultura yang dilakukan di lahan milik Kelompok Tani "Kabang Bersemi" terasa sangat istimewa, karena panen tersebut merupakan hasil jerih-payah dan tekad kuat yang berhasil mematahkan asumsi umum terkait ketidakcocokan tanah Kalimantan untuk budidaya sayur-mayur.
Panen yang dilakukan pada Jumat (19/2) bukanlah panen perdana mereka. Namun, itu adalah panen raya perdana mereka. Bahkan, pemerintah setempat melalui Dinas PTPHPP menyatakannya sebagai panen raya hortikultura Kabupaten Balangan. Sang bupati dan wakilnya beserta sejumlah pejabat Pemkab Balangan yang membidangi pertanian dan pangan tampak menghadiri kegiatan panen raya tersebut. Bahkan Ketua DPRD dan Kapolres Balangan pun hadir juga.
Bupati Balangan, Ansharuddin, menunjukkan kegembiraannya atas prakarsa dan kemauan kuat warganya tersebut. Ia mengaku bangga atas panen raya holtikultura perdana ini karena selama menjabat sebagai wakil bupati selama dua periode terdahulu belum pernah ada panen raya seperti ini. "Dulu yang sering panen padi, jagung dan kedelai, kemudian berputar lagi itu-itu saja," ucapnya.
Bisa dikatakan, pertanian hortikultura di Balangan selama ini tidak berada di puncak prioritas dan kebanyakan digeluti oleh petani hanya untuk dikonsumsi sendiri. Atau, dengan kata lain, cukup dengan hasil seadanya. Terlepas dari program pajale (padi, jagung dan kedelai) dari pemerintah pusat dalam rangka membangun ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, Ansharuddin berniat mengembangkan sub sektor yang satu ini. "Tahun ini bidang holtikultura akan kami genjot. Ke depannya, pengembangan komoditas yang dibutuhkan masyarakat serta khas Balangan seperti waluh juga ditingkatkan tanamnya," ungkap Ansharuddin.
Harapannya, hortikultura dapat memberi andil yang signifikan dalam memperkuat ketahanan pangan maupun perekonomian daerah. Niat itu ditegaskan dengan permintaan kepada instansi-instansi terkait di jajaran pemkab agar terus intensif mendampingi para petani hortikultura, intensif melaksanakan penyuluhan dan memperbanyak demonstration plot (demplot).
Menyambung niat bupati, Kepala Dinas PTPHPP Balangan, Ir Tuhalus, menjelaskan bahwa ke depan komoditas hortikultura tak hanya dikembangkan di wilayah Kecamatan Paringin saja. Menurutnya, saat ini sudah disiapkan 10 hektar lahan yang terkonsentrasi di Kecamatan Halong untuk tanam bawang.
“Hari ini sudah kita buktikan ternyata di Balangan bisa dikembangkan komoditas tanaman hortikultura, pungkas Ansharuddin saat panen raya hortikultura tersebut. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment