Tuesday, February 7, 2017

INFO JATIM

Jangan Sampai Virus Zika Masuk Ke Jatim

Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jatim, Agung Mulyono, dan 
Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jatim, Suli Da'im.
PENANGANAN virus Zika yang berasal dari daratan Afrika memang tak bisa dianggap enteng. Virus mematikan ini penyebarannya hingga ke daratan Asia termasuk Singapura. Pantas, Indonesia pun merasa khawatir terhadap virus yang satu ini. Di Jawa Timur (Jatim) khususnya di bandara internasional Juanda terus dilakukan pengawasan terhadap para penumpang yang datang dari luar negeri. Terkait hal ini, DPRD Provinsi Jatim angkat bicara. Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jatim, Agung Mulyono, mengatakan, pencegahan virus Zika dapat dilakukan dengan menggandeng kabupaten dan kota di Jatim untuk turun langsung kepada masyarakat agar virus Zika tersebut tak mewabah di Jatim.
"Perlu kehati-hatian sekali agar virus ini jangan sampai di Jatim. Penggal di daerah perbatasan untuk melakukan pengawasan ketat terutama di bandara internasional," jelasnya.
Agung Mulyono mendesak pihak Dinas Kesehatan Provinsi Jatim untuk melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus Zika yang saat ini populer di Singapura. Saat ditemui di kantornya, Selasa (30/8), Agung Mulyono mengatakan bahwa pihaknya minta Dinas Kesehatan untuk gencar melakukan sosialisasi waspada virus Zika.
"Penyebarannya sama dengan Demam Berdarah. Zika juga harus diwaspadai," ungkap politisi asal Partai Demokrat Provinsi Jatim ini.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, dr Kohar Hari Santoso.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur membentuk tim reaksi cepat untuk menangani virus Zika. Tim reaksi cepat itu akan siaga selama 24 jam. "Tim ini adalah tim pengendalian penyakit menular," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Kohar Hari Santoso, kepada Tempo di kantornya (1/9).
Senada, Wakil Ketua Komisi Kesejahteraan Masyarakat DPRD Provinsi Jatim, Suli Da'im, menuturkan, tindakan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Jawa Timur sudah sangat baik. Hanya saja perlu disebarluaskan informasi soal virus Zika kepada masyarakat bawah. “Pemahaman soal virus Zika sangat penting bagi masyarakat kelas bawah”. 
Dinas Kesehatan sangat perlu untuk menggerakkan tenaga-tenaga kesehatan di puskesmas untuk memberi informasi soal bahaya virus Zika. Selain itu, sosialisasi gerakan menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan menimbun barang bekas harus sering dilakukan. "Selain menjaga akses bandara, penyadaran masyarakat juga sangat penting".
Tim reaksi cepat merupakan tim gabungan yang terdiri dari Dinas Kesehatan Jawa Timur, Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL), Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan RSU Dr Soetomo. Tim ini berpusat di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. "Kami selalu berkoordinasi". 
Tim ini akan memantau orang-orang yang datang dari negara penular Zika. Pemantauan dilaksanakan selama 14 hari sejak kedatangan.
Melalui Dinas Kesehatan, tim telah mengedarkan pemberitahuan ke rumah sakit se-Jawa Timur dan Dinas Kesehatan untuk menyiapkan fasilitas penanganan. "Rumah sakit yang menemukan kasus virus Zika harus melapor dalam 24 jam," ujar Kohar. 
Tim ini melalui KKP telah memasang thermal scanner untuk mengukur suhu tubuh penumpang pesawat. Penumpang akan diberi kartu kewaspadaan kesehatan. "Diutamakan penumpang yang datang dari luar negeri terutama dari Singapura".
Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengkonfirmasi bahwa satu warga negara Indonesia (WNI) positif terinfeksi virus Zika di Singapura. Kedutaan Besar RI di Singapura, menurut dia, telah menerima pemberitahuan resmi dari Kementerian Kesehatan Singapura bahwa ada satu WNI yang positif terinfeksi virus Zika. Kementerian Kesehatan Singapura mengeluarkan peringatan bahaya dengan penularan virus Zika pada 29 Agustus 2016 dan hingga saat ini sudah 115 orang positif terinfeksi virus Zika di negara itu.
Kohar mengimbau agar masyarakat Jawa Timur menunda kepergiannya ke Singapura. "Terutama ibu hamil”. Sejauh ini, kata Kohar, belum ada warga Jawa Timur yang positif terjangkit virus Zika. Ia berharap virus Zika tidak sampai masuk ke Jawa Timur.  "Jangan sampai orang Jatim ada yang terjangkit".
Pemeriksaan di Bandara Internasional Juanda tersebut untuk mengantisipasi 
masuknya virus Zika ke wilayah Indonesia, khususnya Provinsi Jawa Timur.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan RI telah menghimbau dan melarang kepada masyarakat Indonesia, bilamana tidak ada  keperluan yang mendesak untuk tidak bepergian ke Singapura. Larangan tersebut terkait upaya dalam menjaga bahaya virus Zika yang kini tengah ramai di Singapura masuk ke tanah air. Sebelum pemerintah Indonesia mengeluarkan himbaun tersebut, Hongkong, Amerika Serikat dan Taiwan telah lebih dahulu mengeluarkan peringatan. Terlebih data teranyar, penderita yang terjangkit virus Zika di Singapura sudah mencapai 82 orang. Dan, larangan itu pun ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah, salah satunya Pemda Jawa Timur. Dinas Kesehatan Jatim  menghimbau kepada masyarakat Jatim agar tidak melakukan bepergian ke negara yang kini tengah dilanda bahaya virus Zika, yakni Singapura dan Brazil. 
Seperti dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Jatim, dr Kohar Hari Santoso, Singapura sebagai negara tetangga dengan migrasi penduduk yang cukup tinggi sangat berpotensi membawa penularan Zika ke Indonesia. Dari data yang ada sejak tahun 2007 hingga 25 Agustus 2016, tercatat ada 57 negara terutama di Amerika Tengah yang melaporkan adanya penularan virus Zika. Brazil termasuk salah satu negara dengan kasus tertinggi, diperkirakan terdapat sekitar 1 juta orang yang terinfeksi pada tahun 2015,” jelasnya, Jumat (2/9). (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks

No comments:

Post a Comment