Thursday, February 27, 2014

PEMKAB BADUNG SERIUSI MUTU PENDIDIKAN, SIAPKAN GENERASI EMAS


KESERIUSAN Pemkab Badung dalam pembangunan di bawah komando Bupati Anak Agung Gde Agung, salah satunya di bidang pendidikan, bukan sekedar isapan jempol. Besarnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya dari sektor Pajak Hotel dan Restoran yang merupakan hasil kerja keras serta inovasi antara pemerintah, sektor swasta (privatesector) dan masyarakat (civil society), diorientasikan Gde Agung bersama para stake holder untuk meningkatkan pembangunan di pelbagai bidang.
Pada sektor pendidikan, Bupati Badung, A A Gde Agung, sejak awal telah menetapkan kebijakan pembangunan Kabupaten Badung, diorientasikan untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pembangunan pendidikan diarahkan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui penyediaan sarana dan fasilitas pendidikan yang memadai, dalam bentuk fisik seperti gedung, alat peraga edukatif dan buku perpustakaan. Selain itu, yang mendasar adalah membangun kapasitas tenaga kependidikan melalui penjenjangan pendidikan, diklat teknis fungsional termasuk standar kompetensi yang diimbangi dengan pemberian tambahan penghasilan untuk peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik meliputi guru dan pengawas pendidikan.
Terhadap para siswanya, Pemkab Badung juga telah melaksanakan wajib belajar 12 tahun sejak 2011 lalu. Pemberian beasiswa, baik bagi yang berprestasi maupun terhadap siswa yang kurang mampu, demikian pula dalam bidang sarana prasarana gedung sekolah, perpustakaan dan laboratorium termasuk sarana prasarana olahraga di sekolah lainnya. Itu terus ditingkatkan kualitasnya dengan penyediaan anggaran di sektor pendidikan yang melampaui 20 persen dari APBD sebagaimana amanat undang-undang.
Dalam meningkatkan kualitas serta mutu pendidikan, Pemkab Badung juga menganggarkan dana pendampingan BOS dari APBD. Pada 2013 lalu, pendampingan BOS untuk siswa SD sebesar Rp 3,5 milyar, SMP sebesar Rp 16,2 milyar, serta untuk jenjang SMA mencapai Rp 7,6 milyar dan SMK Rp 12 milyar.
            Sementara untuk 2014 ini, dengan total APBD mencapai lebih dari Rp 3,2 triliun, sektor pendidikan dialokasikan anggaran sebesar 21 persennya. Rinciannya, pendampingan dana BOS dari APBD untuk SD dan SMP dianggarkan Rp 26,6 milyar, SMA dan SMK dianggarkan Rp 29,3 milyar. Tidak ketinggalan untuk siswa masuk dalam RTM, Pemkab Badung mengalokasikan dana pendampingan sebesar Rp 8,7 milyar pada 2013 dan 2014. Rinciannya, pendampingan untuk siswa SD sebesar Rp 1 juta per siswa dalam satu tahun, siswa SMP senilai Rp 1,5 juta per siswa dalam satu tahun, sementara siswa SMA/SMK diberikan Rp 2 juta per siswa dalam satu tahun. “Untuk perguruan tinggi, per orang dalam satu tahun diberikan sebesar Rp 5 juta,” ujar Gde Agung, saat ditemui Hermawan dari FAKTA, didampingi Kabag Humas dan Protokol, Anak Agung Raka Yuda.
Kondisi itu setidaknya menjadi bukti perhatian Pemkab Badung dalam sektor pendidikan tidak diragukan. Sarana dan prasarana sekolah tidak luput dari perhatian, bahkan dipandang sebagai faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Terlebih lagi itu seiring diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau dikenal dengan istilah KTSP. Penerapan desentralisasi pengambilan keputusan, memberikan hak otonomi penuh terhadap setiap tingkat satuan pendidikan. Itu untuk mengoptimalkan penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan. Dan sekolah dituntut memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah menurut kebutuhan berdasarkan aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku.
Bangunan Proyek Sesuai Bestek
Keseriusan Pemkab Badung pada pembangunan, salah satunya di sektor pendidikan, tidak cukup dilakukan oleh sang bupati sebagai kepala daerah, melainkan patut didukung oleh semua pihak, salah satunya Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) sebagai SKPD atau pelaksana program dan kegiatan. Sehingga serius dan fantastisnya gagasan pimpinan, serta besarnya anggaran yang dikucurkan, tidak terkesan menjadi percuma akibat kelalaian pihak pelaksana.
Menanggapi hal itu, Kepala Disdikpora Kabupaten Badung, Ketut Widia Astika, menegaskan bahwa semua anggaran pendidikan diawasi dengan serius oleh pihaknya. Termasuk kegiatan proyek pembangunan gedung atau sarana pendidikan lainnya mulai jenjang SD hingga SMA/SMK yang dianggarkan dan telah terbangun, di antaranya pada 2013. Semuanya, menurut Astika, sudah sesuai aturan serta diawasi dengan ketat dan serius. “Kami pastikan semuanya termasuk proyek pembangunan, kami awasi dengan ketat. RKB serta sarana pendidikan lainnya yang telah terlaksana, kami pastikan sudah sesuai bestek,” tegas Astika, diamini Kepala Bidang Gedung dan Sarana.
Namun demikian, Astika pun tidak menampik jika dalam perjalanannya, tidak semulus harapan. Masih terdapat hal-hal yang perlu perbaikan, seperti pembangunan RKB Bertingkat SD No.2, serta pembangunan Kantor dan RKB SMAN 1 Abiansemal yang berujung pemanggilan Tim Tipikor Polres Badung lantaran ada dugaan kebocoran anggaran. “Seperti yang saya jelaskan, (RKB SMAN 1 Abiansemal) itu hanya kurang sempurna. Bukan kesalahan bestek, hanya kurang waterproofing saja. Di sini perlu kami tegaskan, itu bukan kebocoran melainkan hanya rembesan. Dan sudah ditangani kontraktor pelaksananya,” jelas Astika, sembari menjelaskan bahwa pemanggilan pihak Polres Badung itu hanya mohon penjelasan saja dan sudah klir alias tidak ada masalah. (F.915)R.26

No comments:

Post a Comment