2015, Tiap Hari Ada
Korban Begal
KASUS pencurian dengan kekerasan (curas) atau
dikenal dengan aksi begal meningkat selama tahun 2015 di Kota Makassar. Dari
data Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar, hingga Desember 2015
tercatat 422 laporan kasus begal yang ditangani. Tahun 2015 mengalami
peningkatan sebanyak 188 kasus dari tahun sebelumnya. Di mana pada tahun 2014
berjumlah 254 kasus. Dari jumlah keseluruhan itu Polrestabes Makassar
menyelesaikan sebanyak 194 kasus.
Kasus
yang diselesaikan oleh pihak kepolisian itu kemudian dilimpahkan ke kejaksaan.
“Kasus pencurian dengan kekerasan (curas) atau begal mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya, yakni 254 kasus,” ujar Kasubag Humas Polrestabes Makassar,
Kompol Andi Husnaeni. Sedangkan kasus di tahun 2015 ada 442 kasus. “Tetapi
jumlah penyelesaian kasus juga meningkat dari tahun sebelumnya, di mana tahun
2015 ini sebanyak 194 kasus telah kita selesaikan hingga masuk kejaksaan”.
Data
dari bulan Januari hingga September 2015 menunjukkan jumlah kasus sebanyak 361,
ditambah data tiga bulan terakhir 81 kasus. Hal ini mengisyaratkan bahwa teror
begal terjadi satu hingga dua kasus per harinya.
Menyikapi
peningkatan kasus begal yang terjadi selama tahun 2015 di Makassar, Kapolda
Sulselbar, Irjen Pol Pudji Hartanto, memerintahkan tembak di tempat bagi pelaku
begal. Pernyataan kapolda itu disampaikan langsung oleh Kabid Humas Polda
Sulselbar, Kombes Pol Frans Barung Mangera. “Berdasarkan instruksi dari Bapak Kapolda,
pelaku begal sebaiknya ditembak di tempat sebab telah meresahkan masyarakat.
Pelaku begal saat ini juga bertindak semakin beringas hingga membuat beberapa
korbannya meregang nyawa,” jelas Barung Mangera.
Wakil
Walikota Makassar, Syamsu Rizal, yang akrab disapa Daeng Ical menjelaskan bahwa
fenomena begal bukan lagi merupakan kenakalan remaja. Hal tersebut adalah kriminal
murni, meskipun mayoritas pelakunya berusia remaja.
Ia
menambahkan, munculnya fenomena begal tak terlepas dari persoalan sosial. Di
Makassar tercatat saat ini kesenjangan sosial berada di rasio 0,45 persen.
Sehingga hal itu mungkin menjadi pemicu terjadinya konflik serta munculnya
kriminalitas.
“Pertumbuhan
ekonomi kita memang meningkat berada di atas 9 persen, namun rasio
kesejahteraan antara si kaya dan si miskin saat ini terhitung 0,45 persen.
Menurut data dan angka tersebut sesuai dengan analisis teori, rawan muncul
konflik,” jelas Daeng Ical saat dialog sosial akhir tahun Komunitas Akbar
Pelangi (31/12).
Di
awal tahun 2016 ini sudah ada 10 kasus begal di Kota Makassar. Kejadiannya
tersebar di beberapa wilayah kecamatan. Demikian dipaparkan Kapolrestabes
Makassar, Kombes Pol Rusdi Hartono, dalam ekspose begal di Mapolrestabes
Makassar Jl Ahmad Yani (4/1).
Pelaku
begal bahkan tak segan-segan melukai korbannya dengan menggunakan senjata tajam
dan panah. Di antara korbannya adalah Asdar dipanah berkali-kali oleh pelaku di
Jl Batua Raya.
Menanggapi
hal itu Polrestabes Makassar bergerak cepat. Sehingga tiga hari pertama di awal
2016, Polrestabes Makassar telah menangkap 19 tersangka pelaku begal. Masing-masing
tangkapan yakni 12 pelaku ditangkap Polsek Manggala, 3 orang ditangkap Polsek Mamajang
dan 4 orang ditangkap Polsek Makassar. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment