Tuesday, May 16, 2017

ADVETORIAL BATOLA

Pemkab Batola Targetkan 2017 Kebuntingan 715 Sapi

Drh H Alfian Noor, Kadisbunak Batola.
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) yang memiliki tiga bidang yakni Bidang Perkebunan, Bidang Produksi Ternak, serta Bidang Keswan (Kesehatan Hewan) dan Kesmavet (Kesehatan Masyarakat Veteriner) pada tahun 2017 ini menagetkan 715 hewan ternyaknya, khususnya sapi, mengalami kebuntingan.
Seperti yang dikatakan Kepala Disbunak Batola, Drh H Alfian Noor, bahwa untuk bidang produksi ternak tahun 2017 ini pihaknya melaksanakan program peningkatan populasi dan produktivitas ternak.
Upaya yang dilaksanakan Disbunak Batola ini dalam rangka mendukung dan mewujudkan swasembada pangan nasional. “Mengingat Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengeluarkan Permentan No. 48 Tahun 2016 berupa pencanangan upaya khusus percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau wajib bunting (Upsus Siwab),” jelas Drh H Alfian Noor.
Kadisbunak menerangkan, pada tahun 2017 ini pemerintah nasional menargetkan 4 juta akseptor sapi induk produktif dan berkomitmen mewujudkan kebuntingan 3 ekor sapi. Sementara Kalsel ditargetkan dari 36.000 akseptor sapi induk produktif dengan kebuntingan 17.000 ekor sapi. Sedangkan Batola ditargetkan 1.100 ekor akseptor sapi induk produktif dengan kebuntingan 715 ekor sapi.
Terkait Bidang Keswan dan Kesmavet, Alfian mengatakan, tahun 2017 ini pihaknya akan melaksanakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan PHMS dalam upaya merealisasikan bebas penyakit rabies nasional 2020, bebas avian influenza (flu burung) nasional 2020, brucellosis target nasional 2025, antraks, dan hog cholera.
Umur sapi yang telah mencapai usia 15 sampai 18 bulan dapat dikawinkan untuk pertama kalinya. Sapi betina yang tidak bunting setelah dikawinkan akan mengalami siklus birahi 21 hari sekali dan lama birahi rata-rata 18 jam.
Sapi yang tampak birahi dapat dikawinkan pada pertengahan masa birahi. Jika perkawinan pertama atau kedua tidak berhasil, biasanya perkawinan ketiga sering membawa hasil.
Perawatan secara khusus harus dilakukan terhadap sapi yang mulai bunting, untuk itu perlu adanya perawatan sebagai berikut : Makanan untuk sapi bunting perlu diperhatikan lebih serius, keadaan fisik sapi bunting ini akan mempengaruhi produksi selama masa laktasi mendatang. Sapi yang telah bunting tua perlu dilepaskan di lapangan secara teratur. Dengan dilepas bebas di lapangan maka sapi tersebut dapat dengan bebas bergerak ke mana-mana dan ini merupakan gerak badan sapi tersebut. Gerak badan itu penting untuk menjamin kesehatan tubuhnya dan memperlancar foetus pada saat melahirkan. Sapi yang sedang bunting harus kita hindarkan dari benturan apa pun, termasuk jangan sampai tergelincir. Menjelang induk sapi ini melahirkan, maka harus ditambah lagi makanan yang cukup dan ditambah makanan penguat yang kandungan Proddnya 16%, jumlahnya 2 - 3 kg/ekor untuk setiap harinya. Hal ini berguna sekali untuk membantu pembentukan ambing, terutama pada sapi dara. Membantu pembuatan kolestrum.
Makanan untuk sapi bunting harus benar-benar diperhatikan karena akan mempengaruhi fisik. Keadaan fisik sapi bunting akan menentukan produksi susu selama masa laktasi mendatang. Telah diketahui bahwa sapi bunting perlu dilepaskan di lapangan terbuka agar dapat bebas bergerak. Gerak badan ini sangat penting pula artinya buat sapi yang bunting, keuntungan gerak badan tersebut adalah agar otot-otot daging memperoleh latihan sehingga memperlancar peredaran darah, dan menjaga kesehatan, bentuk dan posisi kuku sapi supaya tetap baik.
Gerak badan sapi atau melepaskan sapi bunting di lapangan terbuka ini, sebaiknya di tempat yang berumput dan terkena sinar matahari selama 1 - 2 jam. Juga sebaiknya sapi tersebut dilepaskan setelah dimandikan terlebih dahulu.
Khusus Bidang Perkebunan, pada 2017 ini pihak Disbunak Batola melaksanakan program peningkatan ketahanan pangan dengan kegiatan pengembangan diversifikasi tanaman berupa pemeliharaan demplot sawit 40 hektar di Kelurahan Ulu Benteng, Kecamatan Marabahan, dan pemeliharaan demplot karet 4 hektar di Desa Kolam Kiri, Kecamatan Wanaraya.
Disbunak Batola juga akan melaksanakan program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan berupa pemeliharaan sawit bantaran jalan hasil penanaman tahun 2015 berupa penyulaman sebanyak 350 batang sawit.
Sementara terkait dengan APBD Provinsi Kalsel, Alfian menjelaskan, pihaknya akan melaksanakan perlindungan tanaman yang berasal dari hibah/bantuan obat-obatan untuk tanaman karet berupa trichoderma, sp sebanyak 100 kilogram untuk 25 hektar, pestisida nabati 75 kilogram untuk 25 hektar pada 2 kelompok tani Panca Usaha dan Berkat Usaha di Desa Sido Makmur, Kecamatan Marabahan.
Selain itu juga akan dilaksanakan peningkatan produktivitas tanaman sawit rakyat berupa pemberian pupuk NPK 600 kilogram per hektar pada Gapoktan Sidomulyo Kecamatan Wanaraya.
Program yang berasal dari APBN TP, Disbunak Batola tahun 2016/2017 melaksanakan program kegiatan integrasi jagung di lahan perkebunan dengan luas sekitar 900 hektar perkebunan sawit dan karet. Namun realisasi tanam baru 221 hektar (22,17 persen) dan sudah dipanen 115 hektar dan rusak 24 hektar dengan lokasi di Kecamatan Marabahan, Cerbon, Tamban dan Wanaraya.

Di beberapa daerah, sebut Alfian, saat ini kondisi lahan masih tergenang air. Sehingga tanam berikutnya menunggu lahan kering. (Tim)

No comments:

Post a Comment