Tantangan
Terberat Masa Depan Adalah Ekonomi Dan
Narkoba
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini (Bu Risma).
|
WALIKOTA Surabaya, Tri Rismaharini, menegaskan, tantangan lebih
berat di masa depan dan merupakan musuh
yang dihadapi tidak terlihat adalah tantangan dari segi ekonomi atau narkoba
yang menyerang anak-anak muda. Terlebih lagi apabila kalau saling menjelekkan
di media sosial. "Kalau kita habiskan waktu
dengan menjelek-jelekkan orang lain, itu berarti kita mundur. Padahal di tempat
lain berjalan maju. Ini berarti kita dijajah kembali," tegasnya.
Oleh sebab
itu, menurut Bu Risma (panggilan Tri Rismaharini), benteng untuk menghadapi permasalahan dan tantangan di masa depan, yaitu
disiplin, kerja keras dan bergandengan tangan.
Sebelumnya, upacara Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-72 di Taman Surya Balai Kota Surabaya berlangsung
sangat meriah. Dalam upacara kali ini tidak hanya sekedar pengibaran bendera
saja tapi ada juga penampilan dari ratusan pelajar Surabaya yang memukau.
Selain itu, beberapa penghargaan diberikan kepada beberapa pihak yang sudah
membantu Pemerintah Kota Surabaya selama ini.
Acara yang
diawali dengan pengibaran bendera ini berlangsung sangat khidmat oleh peserta
upacara dan tamu undangan yang hadir. Setelah pengibaran bendera usai, upacara
dilanjutkan dengan pembagian penghargaan. Ada 33 penghargaan atas peran aktif melakukan pengamanan bersama tiga pilar
dalam rangka mensukseskan Operasi Sutera Tahun 2017. Penghargaan ini diberikan
kepada para forpimda di 11 wilayah Surabaya, yang masing-masing diberikan
kepada Kapolsek, Danramil dan Camat wilayah tersebut. Selain itu, ada 10 orang
penerima penghargaan yang berprestasi dalam berbagai lomba dan program di
tingkat Kota Surabaya.
Tidak hanya
sekedar memberikan penghargaan saja, namun Bu Risma juga memberikan Izin Pemakaian Rumah yang secara simbolis diberikan
kepada para veteran. Pemkot Surabaya juga memberikan piagam kepada Kepala BPN 1
Surabaya atas peran aktifnya dalam percepatan pengadaan tanah untuk kepentingan umum dan pensertifikatan tanah
aset Pemkot Surabaya Tahun Anggaran 2017. Piagam juga diberikan kepada Kantor
Telkom Jalan Garuda karena perannya melestarikan Bangunan Cagar Budaya.
Dalam
kesempatan ini, Walikota Surabaya juga memberikan
piagam kepada Hariadi Suparto karena berpartisipasi dalam penambahan koleksi di Museum 10 November Surabaya.
Saat menerima piagam itu, Hariadi memberikan tustel kepada walikota untuk koleksi di Museum 10 November Surabaya.
Di saat yang
sama, Walikota Surabaya juga menyerahkan Kartu Pelajar
Surabaya kepada perwakilan pelajar Surabaya. Tidak hanya sekedar memberikan
piagam dan penghargaan saja, Pemkot Surabaya juga menerima 15 unit Segway atau
skuter listrik dari BPJS Kesehatan.
Acara pun
ditutup dengan penampilan drama kolosal oleh 700 pelajar SMP se-Surabaya. Dalam drama kolosal ini, para pelajar
menampilkan suasana Surabaya ketika Proklamasi dibacakan oleh Presiden RI yang pertama, Soekarno. Selain itu, dalam drama ini para pelajar
juga menyanyikan lagu perjuangan Indonesia di hadapan para tamu undangan dengan sangat meriah. Saat menyanyikan lagu perjuangan ini, Walikota Surabaya juga diajak ikut menyanyi dan
bergandengan tangan dengan para pelajar yang menunjukkan eratnya kebersamaan.
Bahkan, salah satu penyanyinya bernama Febria, pelajar disabilitas yang memiliki kekurangan tidak
bisa melihat. Usai bernyanyi, walikota mengapresiasi Febria yang
tampil di hadapan banyak tamu undangan yang
hadir dengan sangat bagus.
"Febria,
saat ini kamu nggak sendiri. Sekarang kamu punya banyak teman, di depanmu ada para tamu undangan dan para veteran
termasuk teman-teman pelajar lainnya," pungkas Bu Risma.
Sementara
itu, dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI Ke-72, Walikota Surabaya mengajak seluruh elemen warga kerja
bersama. Hal itu disampaikannya dalam sambutan di upacara pengibaran bendera
merah putih di Taman Surya Balai Kota, Kamis (17/8).
Menurut Bu Risma, semua elemen warga harus mengupayakan yang
terbaik yang sesuai dengan perannya, tanggung jawab dan kedisiplinan. Oleh
karena itu, Surabaya mendapatkan penghargaan bergengsi beberapa waktu lalu,
seperti Adipura Kencana, Nirwasita Tantra serta Adiwiyata Mandiri.
Usai upacara
peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia, Bu Risma juga menyampaikan beberapa hal kepada warga Surabaya. "Kita
sudah belajar dari sejarah bahwa kita pernah sulit merdeka sehingga sampai
dijajah 350 tahun. Hal itu terjadi karena saat itu warga Indonesia terpecah-belah dengan politik devide et impera," ujarnya.
Untuk itu,
dirinya berpesan kepada warga Surabaya untuk tidak terpecah-belah kembali. Hal ini sudah disepakati dalam Sumpah
Pemuda di tahun 1928 lalu yang menyatakan Satu Bangsa, Satu Tanah Air dan Satu Bahasa Indonesia. "Jika kita berbicara perbedaan
lagi, kita akan mundur ke belakang," kata Bu Risma.
Walikota Surabaya menambahkan, penjajahan di masa depan sangat berbeda dengan
penjajahan di masa lalu. Bentuknya, mungkin secara individu merdeka
tetapi masyarakat akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, susah mencari
uang dan makan. "Untuk itu, jangan sampai terulang kembali. Jangan sampai
kita mulai kembali dari nol. Kita harus maju dan jauhi perpecahan," tambah
Walikota
Surabaya. (F.809)
No comments:
Post a Comment