PROYEK RP 137 MILIAR
DI BPJN XI DISOROTI
Ir Atyanto Busono.
|
MEMASUKI pertengahan tahun 2016 kembali Balai
Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN)
Wilayah XI bersama rekanan kontraktornya menuai sorotan tajam terkait
proyek pekerjaan jalan maupun jembatan yang ada di Propinsi Sulawesi Utara dan
Propinsi Gorontalo. Hal ini menjadi pekerjaan rumah buat Kepala BPJN XI yang
baru beberapa pekan kemarin dilantik agar ke depan BPJN XI yang berkantor di
Suwaan, Minahasa Utara, ini akan lebih baik lagi.
Pelopor
Angkatan Muda Indonesia (PAMI) beberapa waktu lalu semasa kepemimpinan Ir Sam Longdong
sempat melakukan aksi demo besar-besaran di Kantor BPJN XI. Kala itu mereka
sempat menuntut aparat hukum yang terkait seperti kejaksaan dan kepolisian
bahkan KPK untuk menelusuri berbagai dugaan penyimpangan proyek di BPJN XI. Mereka
juga berharap aparat terkait untuk dapat mengaudit kekayaan semua pejabat yang
bertugas di Kantor BPJN XI.
Kali
ini Ketua Umum PAMI, Rommy Rumengan, menyoroti berbagai dugaan penyimpangan
proyek yang dilaksanakan pada tahun 2015. Antara lain proyek yang dikomandani
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 06 Martinus P Bandaso SST, yakni Pemeliharaan
Berkala Jalan Airmadidi Bts Kota Tondano (APBN-P). Kontraktornya PT Sintra
Jaya. PPK 07 Ir CSM Dumingan MT yaitu Pelebaran Jalan Worotican-Poopo (APBN-P).
Rekanannya PT Maesa Jaya. PPK 09 Decky J Umboh ST pekerjaan Pelebaran Jalan
Girian-Kema-Rumbia. Kontraktornya PT Marga Dwitaguna. Dan, Pelebaran Jalan
Rumbia-Buyat, kontraktornya PT Nikita Raya.
Sedangkan
pelaksanaan pekerjaan di Propinsi Gorontalo yang disoroti masing-masing PPK
Gorontalo, Ir Hadirian Parulian, paket Penggantian Jembatan di ruas
Marisa-Lemito-Molosipat. Rekanannya PT Wira Karsa Kontruksi. Kemudian PPK
Gorontalo, Abd Gani Hala ST MT, dengan paket Pelebaran Jalan Paguyaman-Tabulo. Kontraktornya
PT Jaya Karya Permai Utama.
Rommy Rumengan.
|
Diduga
kuat proyek-proyek itu tidak beres alias amburadul karena dikerjakan dengan
terburu-buru sehingga kualitas pekerjaannya sangatlah diragukan. Apalagi
dengar-dengar PPK-nya lemah dalam pengawasan di setiap fase pekerjaan.
“Saya
ragu dengan kualitas pekerjaan pada sejumlah paket proyek di tahun 2015 kemarin.
Ini merupakan pekerjaan rumah buat Kepala Balai yang baru agar lebih serius memonitoring
kinerja anak buahnya di lapangan. Total proyeknya ratusan miliar rupiah, ini
duit rakyat dan jumlahnya bukan sedikit,” tegas Rumengan kepada Roy dari FAKTA via telepon genggamnya.
Bukan
hal yang baru instansi ini kena sorotan dari berbagai pihak. Isu beredar kalau
pergantian Kepala Balai beberapa pekan lalu antara lain akibat merosotnya
serapan pada pekerjaan di tahun 2015. Bukan itu saja, instansi pemerintah yang
komandonya ada di Kementerian PUPR ini banyak menuai kritikan tajam akibat
lemahnya komunikasi Kepala Balai dengan berbagai pihak. Ada juga bisik-bisik sumber
terpercaya di kalangan BPJN bahwa telah terjadi pelanggaran berat dengan
dipecatnya panitia lelang oleh Menteri melalui Dirjen Bina Marga dan memiliki
sanksi yang cukup berat. “Dengan dipecatnya panitia lelang ini merupakan
pukulan telak dan memalukan nama baik BPJN,” bisik sumber.
Hingga
berita ini dikirim ke redaksi, FAKTA belum berhasil mengkonfirmasikannya pada
sejumlah PPK dan kepada Kepala Balai yang baru, Ir Atyanto Busono. Semoga saja ke
depan instansi yang melakukan pengelolaan keuangan APBN hingga triliunan rupiah
ini dapat dikontrol oleh semua pihak sehingga dapat semaksimal mungkin
melakukan pengawasan dari berbagai aspek agar nantinya menjadi semakin baik
lagi. Apalagi dengan adanya pergantian kepemimpinan BPJN yang baru. (F.754) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment