Tuesday, February 18, 2014

MAKIN MANDIRI BERSAMA WONG CILIK



MAKIN MANDIRI BERSAMA WONG CILIK

MISI utama Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo, dari 12 visi misi yang dipaparkan saat RPJMD adalah pembangunan infrastruktur, lingkungan hidup, reformasi birokrasi dan pelayanan publik, sosial, keamanan dan ketertiban, supremasi hukum dan HAM. Kedua belas misi tersebut terangkum dalam Tiga Strategi Pokok Pemprov Jatim, yakni Pembangunan Berkelanjutan Berpusat Pada Rakyat, Inklusif & Partisipatoris, Pro-poor growth, dan Pengarustamaan Gender. “Muaranya adalah mampu mewujudkan Visi ‘Terwujudnya Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri dan Berdaya Saing’ serta Misi ‘Makin Mandiri Sejahtera Bersama Wong Cilik’,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Gubernur Jawa Timur memaparkan 12 misi utama untuk menyukseskan visi, misi dan program pembangunan Jatim Tahun 2014-2019. Hal tersebut dilakukannya saat rapat dengan Sekdaprov, para asisten Sekdaprov, dan seluruh kepala SKPD di lingkungan Pemprov Jatim di Gedung Kantor Gubernur Jatim, Selasa (2/1).  
Pakde Karwo, sapaan Gubernur Jatim, mengatakan, misi pertama adalah perluasan lapangan kerja. Prioritas pada misi ini adalah pengembangan dan pemberdayaan agroindustri yang berbasis industri kerakyatan. Yakni, dengan memanfaatkan hasil pertanian dan tenaga kerja lokal. “Mengapa kita memilih agro ? Karena potensinya sangat bagus, pasarnya luas dan sebagian besar UMKM kita adalah di agro,” katanya.
Misi kedua adalah peningkatan kapasitas dan daya saing UMKM/koperasi dengan cara penguatan skill (keterampilan) SDM, akses permodalan, dan manajemen keuangan serta pemasaran. “UMKM kita sangat kuat dan menjadi penentu ekonomi di Jatim. Oleh sebab itu kita harus menyiapkan UMKM sebaik mungkin untuk menghadapi AFTA,” ujarnya.
Misi ketiga adalah penguatan ekonomi perempuan, yaitu dengan cara meningkatkan dan memperluas jaringan usaha dan akses permodalan melalui pengembangan dan penguatan koperasi wanita (kopwan). Ia menargetkan pengembangan dan penguatan kopwan di 8.506 desa dengan dana hibah awal Rp 25 juta dan tambahan modal usaha bagi 4.000 kopwan berprestasi.
Saat memimpin rapat terbatas membahas RPJMD, Pakde menambahkan, pembangunan kopwan bertujuan untuk membangun perempuan agar semakin produktif sehingga dapat meningkatkan derajat dan taraf hidup perempuan. Di sisi lain kopwan dianggap bisa mencegah feminisasi kemiskinan yang biasanya terjadi pada wanita single parent. Berdasarkan data PPLS 2011, dari 1.230.042 Rumah Tangga, sebanyak 152.343 atau 12,4% kepala RT-nya adalah perempuan.
Misi keempat adalah percepatan penanggulangan kemiskinan. Pakde Karwo menegaskan, pihaknya terus meningkatkan dan menyempurnakan berbagai program penanggulangan kemiskinan, terutama program Jalinkesra. Serta meningkatkan kemampuan dan pendapatan Rumah Tangga Miskin melalui kemudahan akses modal.
Misi kelima adalah mengembangkan wajib belajar 12 tahun dan meningkatkan rasio jumlah SMK : SMA sebanyak 70 : 30. Misi keenam adalah aksesibilitas kesehatan. Pada misi ini, Pakde Karwo menetapkan tiga target yaitu Jatim bebas pasung, meningkatkan perluasan pelayanan Polindes menjadi Ponkesdes, serta penguatan dan pengembangan Taman Posyandu. “Dalam satu desa/kelurahan harus ada minimal satu Taman Posyandu,” tegasnya.
Misi ketujuh adalah perdagangan, pariwisata dan investasi. Yaitu, dengan cara memperkuat dan memperluas kantor perwakilan dagang. Tujuannya, untuk meningkatkan akses dan penetrasi ke pasar domestik. “Kami targetkan pada 2017, Jatim bisa menguasai 50% pasar dalam negeri. Oleh sebab itu, kita perlu mendorong ekspor barang olahan, baik setengah jadi maupun jadi,” ujarnya.
Di bidang pariwisata, Pakde Karwo akan mengembangkan pro-poor tourism, khususnya di daerah pedesaan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan sumber penghasilan kolektif bagi masyarakat di daerah tujuan wisata. “Sebagai contoh, di Gunung Penanggungan terdapat 122 candi baru yang ditemukan. Selain itu, situs Trowulan juga terus diperbaiki, di sekitarnya akan dibangun 250 rumah ala Mojopahit. Ini akan jadi destinasi wisata baru di Jatim,” katanya.
Senada dengan Pakde Karwo, Guru Besar Unair, Prof Hotman Siahaan, mengatakan bahwa pelatihan keterampilan dan manajemen pemasaran bagi UMKM sangat diperlukan. Sebab sejumlah UMKM di pedesaan hanya mampu menjual produknya di pasar setempat. Padahal pada era AFTA 2015, produk-produk asing akan menyerbu Indonesia. (F.835)R.26

No comments:

Post a Comment