Friday, December 2, 2016

KORUPSI

KPK Geledah Rumah Putu Leong Di Bali

Putu 'Leong' Sudiartana.
KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap politisi Partai Demokrat asal Bali yang juga anggota Komisi III DPR RI, Putu Sudiartana. Pria yang akrab dipanggil Putu Leong ini diduga menerima suap untuk memuluskan proyek pembangunan 12 jalan di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Terkait dengan serangkaian kabar menghebohkan ini, sekitar pukul 13.00 Wita, Rabu lalu, tiga pria dan seorang perempuan datang ke rumah Putu Leong di Banjar Tegal Kuning, Bongkasa Pertiwi, Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, untuk mencari salah seorang keluarga Putu Leong guna dimintai keterangan.
Walau sempat menunggu, dua pria yang masuk terlebih dahulu akhirnya ditemui oleh sepupu Putu Leong, Ni Luh Putu Sugiani. Dua pria yang belakangan diketahui petugas KPK itu menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya untuk meminta keterangan pihak keluarga tentang Putu Leong.
Awalnya, Sugiani mengaku tak tahu apa-apa dan tak berani berkomentar dengan alasan takut salah memberi keterangan. Namun atas bujuk rayu petugas KPK, Sugiani pun mulai berbicara tentang Putu Leong, meski dengan wajah yang sedikit tegang. “Dulu Pak Putu memang di sini, tapi karena sekarang sudah di Jakarta, jadi jarang beliau ke sini kecuali ada reses, kalau sembahyang baru pulang,” kata Sugiani.
Sugiani terlihat sangat tegang dan bingung saat petugas itu mengatakan membutuhkan keteranganya untuk Putu Leong dan saat itu juga harus ikut ke Jakarta. “Saya tidak tahu apa-apa, Pak,” imbuh Sugiani.
“Keterangan ibu sangat dibutuhkan, ini juga untuk membantu Pak Putu. Jadi perlu keterangan ibu,” bujuk petugas KPK itu.
Mendengar Sugiani akan diboyong ke Jakarta, kerabat Putu Leong, Gede Pande Eka Prayika, berinisiatif untuk menanyakan surat tugas sehingga belakangan pria itu diketahui petugas KPK.
Setelah itu, Sugiani kembali dimintai keterangan bertempat di ruang tamu di salah satu bangunan yang menghadap pintu gerbang dan berlantai dua itu. Beberapa saat kemudian, Sugiani berganti pakaian, sebelumnya menggunakan dress kotak-kotak coklat bergaris putih dan berganti menjadi celana panjang jeans dan baju kaos berwana biru serta menggunakan masker.
Saat sejumlah media mencoba meminta keterangan, Sugiani yang menuju mobil Kijang Innova tak memberi tanggapan. Termasuk petugas KPK itu. “Langsung ke Jakarta, Pak?” tanya seorang wartawan. “Insya Allah,” jawab salah seorang petugas KPK itu. Tepat pukul 14.00 Wita, Sugiani bersama empat petugas KPK dan seorang sopir meninggalkan rumah tersebut dengan menggunakan mobil Kijang Innova berwarna silver bernopol DK 746 QS.
Tidak banyak aktivitas yang dijumpai di kediaman Putu Leong tersebut. Hanya ada beberapa orang yang juga tetangga. Tak ada keluarga yang bisa ditemui maupun dimintai keterangan saat wartawan Suksesi Nasional dan Suksesinews.com bertandang di rumah yang megah dan cukup luas itu.
“Saya tidak tahu kalau tidak ada yang kasih tahu. Mana mungkin pagi-pagi langsung nonton tv. Kalau keluar kemungkinan tidak tahu. Kalau nonton tv mungkin tahu, termasuk istrinya juga mungkin tidak tahu,” kata tetangga Putu Leong yang juga mantan Kelian Dinas Banjar Tegal Kuning, Kadek Sita bersama Gede Pande Eka Prayika.
Putu Leong di mata masyarakat, kata mantan Kelian Dinas, dikenal berjiwa sosial dan dermawan. Bahkan sering berbaur dengan masyarakat baik sebelum duduk di DPR RI maupun setelahnya. “Beliau sangat baik dan diterima baik oleh seluruh warga. Beliau juga senang berbaur. Maklum saja dulu dia juga pernah sebagai tukang sun bias (tukang angkut pasir). Jadi dekat dengan warga,” jelas Sita.
Sebelum terjun ke politik, Sita yang juga adik kelas Putu Leong saat menempuh pendidikan di BPLP, lanjut menceritakan bahwa Putu Leong memulai karirnya menjadi seorang tour guide sekitar tahun 1989. Lalu berangkat ke Jakarta dan beberapa tahun kemudian baru balik dan terjun ke politik.
Petugas KPK saat mendatangi kediaman Putu 'Leong' Sudiartana di Bongkase, dan juga menjemput sepupunya, Niluh Putu Sugiani.
Hal senada juga dikatakan kerabat lainnya, Gede Pande Eka Prayika yang juga Ketua LSM Jarrak Bali. Ia mengatakan, Putu Leong di mata warga sangat sosial, selalu menyempatkan diri untuk hadir apabila ada hajatan di desanya. “Sampai saat ini beliau sudah di Jakarta, beliau masih tetap aktif. Kalau ada upacara pasti beliau datang, terlebih bila kalau ada waktu luang,” katanya.
Pande mengatakan, Putu Leong terakhir pulang ke rumah saat peristiwa kebakaran di Pura Dalem Abiansemal beberapa waktu lalu.
Sementara itu, warga Subak Sengempel Bongkasa Abiansemal merasa terkejut dan prihatin atas peristiwa yang menimpa Putu Leong ini. Pekaseh Subak tersebut, I Wayan Sutiawan, mengatakan bahwa Putu Leong awal Juni ini baru saja masimakrama dengan warga subaknya. Dikatakan, Putu Leong langsung medana punia kepada subak Rp 10 juta.
“Sebagai warga Bongkasa, saya ikut prihatin. Namun sebagai warga Indonesia, saya hanya ingin mengatakan, setiap perbuatan pasti membawa risiko. Semoga ia tabah dan tidak bersalah. Ya, bagaimana lagi, harus dinikmatilah semuanya,” kata Sutiawan yang baru beberapa bulan lalu terpilih sebagai Pekaseh.
Sutiawan mengharapkan, hal seperti ini menjadi pelajaran bagi pejabat-pejabat lain di Indonesia. Sutiawan yang sering berbicara kritis melalui Facebook ini berharap, warganya dari Banjar Tegal Kuning Bongkasa Pertiwi itu diberikan ketabahan dalam menghadapi proses hukum di KPK. Karena OTT, memang sulit untuk bebas apalagi di tangan KPK.  Ia berharap semua keluarga tabah menghadapinya.

Sumber lain di kalangan masyarakat setempat mengatakan, Putu Leong dikenal “loyal” dengan masyarakat. Kalau pulang ke desa, ia selalu menggunakan mobil operasional merk Velfire keluaran terbaru, yang paling mewah. Gaya hidupnya memang sudah jauh berubah dari dekade sebelumnya, di mana ia dikenal sekolah di SMP dan SMA setempat (sekitar Abiansemal). Baru pertama kali menjadi anggota DPR RI duduk di komisi III, langsung mengalami nasib sial, ketangkap KPK. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks

No comments:

Post a Comment