PASCA digerebek Tim
Detasemen Khusus (Densus) 88 dengan tersangka teroris Abdul Majid dan Doni,
kini rumah di Jalan Tanah Merah Sayur I/17 Kenjeran, Surabaya bisa dihuni lagi
oleh keluarga Majid. Pembukaan police
line (Rabu, 22/1/2014) dilakukan oleh Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan
dikembalikan ke pemiliknya, Agus, yang diketahui sebagai kakak kandung Abdul
Majid.
Sebelumnya, sejak
penangkapan Majid oleh Densus 88 dan Polda Jatim, Senin (20/1/2014), rumah
berlantai dua tersebut dipasang police
line dan sempat menjadi tontonan warga. sementara petugas dari Polda Jatim,
Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan Polsek Kenjeran terlihat berjaga-jaga di dekat
lokasi. Bahkan keluarga Majid kesulitan masuk ke rumah tersebut meskipun hanya
sekadar untuk mengambil barang-barangnya, karena Agus bersama keluarganya
setelah penggerebekan mengungsi di rumah kerabatnya.
Seperti diketahui bahwa
Senin (20/1/2014), pukul 21.45 WIB, petugas Densus 88 Anti Teror yang terdiri 1
unit mobil rantis dan beberapa petugas bersenjata lengkap serta aparat
kepolisian berpakaian preman terlihat bersiaga di Jalan Tanah Merah Gg Sayur I.
Penggerebekan tersebut dilakukan setelah petugas menangkap Isnaini Ramdoni alias
Doni (30) yang beralamat di Probolinggo dan Abdul Majid (35) beralamat di
Kenjeran, Surabaya.
Saat itu kedua
terduga teroris sedang membawa ransel di depan SPBU Kedung Cowek, Kenjeran,
pada pukul 19.00 WIB. Dari situ petugas melakukan penggerebekan rumah terduga
teroris di Jalan Tanah Merah Gang Sayur I/17 Kenjeran dan berhasil menemukan
ransel yang diduga berisi bahan bom rakitan. Bahkan dalam penggerebakan itu
petugas juga menemukan sebuah bom siap ledak, detonator, tabung besi dan satu
kantung paku dengan panjang lima sentimeter.
Hingga kini
penangkapan kedua terduga teroris dan bahan peledak yang disita petugas Densus
88 itu masih dikembangkan untuk mengetahui keterkaitan dengan ledakan bom di
ATM Bank Mandiri di Karangploso, Malang, beberapa waktu lalu. Densus juga
menemukan buku-buku dan bendera berwarna hitam. Sementara, dari interogasi
sementara, dua terduga teroris itu mengaku berencana meledakkan lokalisasi
Dolly, diskotek serta pos polisi di Surabaya.
Menurut Brigjen Pol
Boy Rafli Amar dalam siaran persnya, salah satu terduga teroris yang ditangkap
di Kenjeran, Surabaya, Isnaini Ramdoni (30) diketahui telah mengikuti latihan
militer atau “Tadrib Askira" dengan Santoso selama enam bulan di Poso,
Sulawesi Tengah. Dua terduga teroris tersebut juga teridentifikasi dalam
jaringan Santoso yang masuk dalam daftar percarian orang (DPO). Setelah
dilakukan penyisiran terhadap tempat latihan mereka di Poso, banyak di antara
mereka yang melarikan diri meninggalkan Poso, antara lain ada yang lari ke Jawa
Timur, termasuk dua terduga teroris yang ditangkap kemarin di Surabaya tersebut.
(F.568)R.26
No comments:
Post a Comment