BUPATI TABANAN NAPAK
TILASI MAJAPAHIT
“Kita adalah satu keluarga yang saling
dukung,” ucap Bupati MKP.
|
BUPATI Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa, bersama
dengan Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, berbagi kekaguman dan keagungan
histori panjang kerajaan Majapahit dalam acara Pemelaspasan Pura Sasana Bina
Yoga, di Desa Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari, Minggu sore (19/6).
Hadir pula dalam upacara
Pemelaspasan ini Ketua DPRD Provinsi Bali, Nyoman Adi Wiryatama, Kapolresta
Mojokerto yang juga berdarah Bali, Nyoman Budiarja, dan SKPD.
Pemelaspasan sendiri adalah upacara
untuk mensucikan sesuatu, baik berupa benda ataupun bangunan baru. Ni Putu Eka
Wiryastuti dalam sambutannya bertutur jika ia sangat bangga dengan akar
leluhurnya yakni Majapahit. “Dulu belum terpikir untuk ‘membawa’ Bali ke mari,
namun hari ini leluhur dan rasa concern
terhadap sejarah telah mempersatukan kita kembali. Bupati Mojokerto yang sudah
seperti abang kami sendiri, Bapak Mustofa Kamal Pasa, kami ucapkan terima kasih
atas kebersamaan dan silaturahmi yang indah ini,” tutur Ni Putu.
Senada dengan Ni Putu Eka
Wiryastuti, Bupati Mustofa Kamal Pasa (MKP) yang dikenal getol melestarikan
akar budaya Majapahit ini turut mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya. Ia
merasakan seperti keluarga yang telah lama pergi, kini telah kembali ke kampung
halaman.
“Ketika mendengar sambutan Mbak Eka
(sapaan akrabnya untuk Bupati Tabanan) tentang Majapahit, seperti ada getaran
tidak terdeskripsi. Terasa layaknya saudara saya yang telah meninggalkan rumah
ini sekitar 500 tahun lalu, kini pulang kembali. 75% penduduk Bali memang
merupakan keturunan dari Majapahit, jadi di sinilah petilasan leluhur
masyarakat Bali. Jangan sampai ada gesekan antara elemennya, karena kita adalah
satu keluarga yang saling dukung,” ucap Bupati MKP.
Sekjen PDIP, Hasto Kristianto, pun
mengatakan kesan yang sama dalam sambutan singkatnya. Lebih kepada semangat
Kebhinekaan, Hasto Kristianto mengajak semua masyarakat Indonesia agar tidak
tercerai-berai karena perbedaan.
“Bung Karno pernah mengajarkan
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Tuhan, yang kemudian terpatri
dalam Pancasila. Majapahit adalah peradaban besar yang pernah ada di negeri
ini. Maha Patih Gajah Mada sebagai sosok besar dalam Majapahit mengajarkan kita
lewat Sumpah Palapa, untuk terus bersatu dan rukun. Indonesia adalah negara
berkepribadian budaya, banyaknya perbedaan budaya dan kultur tidak boleh lantas
begitu saja mengkotak-kotakkan kita,” ujar Hasto Kristianto.
Relasi yang baik antara Pemerintah
Kabupaten Mojokerto dengan tokoh-tokoh masyarakat dari Bali, sebenarnya telah
terjalin cukup lama pada tahun-tahun sebelumnya saat periode pertama ia
menjabat bupati. Bahkan inisiatif para tokoh masyarakat dan pejabat Pemprov
Bali, atas proyek pembangunan candi pemujaan leluhur mereka di bumi Majapahit, diapresiasi
dengan sangat baik oleh suami Ikfina Kamal Pasa tersebut.
Ia mencurahkan kepedulian terhadap
akar sejarah lewat proyek pembangunan Rumah Majapahit di beberapa desa di
Kecamatan Trowulan, yakni di Desa Bejijong, Sentonorejo dan Jatipasar. Pendopo
Agung Trowulan beserta situs-situsnya memang kerap menjadi destinasi wisata religi
warga Bali yang ingin berziarah ke makam leluhur mereka. (anang/hms) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment