Monday, May 16, 2016

MAKASSAR RAYA

2015, Tiap Hari Ada Korban Begal

KASUS pencurian dengan kekerasan (curas) atau dikenal dengan aksi begal meningkat selama tahun 2015 di Kota Makassar. Dari data Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar, hingga Desember 2015 tercatat 422 laporan kasus begal yang ditangani. Tahun 2015 mengalami peningkatan sebanyak 188 kasus dari tahun sebelumnya. Di mana pada tahun 2014 berjumlah 254 kasus. Dari jumlah keseluruhan itu Polrestabes Makassar menyelesaikan sebanyak 194 kasus.
Kasus yang diselesaikan oleh pihak kepolisian itu kemudian dilimpahkan ke kejaksaan. “Kasus pencurian dengan kekerasan (curas) atau begal mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yakni 254 kasus,” ujar Kasubag Humas Polrestabes Makassar, Kompol Andi Husnaeni. Sedangkan kasus di tahun 2015 ada 442 kasus. “Tetapi jumlah penyelesaian kasus juga meningkat dari tahun sebelumnya, di mana tahun 2015 ini sebanyak 194 kasus telah kita selesaikan hingga masuk kejaksaan”.
Data dari bulan Januari hingga September 2015 menunjukkan jumlah kasus sebanyak 361, ditambah data tiga bulan terakhir 81 kasus. Hal ini mengisyaratkan bahwa teror begal terjadi satu hingga dua kasus per harinya.
Menyikapi peningkatan kasus begal yang terjadi selama tahun 2015 di Makassar, Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Pudji Hartanto, memerintahkan tembak di tempat bagi pelaku begal. Pernyataan kapolda itu disampaikan langsung oleh Kabid Humas Polda Sulselbar, Kombes Pol Frans Barung Mangera. “Berdasarkan instruksi dari Bapak Kapolda, pelaku begal sebaiknya ditembak di tempat sebab telah meresahkan masyarakat. Pelaku begal saat ini juga bertindak semakin beringas hingga membuat beberapa korbannya meregang nyawa,” jelas Barung Mangera.
Wakil Walikota Makassar, Syamsu Rizal, yang akrab disapa Daeng Ical menjelaskan bahwa fenomena begal bukan lagi merupakan kenakalan remaja. Hal tersebut adalah kriminal murni, meskipun mayoritas pelakunya berusia remaja.
Ia menambahkan, munculnya fenomena begal tak terlepas dari persoalan sosial. Di Makassar tercatat saat ini kesenjangan sosial berada di rasio 0,45 persen. Sehingga hal itu mungkin menjadi pemicu terjadinya konflik serta munculnya kriminalitas.
“Pertumbuhan ekonomi kita memang meningkat berada di atas 9 persen, namun rasio kesejahteraan antara si kaya dan si miskin saat ini terhitung 0,45 persen. Menurut data dan angka tersebut sesuai dengan analisis teori, rawan muncul konflik,” jelas Daeng Ical saat dialog sosial akhir tahun Komunitas Akbar Pelangi (31/12).
Di awal tahun 2016 ini sudah ada 10 kasus begal di Kota Makassar. Kejadiannya tersebar di beberapa wilayah kecamatan. Demikian dipaparkan Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Rusdi Hartono, dalam ekspose begal di Mapolrestabes Makassar Jl Ahmad Yani (4/1).
Pelaku begal bahkan tak segan-segan melukai korbannya dengan menggunakan senjata tajam dan panah. Di antara korbannya adalah Asdar dipanah berkali-kali oleh pelaku di Jl Batua Raya.

Menanggapi hal itu Polrestabes Makassar bergerak cepat. Sehingga tiga hari pertama di awal 2016, Polrestabes Makassar telah menangkap 19 tersangka pelaku begal. Masing-masing tangkapan yakni 12 pelaku ditangkap Polsek Manggala, 3 orang ditangkap Polsek Mamajang dan 4 orang ditangkap Polsek Makassar. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment