Jamaluddin SH |
PERENCANAAN yang tidak matang
dapat mengakibatkan anggaran negara terbuang sia-sia. Dan, itu bisa terlihat
dari munculnya berbagai persoalan terhadap beberapa proyek fisik yang
direncanakan, telah beralih fungsi hingga ada yang terbengkalai.
Antara lain beralih fungsinya
gedung EXPO kerajinan Karimun yang saat ini
menjadi gedung perpustakaan, Terminal Kolong yang dialihfungsikan menjadi
tempat uji kir Dinas Perhubungan. Tempat lapak pedagang ikan Pasar Puan Maimun
Blok A yang baru dibangun, akhirnya
dirobohkan lalu dijadikan tempat usaha lainnya, pembebasan lahan untuk
pembangunan terminal jalan poros yang
dianggarkan Rp 1,8 milyar akhirnya menjadi lahan tidur.
Selain itu, terjadinya perubahaan
lokasi pembangunan gedung KCC yang
terletak di Costal Area berpindah pada titik lokasi lain dari rencana pembangunan
awal. “Merubah sebuah perencanaan dari proyek ketika sedang dikerjakan dan
merubah fungsi dari fisik bangunan yang telah menjadi aset daerah tentunya akan
berpotensi menimbulkan kerugian keuangan negara yang merupakan duit rakyat,”
ujar Retno kepada Hendri dari FAKTA.
Selain beralih fungsi, sebuah
gedung yang merupakan aset pemerintah daerah ada juga yang terbengkalai,
seperti pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) yang direncanakan dibangun di
daerah Smemal Pasir Panjang, Kecamatan Meral Barat, hingga saat ini dibiarkan
telantar.
Pembangunan RPH dengan duit rakyat
tersebut kini nyaris tertutup oleh tingginya pepohonan. Selain RPH, proyek
tempat pelelangan ikan (TPI) yang terletak di daerah Parit Rempak, Kecamatan
Meral, pun nyaris bernasib sama. Terhadap proyek pembangunan TPI yang bersumber
dari dana APBN dan APBD tersebut, pihak
kejaksaan telah melakukan tindakan hukum dengan menetapkan beberapa
orang sebagai tersangka hingga sampai ke pengadilan. “Namun, TPI Parit Rempak
tersebut hingga saat ini belum juga bisa dipergunakan,” ungkapnya.
Ketua Komisi A DPRD Karimun,
Jamalludin SH, saat ditemui FAKTA mengatakan, ia merasa kecewa dengan kinerja
para SKPD dalam mengajukan sebuah perencanaan proyek fisik. Aset-aset daerah yang
seharusnya bisa dimanfaatkan dan
memiliki nilai komersial dan diharapkan mampu menambah PAD bagi daerah,
namun akhirnya menjadi sia-sia.
Jamaludin SH juga sangat menyayangkan jika proyek-proyek fisik yang
telah menguras duit rakyat tersebut beralih fungsi dari rencana semula.
“Apalagi sampai terbengkalai,” ujarnya. (F.942) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment