AROGANSI MANAJER PT ANDIRA
AGRO
KALAU tidak senang dengan manajemen PT Andira Agro
dan kalau kalian melakukan mogok kerja silahkan angkat kaki dan tinggalkan mess
perusahaan. Hal tersebut dikatakan ratusan karyawan menirukan ucapan Manajer PT
Andira Agro, Ir Janisma Aidi, perusahaan yang bergerak di bidang kelapa sawit
di Desa Karang Anyar, Kecamatan Karang Anyar, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera
Selatan.
Hal
itu terkait dengan adanya tuntutan dari ratusan pekerja yang menginginkan gaji/upah
mereka disamakan dengan tahun 2015, yakni untuk per kilogramnya upah sawit
sebesar Rp 75 x 1.300 kg/hari = Rp 97.500 x 30 hari = Rp 2.925.000. Sedangkan
tahun 2016 segala kebutuhan bahan pokok naik, tapi upah malah diturunkan. Dari Rp
75,-/kg menjadi Rp 60,-/kg. Sedangkan tonase buah sawit dinaikkan dari 1.300 kg
menjadi 1.450 kg. Kalau dikalkulasikan 1.450 kg x Rp 60 = Rp 87.000 x 30 hari =
Rp 2.610.000.
“Kami
akan melakukan aksi mogok kerja kalau upah tersebut masih tidak dikembalikan
seperti semula. Atas inisiatif Ir Janisma, kami diterimanya untuk mengadakan
musyawarah bersama. Namun alangkah kagetnya kami setelah ia mengatakan, kalau
tidak senang dengan manajemen PT Andira Agro dan kalau kalian melakukan mogok kerja
silahkan angkat kaki dan tinggalkan mess perusahaan, inilah PT Andira Agro”.
Sebetulnya
hal itu tidak pantas dikatakan oleh seorang manajer yang berpendidikan tinggi
dan menduduki jabatan sebagai seorang manajer. “Maka kami dari Divisi Satu (I)
sampai Divisi Enam (VI) meminta kepada Direktur Utama PT Andira Agro untuk
menurunkan Saudara Ir Janisma Aidi sebagai Manajer PT Andira Agro. Sedangkan
tuntutan kami tidak banyak, kami hanya meminta upah kami dikembalikan seperti
semula”.
Sementara
itu Kepala Desa Karang Anyar, Nasrul, yang dihubungi FAKTA, mengatakan,”Mereka
itu (PT Andira Agro) semua pimpinannya memang arogan. Masa’ saya di sini untuk
mengurusi masalah mereka, semua HP mereka dimatikan, bukankah ini pelecehan
namanya ? Kami masih banyak pekerjaan lain, bukan hanya mengurusi masalah mereka
saja. Sekarang permasalahan ini saya serahkan kepada pekerja saja dan saya
lepas tangan dan tidak bertanggung jawab kalau terjadi perbuatan anarkis. Hal
ini pun telah saya laporkan kepada Kapolsek dan Camat. Namun saya berpesan
kepada para pekerja untuk tidak melakukan tindakan anarkis. Kalaupun (PT Andira
Agro) selesai dengan karyawannya juga harus selesai dengan aparat desa. Kenapa
kami katakan demikian ? Karena sebelumnya karyawan memohon perlindungan kepada
aparat desa selaku pamong mereka, jangan selesai begitu saja, harus ada hitam
di atas putih,” kata kepala desa yang keras dengan pendiriannya ini.
Sementara
itu, Direktur Utama PT Andira Agro yang dihubungi di kantornya belum dapat
memberikan keterangan karena masih ada di kebun. “Kalau Bapak berkenan silahkan
tunggu sampai jam 11 siang”. Namun, sampai jam 11 siang Direktur Utama belum
juga muncul.
Sedangkan
Ir Janisma Aidi mengatakan,”Saya tidak diberikan delegasi dari pimpinan, maka
saya tidak dapat menjawab pertanyaan bapak-bapak. Kalau saya diberi wewenang,
saya akan jawab pertanyaan bapak-bapak. Kecillah masalah ini. Berhubung tidak
ada perintah, saya tidak mau menjawabnya, saya ini hanya prajurit yang taat
kepada pimpinan,” ujar Ir Janisma. (F.601) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment