Pemkab Batola
Targetkan 2017 Kebuntingan 715 Sapi
Drh
H Alfian Noor, Kadisbunak Batola.
|
PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Barito Kuala
(Batola), Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan
(Disbunak) yang memiliki tiga bidang yakni Bidang Perkebunan, Bidang Produksi
Ternak, serta Bidang Keswan (Kesehatan Hewan) dan Kesmavet (Kesehatan
Masyarakat Veteriner) pada tahun 2017 ini menagetkan 715 hewan ternyaknya,
khususnya sapi, mengalami kebuntingan.
Seperti
yang dikatakan Kepala Disbunak Batola, Drh H Alfian Noor, bahwa untuk bidang
produksi ternak tahun 2017 ini pihaknya melaksanakan program peningkatan
populasi dan produktivitas ternak.
Upaya
yang dilaksanakan Disbunak Batola ini dalam rangka mendukung dan mewujudkan
swasembada pangan nasional. “Mengingat Kementerian Pertanian (Kementan) telah
mengeluarkan Permentan No. 48 Tahun 2016 berupa pencanangan upaya khusus
percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau wajib bunting (Upsus Siwab),”
jelas Drh H Alfian Noor.
Kadisbunak
menerangkan, pada tahun 2017 ini pemerintah nasional menargetkan 4 juta
akseptor sapi induk produktif dan berkomitmen mewujudkan kebuntingan 3 ekor
sapi. Sementara Kalsel ditargetkan dari 36.000 akseptor sapi induk produktif
dengan kebuntingan 17.000 ekor sapi. Sedangkan Batola ditargetkan 1.100 ekor
akseptor sapi induk produktif dengan kebuntingan 715 ekor sapi.
Terkait
Bidang Keswan dan Kesmavet, Alfian mengatakan, tahun 2017 ini pihaknya akan
melaksanakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan PHMS dalam
upaya merealisasikan bebas penyakit rabies nasional 2020, bebas avian influenza
(flu burung) nasional 2020, brucellosis target nasional 2025, antraks, dan hog
cholera.
Umur
sapi yang telah mencapai usia 15 sampai 18 bulan dapat dikawinkan untuk pertama
kalinya. Sapi betina yang tidak bunting setelah dikawinkan akan mengalami
siklus birahi 21 hari sekali dan lama birahi rata-rata 18 jam.
Sapi
yang tampak birahi dapat dikawinkan pada pertengahan masa birahi. Jika
perkawinan pertama atau kedua tidak berhasil, biasanya perkawinan ketiga sering
membawa hasil.
Perawatan
secara khusus harus dilakukan terhadap sapi yang mulai bunting, untuk itu perlu
adanya perawatan sebagai berikut : Makanan untuk sapi bunting perlu
diperhatikan lebih serius, keadaan fisik sapi bunting ini akan mempengaruhi
produksi selama masa laktasi mendatang. Sapi yang telah bunting tua perlu
dilepaskan di lapangan secara teratur. Dengan dilepas bebas di lapangan maka
sapi tersebut dapat dengan bebas bergerak ke mana-mana dan ini merupakan gerak
badan sapi tersebut. Gerak badan itu penting untuk menjamin kesehatan tubuhnya
dan memperlancar foetus pada saat melahirkan. Sapi yang sedang bunting harus
kita hindarkan dari benturan apa pun, termasuk jangan sampai tergelincir.
Menjelang induk sapi ini melahirkan, maka harus ditambah lagi makanan yang
cukup dan ditambah makanan penguat yang kandungan Proddnya 16%, jumlahnya 2 - 3
kg/ekor untuk setiap harinya. Hal ini berguna sekali untuk membantu pembentukan
ambing, terutama pada sapi dara. Membantu pembuatan kolestrum.
Makanan
untuk sapi bunting harus benar-benar diperhatikan karena akan mempengaruhi
fisik. Keadaan fisik sapi bunting akan menentukan produksi susu selama masa
laktasi mendatang. Telah diketahui bahwa sapi bunting perlu dilepaskan di
lapangan terbuka agar dapat bebas bergerak. Gerak badan ini sangat penting pula
artinya buat sapi yang bunting, keuntungan gerak badan tersebut adalah agar
otot-otot daging memperoleh latihan sehingga memperlancar peredaran darah, dan
menjaga kesehatan, bentuk dan posisi kuku sapi supaya tetap baik.
Gerak
badan sapi atau melepaskan sapi bunting di lapangan terbuka ini, sebaiknya di
tempat yang berumput dan terkena sinar matahari selama 1 - 2 jam. Juga
sebaiknya sapi tersebut dilepaskan setelah dimandikan terlebih dahulu.
Khusus
Bidang Perkebunan, pada 2017 ini pihak Disbunak Batola melaksanakan program
peningkatan ketahanan pangan dengan kegiatan pengembangan diversifikasi tanaman
berupa pemeliharaan demplot sawit 40 hektar di Kelurahan Ulu Benteng, Kecamatan
Marabahan, dan pemeliharaan demplot karet 4 hektar di Desa Kolam Kiri, Kecamatan
Wanaraya.
Disbunak
Batola juga akan melaksanakan program peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu produk perkebunan berupa pemeliharaan sawit bantaran jalan hasil penanaman
tahun 2015 berupa penyulaman sebanyak 350 batang sawit.
Sementara
terkait dengan APBD Provinsi Kalsel, Alfian menjelaskan, pihaknya akan
melaksanakan perlindungan tanaman yang berasal dari hibah/bantuan obat-obatan
untuk tanaman karet berupa trichoderma, sp sebanyak 100 kilogram untuk 25
hektar, pestisida nabati 75 kilogram untuk 25 hektar pada 2 kelompok tani Panca
Usaha dan Berkat Usaha di Desa Sido Makmur, Kecamatan Marabahan.
Selain
itu juga akan dilaksanakan peningkatan produktivitas tanaman sawit rakyat
berupa pemberian pupuk NPK 600 kilogram per hektar pada Gapoktan Sidomulyo
Kecamatan Wanaraya.
Program
yang berasal dari APBN TP, Disbunak Batola tahun 2016/2017 melaksanakan program
kegiatan integrasi jagung di lahan perkebunan dengan luas sekitar 900 hektar
perkebunan sawit dan karet. Namun realisasi tanam baru 221 hektar (22,17
persen) dan sudah dipanen 115 hektar dan rusak 24 hektar dengan lokasi di
Kecamatan Marabahan, Cerbon, Tamban dan Wanaraya.
Di
beberapa daerah, sebut Alfian, saat ini kondisi lahan masih tergenang air.
Sehingga tanam berikutnya menunggu lahan kering. (Tim)
No comments:
Post a Comment