BSB Bantaeng Jadi
Rujukan Nasional
DINAS Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantaeng
mendapat kehormatan dari Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Bina Gizi
Kesehatan Ibu dan Anak, untuk menjadi narasumber pada Pertemuan Evaluasi
Nasional (PENAS) bertempat di Bali Dinasty Resort Kabupaten Badung, Provinsi
Bali. Pertemuan ini dihadiri Kementerian Kesehatan, seluruh Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Dinkes Bantaeng yang
diwakili Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat, dr
Armansyah,
mengatakan bahwa Penas tersebut dilaksanakan Kementerian Kesehatan dalam rangka
mengatasi atau menurunkan kasus kematian dalam pemberian pelayanan kesehatan.
Kegelisahan itu
sangat beralasan sebab banyak kasus kematian ibu yang
terjadi
di sejumlah wilayah di Indonesia dan ini dianggap sepele padahal jika terjadi
kematian ibu di atas sepuluh kasus, sudah menjadi persoalan besar.
“Kegiatan Penas ini
memang memfokuskan bagaimana cara mengatasi atau
menurunkan
kasus kematian kepada ibu dalam pemberian pelayanan kesehatan. Ini
dianggap
sebagai bencana oleh pemerintah, sehingga perlu dilakukan penanganan
secepatnya,”
kata Armansyah.
Ia menyebutkan,
Bantaeng dipilih sebagai narasumber pada kegiatan tersebut
karena
daerah ini dinilai memiliki inovasi dalam mengatasi dan meminimalkan kasus
kematian
ibu. Saat itu pihaknya menggambarkan bagaimana inovasi dan gagasan
cemerlang
Bupati Bantaeng, Prof Dr H M Nurdin Abdullah, untuk menurunkan kasus kematian
ibu pada pelayanan kesehatan. Setelah Bupati Bantaeng melakukan penelusuran dan
monitoring di hampir seluruh sarana pelayanan kesehatan masyarakat, ternyata
kendalanya terdapat pada sulitnya mengakses orang sakit ke pusat layanan kesehatan
dan rumah sakit, serta beberapa kendala lain. “Atas dasar ini, bupati kemudian
membentuk sistem layanan terpusat lewat Brigade Siaga Bencana (BSB),” jelas dr
Armansyah yang juga Sekretaris BSB Bantaeng.
Pemaparan panjang-lebar
tentang bagaimana program BSB dilaksanakan di
Bantaeng
itu mendapat apresiasi sangat besar dari Kementerian Kesehatan yang kemudian meminta
seluruh daerah di Indonesia dapat mereplikasi sistem atau program yang dilaksanakan
di Kabupaten Bantaeng lewat program BSB tersebut.
Hal yang membuat Dirjen
Bina Gizi dan Kesehatan Masyarakat salut dan
terkesima
karena Bantaeng mampu menerapkan sistem jemput pasien ke rumah yang dilakukan
tim BSB. “Apalagi jika penyakit pasiennya tergolong ringan maka pasien langsung
diobati tanpa perlu ke rumah sakit,” katanya.
Sementara Sekretaris
Dinkes Bantaeng, dr Andi Ihsan, mengatakan, program
BSB
yang dilaksanakan di Bantaeng ternyata mendapat respon sangat positif dari pihak
Kementerian Kesehatan. Itu dibuktikan dengan adanya seruan dan imbauan kepada
seluruh daerah di Indonesia agar dapat menerapkan program yang dilaksanakan
Kabupaten Bantaeng dalam rangka menurunkan angka kematian ibu tersebut.
“Alhamdulillah
program BSB ini akan menjadi acuan atau rujukan
Kabupaten/Kota
lain di Indonesia yang tentunya akan belajar ke Bantaeng guna menerapkannya di
daerah masing-masing. Tentunya program ini merupakan buah karya yang sangat
fenomenal dari Bupati Dr H M Nurdin Abdullah. Insya Allah program ini akan menjadi
rujukan nasional,” tuturnya. (F.566) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment