Wednesday, December 14, 2016

DRESTA BALI

Jalan-Jalan Di Legian, Gubernur Pastika Ditawari Narkoba

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika.
GUBERNUR Bali, Made Mangku Pastika, mengakui jumlah pecandu narkoba di Bali sangat tinggi. Menurutnya, dari 1.500 narapidana di LP Kerobokan, 70 persen karena kasus narkotika. Ia pun heran dengan banyaknya manusia yang mengkonsumsi barang haram tersebut.
Pastika melanjutkan, dengan data pencandu narkoba di Bali sebanyak 661.353 orang, itu berarti Bali ini sudah darurat narkoba. Menurut dia, jumlahnya bahkan lebih besar dari data yang disodorkan BNNP Bali itu.
"Jumlah 61 ribu pengguna narkoba di Bali yang dari BNN itu hanya silent number. Jumlah tersebut sejauh yang diketahui, yang ditangkap, direhab dan seterusnya. Diduga kuat jumlahnya bisa melebihi hingga 3 kali lipat jumlah pengguna narkoba di Bali. Di Lapas Kerobokan, misalnya, lebih dari 70 persen napinya adalah pecandu narkoba," kata Pastika.
Pastika pun prihatin terhadap banyaknya kasus narkoba yang ada di Indonesia, termasuk di Bali. Sebagai destinasi wisata internasional, Bali menjadi salah satu daerah yang menjadi pusat peredaran narkoba. Menurut dia, Bali saat ini tidak hanya menjadi tempat transit, tetapi menjadi tempat produksi dan pemasaran narkoba.
Pastika mengaku dirinya pernah ditawari narkoba saat berada di daerah Legian, Kuta. "Saya pernah sekali jalan-jalan di daerah Legian, saya pernah ditawarin. Rupanya mereka berasal dari kampung dan tidak kenal dengan saya. Saya sedih sekali melihat fenomena tersebut," kata Pastika saat diskusi tentang narkoba dengan Barisan Anti Narkoba (BANNI) dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali di Denpasar, Jumat (22/7).
Mantan Plh Kepala BNN RI ini mengatakan, di Indonesia ada 50 orang meninggal dalam sehari karena narkoba. "Kalau dihitung-hitung setiap satu jam ada dua orang lebih yang mati karena narkoba. Selama kita duduk di sini tadi selama dua jam, 6 sampai 7 orang Indonesia mati karena narkoba. Tiap 1 jam ada 2 orang atau lebih mati karena narkoba. Setiap sehari ada 50 orang. Besok bisa saja adik, saudara, anak, sepupu, bapak. Siapa yang bisa tahu itu ?” ujar Pastika.
Mantan Kapolda Bali ini pun meminta masyarakat Bali untuk menjaga diri, dan minimal keluarga, adik, kakak, dan saudaranya untuk menghindari narkoba. Ia mengatakan, otak seseorang akan rusak karena narkoba dan orang juga akan gila karena narkotika.

"Jika ada satu orang di dalam keluarga kena narkoba maka keluarga itu akan hancur, kecuali anak itu cepat-cepat mati. Dia akan curi semua, minta uang terus, daun pintu dicuri, cuma BH dan celana dalam mamanya tidak bisa dijual. Maka dari itu minimal selamatkan diri sendiri baru beritahu adik, kakak, atau keluarga. Menyelamatkan manusia itu lebih mulia daripada membuat meru tumpeng solas,” katanya. (rie) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks

No comments:

Post a Comment