IPK2M Temukan Sejumlah
Kejanggalan Dalam Proyek SDN Sera Timur
Sudirman;”Saya tidak pernah mengusulkan rehab SD” |
INSTITUT Penindakan Kriminal dan
Korupsi Madura (IPK2M) menemukan sejumlah kejanggalan dalam proyek bantuan DAK
(Dana Alokasi Khusus) dan Dana Bansos APBN pada SDN Sera Timur, Kecamatan Bluto,
Kabupaten Sumenep. Pasalnya, profil sekolah tidak memenuhi syarat untuk
memperoleh bantuan tersebut.
"Muridnya hanya 15 orang. Padahal
minimal harus memiliki jumlah murid 120 orang," kata Imam Hidayat, Ketua
IPK2M, kepada Amin Djakfar dari FAKTA.
Berdasarkan temuan IPK2M, jumlah murid
Kelas I sampai Kelas VI hanya 15 anak dengan
rincian Kelas I 2 anak, Kelas II 3 anak, Kelas III 2 anak, Kelas IV 2 anak, Kelas
V 4 anak, dan Kelas VI 2 anak . “Sedangkan jumlah guru dengan kepseknya semua
14 orang. Guru PNS 7 orang, guru sukwan
6 orang, ditambah kepsek,” ungkapnya.
Imam menambahkan, sekolah tersebut
mendapat bantuan DAK tahun anggaran 2013 dengan kisaran Rp 186 juta yang
dikerjakan pada tahun 2014. Selain itu, tahun ini SDN Sera Timur kembali dapat
bantuan dari APBN kategori rehab berat. "Kisaran rehab beratnya Rp 279,500
juta," tambah Imam.
Permasalahan lainnya, menurut Imam,
seharusnya konstruksi atas dalam rehab tersebut harus diganti semua. Namun
dalam pantauan lembaganya, sebagian besar kayu atasnya bekas tetap dipakai.
"Padahal di SPJ itu harus ditulis baru," ungkapnya.
Menurut Imam, hal ini merupakan permainan
yang harus ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. “IPK2M siap menjadi pengawal dalam menyelesaikan masalah
ini secara hukum,” tegasnya.
Ketika dikonfirmasi, Kepala SDN Sera
Timur, Sudirman, mengatakan bahwa tetap dipakainya kayu bekas itu karena masih
bagus. Sementara mengenai proses mendapatkan bantuan tersebut dirinya mengaku
tidak tahu alias tidak mengusulkan ke atasannya. "Saya tiba-tiba dihubungi
oleh Dinas Pendidikan kalau dapat bantuan," akunya.
Ketika didesak, dengan ringan Sudirman menjawab
bahwa dirinya hanya kirim Dapodik sesuai dengan data yang dibuatnya termasuk jumlah
murid Kelas I sampai dengan Kelas VI
sebanyak 49 anak. “Itu saya kirim via internet
ke Kemendikbud. Sekolah tidak pernah mengusulkan ke UPT Disdik Kecamatan Bluto ataupun
ke Disdik Kabupaten Sumenep. Sekali lagi saya hanya diberitahu via telepon oleh
Kasi Dikdas Disdik Sumenep (H Hariyanto) bahwa sekolah kami mendapatkan rehab bansos
dari dana APBN,” ungkap Sudirman.
Jumlah muridnya hanya 15 anak dan kayu atasnya pakai kayu bekas |
Secara terpisah, Kepala UPT Pendidikan
Kecamatan Bluto, Sri Idariyaningsih, membantah pernyataan Sudirman tersebut.
Menurutnya, setiap bantuan dari pemerintah semisal DAK dan bantuan langsung
dari pusat itu harus melalui usulan. "Semuanya diusulkan. Sekarang juga
akan saya panggil Kepala Sekolah
yang menyatakan tidak pernah mengusulkan
Rehab SD-nya itu (Sudirman)," tegasnya.
Sementara Kabid Dikdas, Fajarisman, menyatakan
bahwa telah menerima usulan dari Sri termasuk dari UPT Kecamatan lain.
Menurutnya, Sumenep mendapatkan 63 ruang untuk
Rehab Bansos terbagi sebanyak 21
lembaga, masing-masing mendapat 3 ruang. Namun Fajar keberatan ketika dimintai daftar
ke-21 lembaga tersebut. (F.787) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment