Pembangunan Underpass Bundaran Satelit Dimulai Mei
2016
“Bila tidak segera dimulai, di kawasan Surabaya barat
bisa terjadi kemacetan akut”
|
PEMBANGUNAN jalan bawah tanah atau underpass di Bundaran Jalan Mayjen Soengkono menuju Jalan H R
Muhammad atau yang dikenal dengan Bundaran Satelit, akan dimulai pada Mei 2016.
Pembangunan jalan bawah tanah yang direncanakan sepanjang 473 meter ini
diperkirakan akan selesai dalam waktu 1,5 tahun.
Penegasan
tersebut disampaikan oleh Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Jawa
Timur, Totok Lusida, usai bertemu dengan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini,
dan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Surabaya di Balai Kota
Surabaya, Selasa siang (19/4). Ikut hadir dalam pertemuan tersebut beberapa
investor yang ikut terlibat dalam pembangunan underpass Bundaran Satelit ini.
“Pembangunannya
bisa dimulai pada Mei karena tender utilitasnya kelihatannya selesai di bulan
Mei. Sehingga pengerjaannya bisa paralel. Investornya juga sudah ketemu semua.
Ada 20 investor,” tegas Totok Lusida di Balai Kota.
Menurut Totok
Lusida, Walikota Surabaya menginginkan agar pembangunan underpass tersebut bisa selesai sebelum dua tahun dari sekarang.
Sebab, mengacu pada perhitungan walikota, dalam dua tahun mendatang, kawasan
Surabaya barat akan macet parah. Karenanya, bila underpass tersebut sudah bisa difungsikan, tentunya akan sangat
signifikan untuk mengurai kepadatan lalu lintas.
“Bu wali minta
1,5 tahun sudah selesai. Karena perkiraan bu wali, dua tahun dari sekarang,
Surabaya barat bisa lock (terkunci)
kalau ini belum beres,” sambung Totok.
Terkait
kondisi di lokasi pengerjaan yang sempat terkendala adanya beberapa utilitas
dari beberapa instansi seperti pipa PDAM, jaringan kabel PT PLN dan perusahaan
seluler, Totok menyebut sudah tidak ada masalah. “Tadi sudah disampaikan oleh
kepala dinas (Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang ) ke bu wali, pemkot sudah
melaksanakan, sehingga tinggal untuk tender bisa selesai Mei dulu. Intinya kita
jalan paralel. Kalau nunggu utilitas dulu, ya bisa tahun depan baru mulai. Perkiraan
saya, kalau pengerjaannya dilembur, bisa selesai 1,5 tahun,” sambung dia.
Terkait
anggaran, Totok Lusida menyebut anggarannya di bawah angka 80 miliar. Menurutnya, pembangunan underpass Bundaran Satelit ini dibiayai oleh pengembang. Sementara
pemkot kebagian penanganan utilitas. “Anggarannya kira-kira di bawah 80 miliar
rupiah. Untuk developernya, itu ada formula perhitungannya terhadap lokasi,
lahan, ketinggian, jumlah orang yang masuk memakai jalan di Surabaya barat. Itu
diperhitungkan untuk partisipasi,” ungkap dia.
Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini, menegaskan, underpass
di Bundaran Jalan Mayjen Soengkono menuju Jalan H R Muhammad tersebut memang
harus segera dimulai pengerjaannya. Sebab, bila tidak segera dimulai, di
kawasan Surabaya barat bisa terjadi kemacetan akut. “Saya mengundang bapak/ibu
rapat di sini karena saya pengen tahu
progressnya. Kita ingin dorong agar underpass ini segera terealisasi
sehingga kita bisa selesaikan masalah urgen
untuk akses di sana,” jelas walikota.
Disampaikan
walikota, Pemkot Surabaya selama ini telah membangun beberapa jalan baru. Tidak
hanya di kawasan pusat kota, tetapi juga menyebar di kawasan Surabaya lainnya.
Tujuannya, dengan adanya infrastruktur yang bagus, maka roda perekonomian di
Surabaya bisa bergerak dinamis. “Saya berusaha membuat suasana usaha di
Surabaya lebih bagus. Karenanya, kita harus berpikir tidak biasanya (out of the box) karena Surabaya ini
sudah semakin dikenal,” sambung mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Sebelumnya,
pembangunan jalan bawah tanah di Bundaran Satelit tersebut telah ditandai
dengan prosesi peletakan batu pertama tepat di bundaran Jalan Mayjen Sungkono
pada 25 September 2015. (Rilis) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment