Friday, September 9, 2016

ADVETORIAL BATOLA

Potensi Dan Peluang Berinvestasi Di Kabupaten Batola

       Bupati Batola, Hasanuddin Murad, dan Wakil Bupati Batola, Ma’mun Kaderi
KABUPATEN Barito Kuala memiliki luas wilayah 3.284 km² dengan ibu kota Marabahan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yang sebagian besar masyarakatnya selain sebagai petani atau bergerak di sektor pertanian, juga memiliki potensi di bidang pertanian yang sangat besar.
Semenjak 2007 - 2012 Kabupaten Barito Kuala dipimpin oleh pasangan kepala daerah – Hasanuddin Murad dan Sukardhi -- yang berkomitmen untuk memajukan pertanian di kabupaten yang juga disebut Bumi Ije Jela. Dilanjutkan dengan periode keduanya, 2012 – 2017, Hasanuddin Murad bersama Ma’mun Kaderi, berbagai sektor pembangunan di Batola terlihat semakin berkembang.
Batola merupakan sentra pertanian dan holtikultura di Kalimantan Selatan dengan sumbangan padi terbesar, dan tentu saja itu berkat bimbingan dari dinas terkait dan jajarannya dalam usaha keberhasilan Batola pada bidang pertanian ini. Dengan rata-rata luas tanam per tahun sekitar 100 ribu Ha, Batola telah menyumbang produksi sebesar 300 ribu ton lebih atau sekitar 17% dari total produksi Kalsel.
Realisasi tanam padi pada tahun 2015 dibanding 2014 meningkat sekitar 22 ribu Ha lebih, luas panen meningkat 13 ribu Ha lebih. Ini merupakan realisasi tertinggi yang pernah dicapai oleh Kalimantan Selatan selama 10 tahun terakhir.
Upaya Pemerintah Kabupaten Batola untuk para petani adalah memberikan pinjaman pupuk subsidi tanpa bunga yang sudah dilaksanakan dari tahun 2008 dan ini merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia. Upaya ini tidak lepas dari usaha pemerintah untuk membuat para petani bisa menanam 2 kali dalam setahun.
Ada beberapa potensi bidang usaha dari komoditas unggulan yang bisa dikembangkan. Potensi bidang usaha dan jenis bidang usaha tersebut seperti pengelolaan hasil produksi padi dan pengelolaan komoditas jeruk, nenas dan berkebun sayuran.
Untuk pengelolaan hasil produksi padi mempunyai luas panen padi mencapai sekitar 100 ribu Ha. Jumlah total produksi padinya lebih dari 300 ribu ton atau sekitar 17 % dari total produksi Kalsel. Dalam kegiatan pengelolaan hasil padi ini bisa dilakukan beberapa potensi jenis usaha. Padi yang sudah diproses menjadi beras bisa dilanjutkan proses pengemasan beras, kemitraan melalui kegiatan pengemasan, pemasaran, maupun kemitraan usaha.
Juga pengelolaan komoditas jeruk, melalui kegiatan perluasan lahan panen, pengolahan jeruk, pemasaran, maupun kemitraan usaha. Hingga periode Oktober 2015 tadi, luas panen jeruk di Batola mencapai 6.815, 56 Ha.Dari Jumlah tersebut pohon yang berbuah sekitar 5.914,67 Ha dengan produksi 94.944,9 ton. Luas panen dapat dikembangkan menjadi lebih dari 7.500 Ha.
Sedangkan untuk pengelolaan hasil produksi nenas, melalui kegiatan perluasan lahan, pengolahan nenas, pemasaran, maupun kemitraan usaha. Lokasi budidaya nenas saat ini ada di Kecamatan Mekarsari, Kecamatan Tamban, Kecamatan Mandastana, dan Kecamatan Barambai.

Berinvestasi di bidang pengelolaan hasil produksi padi dan pengelolaan
komoditas jeruk, nenas dan berkebun sayuran
di Kabupaten Batola
Sektor pertanian di Kabupaten Barito Kuala begitu luas dan mempunyai potensi jenis usaha yang bisa dilakukan dan dikembangkan, sehingga dapat menarik minat para penanam modal untuk berinvestasi, seperti investasi di bidang usaha penggilingan padi menjadi beras, melalui pendirian pabrik-pabrik penggilingan padi, dan investasi di bidang pengolahan limbah padi. Limbah padi bisa diolah menjadi pupuk organik dan bisa juga diolah menjadi pakan ternak, juga investasi di bidang kemitraan untuk pemasaran, di antaranya melalui pembuatan kemasan beras yang baik dan menarik untuk bisa masuk dan dijual di pasar modern.
Di bidang budidaya jeruk juga dapat berinvestasi di Kecamatan Marabahan, Kecamatan Cerbon, Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Barambai, Kecamatan Belawang, Kecamatan Mandastana, Kecamatan Alalak, dan Kecamatan Anjir Muara yang merupakan lokasi budidaya jeruk.
Tidak hanya budidaya, di bidang industri pengolahan jeruk menjadi makanan kecil ataupun minuman serta olahan lainnya, berinvestasi di bidang pemasaran jeruk pun dapat dilakukan melalui pembelian langsung ke petani jeruk dan menjualnya lagi ke pasaran atau dikirim ke luar pulau untuk selanjutnya dijual atau diolah lagi menjadi produk-produk makananan dan minuman serta olahan lainnya.
Nenas Tamban merupakan salah satu buah dari Bumi Ije Jela yang dikenal hingga luar Kalimantan Selatan. Berinvestasi di bidang budidaya nenas sama halnya dengan buah jeruk. Melakukan pembelian langsung ke petani nenas dan menjualnya lagi ke pasaran atau dikirim ke luar pulau untuk selanjutnya dijual atau diolah lagi menjadi produk-produk makanan kecil serta olahan lainnya.
Berinvestasi di bidang tanam atau berkebun sayuran dan pemasarannya juga cukup menjanjikan, karena mempunyai luas panen lebih dari 245 Ha dengan produksi lebih dari 5.517 kwintal dan potensi luas panen untuk dikembangkan bisa menjadi lebih dari 500 Ha. Untuk lokasinya bisa di hampir seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala.

Tidak hanya berinvestasi di bidang budidaya padi dan buah-buahan serta berkebun sayuran, investasi juga bisa dilakukan di bidang prasarana penyediaan sub terminal agribisnis di Kecamatan Mandastana. Tujuannya adalah untuk proses transaksi pemasaran jeruk, nenas dan sayuran. Lokasinya di Desa Tebing Rimbah, Kecamatan Mandastana. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment