Saturday, September 20, 2014

BERITA UTAMA : MUKTAMAR PKB 2014, ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN

"Warga PKB, NU dan kalangan pesantren jelas tidak sepakat atas gerakan radikal yang melakukan kekerasan atas nama Islam, jadi itu menjadi perhatian khusus kami”

PRESIDEN RI, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden RI terpilih, Joko Widodo, akan menghadiri Muktamar PKB yang diselenggarakan di Surabaya, 30 Agustus-1 September 2014.
“Rencananya, Pak SBY yang membuka, dan Pak Jokowi yang menutup sesuai protokoler,” kata Wakil Ketua DPW PKB Provinsi Jawa Timur, Mas’ud Adnan.
Sekretaris DPW PKB Provinsi Jawa Timur, Thoriqul Haq, menjelaskan, Wakil Presiden RI, Boediono, beserta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II juga akan hadir. Di antaranya, Menteri Koordinator Perekonomian, Chairul Tanjung, serta Menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsudin. Mereka akan menjadi pembicara pada sejumlah sesi dalam muktamar. Begitu pula Jokowi.
Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar,
dan Sekjen DPP PKB, Imam Nahrawi
Muktamar PKB kali ini akan diikuti sekitar 5.000 peserta dari seluruh cabang partai di Indonesia. Salah satu agenda muktamar adalah memilih ketua umum serta pengurus DPP dan Ketua Dewan Syuro PKB periode 2014-2019.
Thoriqul Haq menjelaskan, panitia muktamar telah melakukan persiapan teknis, yang meliputi tempat penginapan peserta, tempat acara, masalah akomodasi, maupun penjemputan peserta. Artis Dewi Persik rencananya juga hadir dalam muktamar yang akan berlangsung tiga hari itu. Bahkan artis seksi yang biasa disapa DP itu ditunjuk sebagai pembaca ayat-ayat suci Al-Quran. Selain DP, hadir pula raja dangdut Rhoma Irama.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendapat mandat dari para kiai dan tokoh muda pesantren agar membahas pencegahan paham radikal dalam Muktamar PKB 2014. Rekomendasi ini disambut dengan tangan terbuka oleh Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar. 
"Warga PKB, NU dan kalangan pesantren jelas tidak sepakat atas gerakan radikal yang melakukan kekerasan atas nama Islam, jadi itu menjadi perhatian khusus kami," jelas pria yang akrab disapa Cak Imin itu usai menutup Bahtsul Masail Kebangsaan dalam Perspektif Para Muda Pesantren, Sabtu malam (23/08).
Alhasil, disepakati bahwa kader PKB, NU serta kalangan pesantren bakal serius menangkal semua faham yang tidak sesuai dengan ideologi negara, dan mengancam NKRI. "Para kiai pesantren dan warga NU sudah bergerak memberikan pemahaman kepada masyarakat akan bahaya kepentingan politik yang dibungkus agama itu," terangnya.
PKB secara resmi juga menerima rekomendasi forum diskusi tokoh muda pesantren Jawa Timur agar bisa mengintervensi pemerintah supaya bersikap lebih tegas terhadap setiap jenis gerakan radikal yang mengancam NKRI. Lantaran para pengikut gerakan semacam ini menganggap dakwah harus dilakukan secara radikal, konsep negara Islam, seruan jihad, serta pembangkangan terhadap ideologi Pancasila, melanggar syariat agama Islam.
"Cara tersebut berbeda jauh dengan konsep Islam rahmatan lil 'alamin yang menjadi tema besar Muktamar PKB serta dalam naungan prinsip ahlussunah wal jamaah," tegasnya.
Agar pesannya tersampaikan, Cak Imin meminta para partisipan Muktamar PKB di Empire Palace Jalan Pasar Blauran, Surabaya, menangkap pesan tersebut. Supaya usai muktamar, pihak-pihak yang berkepentingan cepat mengaplikasikan rekomendasi untuk menangkal deradikalisasi di NKRI.
Bahtsul Masail Kebangsaan PKB tersebut dihadiri para kiai muda dari 60 pesantren di Jawa Timur. Kiai dari Ponpes Darul Ulum, Selo Tumpuk, Kabupaten Blitar, K H Muhammad Ali Romzi, mengungkapkan, majelis menginginkan Muktamar PKB 2014 juga membahas serius perkembangan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
"Organisasi ini (ISIS) bisa mengancam keutuhan NKRI. Ini menjadi poin penting dan akan kita rekomendasikan masuk dalam pembahasan Muktamar PKB, yang kemudian diharapkan bisa menjadi kebijakan partai," kata Gus Ali Romzi, panggilan akrabnya.
Prinsipnya, para kiai muda tak sepakat konsep pembentukan Daulah Islamiyah (DI) lantaran bertentangan dengan negara Pancasila yang sah secara syar'i. Hal yang terpenting, papar dia, bagaimana syariat Islam ditegakkan dalam sebuah negara. Namun, dengan tuntunan Rasulullah yang tidak mewajibkan berdirinya sebuah negara Islam.
Selain Gus Ali Romzi, hadir pula M Shodif (Gus Shodif) dari Ponpes Al Falah Malang, Gus Hazani Zubair (Ponpes Nurul Cholil Bangkalan), Gus Toif (Ponpes Al Falah, Ploso, Jombang), Gus Ahmad Athoillah (Ponpes Denanyar Jombang), Gus Aizzudin (Ponpes Tebuireng Jombang), Gus Faiz (Ponpes Nurul Jadid Probolinggo), serta sejumlah kiai muda lainnya.
Kaum Tionghoa pun menitipkan aspirasinya pada Partai Kebangkitan Bangsa agar menjadi salah satu pembahasan dalam Muktamar. "PKB sebagai motor gerak kaum Tionghoa sejak masa Gus Dur memimpin tahun 1999 tetap akan kami titipi amanat agar menyuarakan aspirasi kami di tengah keberagaman bangsa," jelas Sekjen Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI), Ardy Susanto, usai menyerahkan lembaran rekomendasi pada Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar, di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh No.9, Jakarta Pusat, Selasa (26/8).
Hubungan yang terjalin antara kaum Tionghoa dan PKB, menurut Ardy, tercipta berkat penggalan-penggalan sejarah di masa Orde Baru. Pria yang pernah menjadi caleg PKB Dapil Banten III ini yakin, kekuatan hubungan tersebut tetap terjalin dalam satu visi. "Tionghoa di Indonesia yang pluralis sangat diterima secara terbuka karena PKB mau konsisten ikut menyuarakan agar penggalan cerita tadi disatukan dan kami meminta PKB konsisten menjaga pilar keberagaman bagi seluruh lapisan," cetus Ardy.
Berkat kesetiaan PKB sebagai garda keberagaman bangsa tadi, warga Tionghoa juga berjanji loyal pada Green Party. Meskipun ada berbagai masalah yang menerpa internal maupun eksternal PKB. "Kesimpulannya, PKB selalu menerapkan ilmu dari Mahaguru Gus Dur yang tak pernah berubah. Sehingga semua lapisan masyarakat Tionghoa resmi menjadikan PKB sebagai corong politik melalui Muktamar. Dari sisi NU dan PKB, maka secara kebangsaan, Tionghoa paripurna mendukung," urai Ardy.
Sementara itu duet Muhaimain Iskandar (Cak Imin) sebagai Ketua Umum dan Imam Nahrawi sebagai Sekretaris Jendral (Sekjen) PKB tak tergoyahkan. Diprediksi, dua orang ini akan tetap memimpin PKB untuk lima tahun mendatang.
Alasannya, dua orang ini dianggap memiliki andil besar untuk membesarkan PKB dari ambang kehancuran paska konflik internal yang berkepanjangan. Ketua DPC PKB Kota Surabaya, Syamsul Arifin, mengatakan, duet Cak Imin dan Imam Nahrowi ini patut diberi kesempatan lagi untuk menahkodai partai yang didirikan oleh kiai-kiai NU untuk lima tahun ke depan. Hal itu sangat beralasan, karena banyak pihak dari luar yang tidak senang jika PKB besar sehingga berusaha memicu konflik.
"Kami mendukung penuh duet Cak Imin dan Imam Nahrawi memimpin kembali PKB lima tahun mendatang," terang Syamsul di sela-sela pembekalan anggota FPKB DPRD Jatim dan Kabupaten/Kota se-Jatim, Minggu (17/8).
Syamsul juga menyatakan, meski kedua orang ini belum resmi menyatakan maju dan bersedia diduetkan kembali, namun sebagian besar cabang-cabag di Jatim banyak yang mendukung. Ia yakin, jika banyak cabang yang menghendaki untuk memimpin lagi, tentu kedua tokoh ini tidak akan menolak.
"Saya yakin jika muktamirin menghendaki duet Cak Imin dan Imam Nahrawi, maka mereka berdua pasti tidak bisa menolak," tegas alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Sejumlah kalangan internal menilai, posisi Muhaimin Iskandar sebagai leader partai memang belum bisa tergantikan. “Kalau soal itu (pergantian ketua umum) saya optimis muktamirin akan secara aklamasi tetap mendukung Cak Imim. Suara cabang-cabang masih menghendaki beliau memimpin PKB,” terang Ketua DPP PKB, Helmy Faishal Zaini, di Jakarta, Senin (18/8).
Menurut politisi yang juga Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini, sosok Muhaimin Iskandar memiliki karakter kepemimpinan yang melekat kuat baik di elit maupun di basis. Sebagai leader di partainya, ungkap Helmy, Muhaimin memiliki dua keunggulan sekaligus yang tidak dimiliki kader lain.
“Pertama, beliau itu bergaris darah langsung dengan Mbah Wahab dan Mbah Hasyim, pendiri NU. Garis dzurriyah ini penting dalam politik NU. Kedua, beliau juga tokoh aktifis yang berproses mulai dari bawah. Kelengkapan ini yang tidak dimiliki kader lain,” papar Helmy.
Dengan dua keunggulan tersebut, menurut Helmy, selama memimpin PKB, Cak Imin terbukti berhasil mengorganisasi berikut menjembatani kepentingan warga nahdliyyin dengan baik. Secara organisatoris, Cak Imin jugalah yang mampu mengembangkan SDM kader partai hingga memperkenalkan kepada sistem kepartaian modern yang jauh lebih maju dari sebelumnya. “Dalam konteks kepartaian saya bisa sebut beliau itu bapak kader,” tutupnya.
Helmy menjelaskan, selain aklamasi terhadap kepemimpinan Cak Imin, dalam Muktamar besok PKB juga akan membahas program kerja selama lima tahun mendatang, membahas penguatan organisasi partai, dan persiapan menghadapi pemilu serentak (pileg dan pilpres) pada 2019.
Sedangkan Wakil Sekjen DPP PKB, Lukmanul Khakim, menyatakan, kepemimpinan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, yang mampu menaikkan suara PKB 100 persen dalam Pemilu Legislatif 2014 membuatnya layak untuk menahkodai kembali partai dengan ciri khas warna hijau ini.
 “Cak Imin sungguh cerdas dalam memimpin partai ini. Selain mampu menaikkan suara PKB 100 persen, beliau juga mampu memenangkan pasangan Jokowi-JK dalam Pilpres lalu,” tambahnya.
 Menurutnya, sosok Cak Imin banyak disukai karena dia mudah bergaul dengan siapa pun, baik dengan elit politik maupun kalangan biasa. Ditambahkan, dalam kancah politik nasional, Cak Imin juga sangat visioner dalam melakukan langkah-langkah politik PKB.
“Untuk itu, tidak ada alasan untuk tidak menjadikan beliau sebagai Ketua Umum PKB periode 2014-2019 mendatang. PKB masih sangat membutuhkan kecerdasan dan jiwa visioner beliau dalam menjalankan roda partai di masa mendatang,” ucapnya.
dr H M Zairullah Azhar MSc
Ketua DPW PKB Provinsi Kalsel
Secara terpisah, Ketua DPW PKB Provinsi Kalimantan Selatan. dr H M Zairullah Azhar MSc, kepada FAKTA mengatakan sependapat tentang berduetnya kembali Cak Imin dan Imam Nahrawi sebagai Ketua Umum dan Sekjen DPP PKB periode 2014-2019. Apalagi pada Pemilu 2019 nanti awal dilaksanakannya Pemilu Serentak yaitu Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden-Wakil Presiden RI dilaksanakan bersamaan waktunya sesuai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Sehingga diperlukan figur kepemimpinan PKB yang sudah teruji kemampuannya dalam meningkatkan kepercayaan rakyat kepada PKB yang dalam berpolitik menerapkan konsep Islam rahmatan lil ‘alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh isi alam semesta, tidak korupsi, cinta damai, anti-kekerasan, peduli umat apa pun agamanya, apa pun sukunya, apa pun rasnya, apa pun golongannya, terlebih pada wong cilik.
             “Insya Allah Muktamar PKB 2014 di Surabaya nanti dapat berlangsung dengan lancar dan menghasilkan keputusan-keputusan yang bermanfaat bagi seluruh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur ZA – panggilan Zairullah Azhar. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment