Wednesday, November 16, 2016

LINTAS BERITA

BUPATI TABANAN NAPAK TILASI MAJAPAHIT

“Kita adalah satu keluarga yang saling dukung,” ucap Bupati MKP.
BUPATI Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa, bersama dengan Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, berbagi kekaguman dan keagungan histori panjang kerajaan Majapahit dalam acara Pemelaspasan Pura Sasana Bina Yoga, di Desa Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari, Minggu sore (19/6).
            Hadir pula dalam upacara Pemelaspasan ini Ketua DPRD Provinsi Bali, Nyoman Adi Wiryatama, Kapolresta Mojokerto yang juga berdarah Bali, Nyoman Budiarja, dan SKPD.
            Pemelaspasan sendiri adalah upacara untuk mensucikan sesuatu, baik berupa benda ataupun bangunan baru. Ni Putu Eka Wiryastuti dalam sambutannya bertutur jika ia sangat bangga dengan akar leluhurnya yakni Majapahit. “Dulu belum terpikir untuk ‘membawa’ Bali ke mari, namun hari ini leluhur dan rasa concern terhadap sejarah telah mempersatukan kita kembali. Bupati Mojokerto yang sudah seperti abang kami sendiri, Bapak Mustofa Kamal Pasa, kami ucapkan terima kasih atas kebersamaan dan silaturahmi yang indah ini,” tutur Ni Putu.
            Senada dengan Ni Putu Eka Wiryastuti, Bupati Mustofa Kamal Pasa (MKP) yang dikenal getol melestarikan akar budaya Majapahit ini turut mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya. Ia merasakan seperti keluarga yang telah lama pergi, kini telah kembali ke kampung halaman.
            “Ketika mendengar sambutan Mbak Eka (sapaan akrabnya untuk Bupati Tabanan) tentang Majapahit, seperti ada getaran tidak terdeskripsi. Terasa layaknya saudara saya yang telah meninggalkan rumah ini sekitar 500 tahun lalu, kini pulang kembali. 75% penduduk Bali memang merupakan keturunan dari Majapahit, jadi di sinilah petilasan leluhur masyarakat Bali. Jangan sampai ada gesekan antara elemennya, karena kita adalah satu keluarga yang saling dukung,” ucap Bupati MKP.
            Sekjen PDIP, Hasto Kristianto, pun mengatakan kesan yang sama dalam sambutan singkatnya. Lebih kepada semangat Kebhinekaan, Hasto Kristianto mengajak semua masyarakat Indonesia agar tidak tercerai-berai karena perbedaan.
            “Bung Karno pernah mengajarkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Tuhan, yang kemudian terpatri dalam Pancasila. Majapahit adalah peradaban besar yang pernah ada di negeri ini. Maha Patih Gajah Mada sebagai sosok besar dalam Majapahit mengajarkan kita lewat Sumpah Palapa, untuk terus bersatu dan rukun. Indonesia adalah negara berkepribadian budaya, banyaknya perbedaan budaya dan kultur tidak boleh lantas begitu saja mengkotak-kotakkan kita,” ujar Hasto Kristianto. 
            Relasi yang baik antara Pemerintah Kabupaten Mojokerto dengan tokoh-tokoh masyarakat dari Bali, sebenarnya telah terjalin cukup lama pada tahun-tahun sebelumnya saat periode pertama ia menjabat bupati. Bahkan inisiatif para tokoh masyarakat dan pejabat Pemprov Bali, atas proyek pembangunan candi pemujaan leluhur mereka di bumi Majapahit, diapresiasi dengan sangat baik oleh suami Ikfina Kamal Pasa tersebut.

            Ia mencurahkan kepedulian terhadap akar sejarah lewat proyek pembangunan Rumah Majapahit di beberapa desa di Kecamatan Trowulan, yakni di Desa Bejijong, Sentonorejo dan Jatipasar. Pendopo Agung Trowulan beserta situs-situsnya memang kerap menjadi destinasi wisata religi warga Bali yang ingin berziarah ke makam leluhur mereka. (anang/hms) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks

No comments:

Post a Comment