Bupati Sukoharjo
Mendapat Penghargaan Smart Village Dari PT Telkom
Untuk mewujudkan desa internet tersebut anggaran
yang dibutuhkan sebesar Rp 2 miliar.
|
BUPATI Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, dan Pemkab
Sukoharjo mendapat penghargaan Smart Village dari PT Telkom Tbk. Penghargaan
tersebut diberikan atas program internet masuk desa yang sudah dirintis sejak
2014. Penghargaan diserahkan oleh Direktur Enterprises dan Business Service PT
Telkom Indonesia, Muhammad Waludin, di ruang kerja bupati.
Muhamad
Awaludin mengatakan, penghargaan ini diberikan karena bupati dan Pemkab
Sukoharjo karena dinilai berhasil melakukan pengembangan infrastruktur smart
village atau digitalisasi desa. ”Kami sudah berkeliling di seluruh Indonesia
dan jarang sekali menemui contoh daerah seperti Sukoharjo. Jika daerah lain
baru memulai, Kabupaten Sukoharjo justru sudah melakukannya sejak tahun 2014
lalu,” kata Awaludin.
Di
Sukoharjo ada 150 desa dan 17 kelurahan yang sudah tersambung dengan internet.
Atas terobosan tersebut, kata dia, PT Telkom memberikan apresiasi terkait
implementasi digitalisasi. Dikatakan, ada tiga faktor yang menentukan
keberhasilan program infrastruktur smart villlage. Ada digital leadership yang
bersifat top down, di mana komitmen pimpinan dalam hal ini bupati yang
memilikinya. ”Berikutnya adalah digital initiative dan digital environment. Dengan
jumlah 167 desa/kelurahan, tidak akan mudah tanpa inisiatif konkret yang
direalisasikan di Sukoharjo,” imbuhnya.
Di
samping itu, diperlukan sebuah kerja sama dan keterpaduan antara pimpinan
dengan karyawan di bawah serta pengguna.
Menanggapi
hal tersebut, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, mengatakan, program tersebut
berawal dari keinginan agar rakyat di pedesaan tidak ketinggalan dengan
teknologi, khususnya internet.
Karena
itulah pada 2014 mulai digagas untuk membangun sebuah jaringan internet di seluruh
desa dan kelurahan. Saat ini sudah semua desa dan kelurahan memiliki jaringan
internet yang bisa diakses seluruh masyarakat. ”Selain agar desa tidak
ketinggalan, dengan keberadaan internet itu pemerintah desa dan kabupaten juga
terintegrasi. Sehingga komunikasi akan lebih mudah, karena era saat ini adalah
era digital dan internet,” ujar Wardoyo.
Menurut
bupati, untuk mewujudkan desa internet tersebut anggaran yang dibutuhkan
sebesar Rp 2 miliar yang berasal dari APBD II. Diharapkan, dengan keberadaan sarana
internet tersebut bisa lebih menunjang kinerja desa dan menjadikan rakyat tidak
buta teknologi. ”Warga juga bebas menggunakan internet karena sudah dipasangi
hotspot di setiap kecamatan dan desa”. (Ist) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment