LAGI, TNI-POLRI BENTROK 1 TEWAS
LAGI-LAGI pertikaian antara anggota TNI dan
Polri kembali terjadi. Kali ini kejadiannya di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Tepatnya di areal Sirkuit Balap Motor Kompleks Stadion Mengga Polman akhir
Agustus lalu. Pertikaian kali ini melibatkan satu anggota Kompi B Batalion
Infantri (Yonif) 721 Makkasau, Prada Yuliady, yang tewas tertembak di bagian perut
tembus ke bagian belakang.
Kepala
Staf Daerah Militer (Kasdam) VII Wirabuana, Mayjen TNI Kurnia Dewantara,
membenarkan adanya keributan antara anggota TNI dan Polri yang menewaskan Prada
Yuliadi tersebut. Pihaknya sampai sekarang masih terus melakukan penyelidikan.
Kronologisnya,
Anggota Yonif 721 Makkassau, Praka Laksmono, yang saat itu sedang menonton
balapan dengan anggota kru MMS Racing Team Majene, tiba-tiba didatangi beberapa
anggota Patroli Bermotor Satuan Sabhara Polres Polman dan diminta tidak
menonton balapan. Salah seorang anggota Patmor disebut-sebut mendorong badan Praka
Laksmono dan Praka Laksmono pun tidak diterima diperlakukan seperti itu.
Bahkan, Praka Laksmono juga terkena tongkat anggota Patmor hingga hampir
terjatuh di parit. Dia langsung menghampiri anggota Patmor tadi sembari mengatakan,”Saya
juga anggota, jangan terlalu kasar”. Namun beberapa anggota Patmor lainnya yang
melihat kejadian itu malah langsung mengeroyok Praka Laksmono. Perkelahian tidak
seimbang pun tidak bisa dihindari.
Menurut
Mayjen Kurnia, terjadi tindakan berlebihan. Pada kasus pertama, dia menyebutkan
anggota TNI memang masuk ke dalam sirkuit, namun oknum kepolisian yang berjaga
di tempat itu malah mendatangi dan menegur sambil mendorong. “Saat dia
menyampaikan identitasnya sebagai anggota TNI, memang ditegur, mungkin betul
salah, tapi saya pikir itu over acting,” ujarnya.
Berselang
30 menit kemudian pimpinan kedua institusi datang ke tempat kejadian perkara
(TKP) untuk melerai. Kapolres Polman, AKBP Agoeng Adi Koerniawan, tiba di TKP
untuk mendamaikan kedua belah pihak disaksikan Kepala Staf Kodim. Mereka yang
bertikai akhirnya dapat menerima dan saling memaafkan.
Selang
dua jam kemudian, tiba-tiba terdengar letusan senjata api di areal sirkuit
tersebut tapi bukan di lokasi yang sama. Dan korban Prada Yuliadi ditemukan
sudah bersimbah darah setelah terkena tembakan di bagian perutnya. Meski korban
sempat dilarikan ke rumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong lagi.
“Saya
dengar ada suara letusan senjata api sampai tiga kali, sehingga saya dan
penonton lainnya berhamburan keluar dari arena,’’ tutur Andri, salah seorang
penonton balap motor.
Saat
kejadian, dua bupati langsung dievakuasi meninggalkan TKP yaitu Bupati Polman,
Andi Rusdi Ibrahim Masdar, dan Bupati Sidrap, Rusdi Masse. Keduanya dievakuasi
melalui pintu samping dan dikawal ketat para ajudan serta sejumlah panitia
penyelenggara.
Saat
ditanya soal kejadian ini dengan kejadian sebelum-sebelumnya yang melibatkan
anggota TNI-Polri, Mayjen Kurnia Dewantara menegaskan bahwa kejadian itu tidak
berkaitan dengan yang sebelum-sebelumnya. “Ini tidak ada kaitannya dengan
kejadian-kejadian sebelumnya. Justru selama ini hubungan kita harmonis. Tapi,
memang ada oknum yang bertindak di luar batas kepatutan. Selama ini kita selalu
adakan kegiatan bersama”.
Informasi
yang dihimpun pasca kejadian, aparat TNI melakukan pemeriksaan identitas bagi
warga yang melintas di depan Markas Kodim di Pekkabata, Polman. Karena
tersangka pelaku penembakannya sampai sekarang masih dalam penyelidikan. Mayjen
Kurnia Dewantara pun menghimbau agar anggotanya mampu menahan diri. “Saya imbau
anggota kodam untuk menahan diri dan tidak terprovokasi untuk melakukan
tindakan sendiri. Percayakan kepada pangdam dan kapolda untuk menyelesaikan
masalah ini”.
Kepala
Bidang Humas Polda Sulselbar, KBP Frans Barung Mangera, juga membenarkan adanya
keributan antara oknum anggota TNI dan Polri di Polman tersebut. Namun, ia
enggan berkomentar banyak mengenai situasi dan kondisi di TKP. Ia mengatakan,
untuk kasus yang menimbulkan korban jiwa anggota maka yang berwenang
menyampaikan keterangan adalah kapolda dan pangdam. “Sudah ada kesepakatan
bahwa hanya panglima dan kapolda yang bisa memberikan keterangan bila ada anggota
yang meninggal”.
Diminta Tak Terprovokasi
Panglima
Kodam (Pangdam) VII Wirabuana, Mayjen TNI Bachtiar, yang tiba di Polewali, Polman,
langsung memberikan pengarahan. Pangdam menegaskan bahwa sebagai panglima
tertinggi di Sulselbar, ia tidak terima apa yang sudah dilakukan oleh oknum
anggota Polres Polman terhadap anggota Yonif 721/Makkasau. Kendati demikian
Bachtiar meminta kepada seluruh anggotanya untuk tidak bertindak sendiri-sendiri
dan gegabah dalam kasus ini. Karena tindakan sendiri-sendiri tidak akan
menyelesaikan masalah.
“Jangan
bertindak sendiri-sendiri karena tindakan seperti itu tidak akan menyelesaikan
masalah tetapi akan menambah lebih besar masalah,” tandasnya.
Bachtiar meminta kepada Kapolda Sulselbar,
Irjen Pol Anton Setiadji, untuk melakukan proses hukum terhadap tersangka
pelaku penembakan agar kasus tersebut tidak berbuntut panjang. Bachtiar sudah
memerintahkan kepada para prajuritnya untuk menahan diri dan siaga satu di
markas, serta tidak terprovokasi dengan isu-isu yang ada di luar. Sebab, kasus
tersebut akan diselesaikan secara hukum.
Sementara
itu Kapolres Polman, AKBP Agoeng Adi Koerniawan, mengakui penembakan terhadap
anggota TNI itu melibatkan anak buahnya. Ia pun berjanji segera memproses kasus
tersebut sesuai hukum yang berlaku. Saat ini dua anggotanya yang disinyalir
mengeluarkan tembakan tersebut dalam pemeriksaan provos. Keduanya yakni Bripda
Heri dan Briptu Caswan. Kapolres pun belum bisa menetapkan siapa di antara dua
anggota polisi tersebut yang melakukan penembakan hingga mengakibatkan seorang
anggota TNI tewas. “Kita masih melakukan pemeriksaan. Tetapi, yang pasti, kami
akan melakukan tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku”.
Kapolres
mengaku sangat menyesalkan kejadian dan tindakan yang dilakukan anggotanya
tersebut. “Saya selaku pimpinan sangat menyesal dan mohon maaf atas kelakuan
anggota saya itu. Kasus ini akan saya proses sesuai dengan hukum yang berlaku,”
ujarnya sambil berharap agar semua pihak tidak terprovokasi.
Sementara
jenazah korban sebelum dipulangkan ke kampung halamannya di Kabupaten Bone,
terlebih dahulu dievakuasi ke Rumah Sakit Pelamonia untuk diotopsi guna kepentingan
proses penyelidikan. Hingga saat berita ini dibuat, situasi di wilayah Polman
dan sekitar asrama Yonif 721/Makkassau nampak aman dan terkendali. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment