Walikota Minta Sekolah Di Mojokerto Aktifkan PIK-R
WALIKOTA
Mojokerto, Mas’ud Yunus, membuka acara
Kegiatan Orientasi Pembentukan Dan Pembekalan PIK-R Jalur Sekolah Dan Generasi
Berencana (Genre) Tahun 2016 di Gedung Astoria, Rabu (20/4).
Walikota meminta seluruh SMP/MTs dan
SMA/MA/SMK di Kota Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, untuk mengaktifkan Pusat
Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) tersebut.
Acara itu diikuti lebih dari 100
peserta siswa-siswi perwakilan sekolah SMP/MTs dan SMA/MA/SMK se-Kota
Mojokerto. Badan KPPP Kota Mojokerto, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota
Mojokerto, Balai Konseling Kota Mojokerto dan Kementerian Agama (Kemenag) Kota
Mojokerto menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut.
Peserta sosialisasi ini selanjutnya
dikader untuk menjadi tim PIK-R yang ada di masing-masing sekolah. Karena
sebelumnya di Kota Mojokerto PIK-R hanya berjumlah sedikit. Karena sedikitnya
PIK-R di Kota Mojokerto itulah akhirnya Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus, minta
agar setiap SMP, SMA, SMK, Tsanawiyah dan Aliyah untuk membentuk PIK-R.
Dengan adanya PIK-R di masing-masing
sekolah itu nanti walikota ingin pendidikan seks bukan lagi hal yang tabu.
Menurutnya, sesungguhnya di pesantren-pesantren sudah diajarkan pengetahuan
seks itu lewat kitab kuning. Hal tersebut harus diterjemahkan dalam bahasa
pendidikan. Kekhawatiran tentang seks bebas di Kota Mojokerto salah satunya
dapat dilihat dari angka perkawinan usia dininya yang makin meningkat.
"Pada tahun 2015, remaja Kota
Mojokerto yang melakukan perkawinan dalam usia dini mencapai 51 persen. Ini adalah
indikasi. Mengapa mereka melakukan perkawinan dini ? Karena kebanyakan mereka
melakukan seks bebas. Maka dari itu mulai tahun ini harus dilakukan upaya-upaya
pencegahan dengan mengaktifkan PIK-R di masing-masing sekolah," jelas
walikota.
Walikota menambahkan, dalam rangka
pencegahan terhadap hal-hal yang negatif di kalangan remaja supaya ada
upaya-upaya preventif. “Melalui PIK-R yang dibentuk di setiap sekolah itu nantinya
akan memberikan informasi terhadap remaja khususnya anak sekolah yang benar
tentang bagaimana pendidikan seks, bahaya narkoba, bahaya HIV dan berusaha
untuk menghindari kekerasan," imbuhnya.
Tujuan kegiatan tersebut tidak lain untuk
meningkatkan kepedulian remaja dalam menyikapi permasalahan-permasalahan yang
dihadapi para remaja saat ini. Dengan orientasi ini masing-masing peserta yang
merupakan remaja memperoleh pengetahuan, kesadaran berperilaku positif dan
mengetahui bagaimana membentuk keluarga yang berkualitas melalui program
generasi berencana (Genre). (anang) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment