BAHAYA penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan
terlarang (narkoba) mengancam Sulawesi Selatan. Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN),
Brigadir Jenderal Pol Agung Sabar Santoso, melansir bahwa Sulsel masuk dalam
tanda awas darurat penyalahgunaan narkoba. Angka terakhir yang didata BNN bersama
Universitas Hasanuddin menyimpulkan pengguna narkoba di Sulsel ada 125.643 jiwa
atau menempati urutan ke-13 di Indonesia. Jumlah ini diprediksi terus meningkat
di tahun 2015.
Menurut
Agung, status darurat narkoba di Sulsel tidak hanya menuntut pemerintah untuk
memberikan hukuman yang tegas kepada para pengedar dan bandar narkoba minimal
10 tahun ke atas tapi juga melakukan upaya penanganan yang lebih serius bagi para
penyalahguna narkoba.
Agung
menambahkan, rehabilitasi merupakan langkah jitu dalam upaya menekan angka
prevalensi penyalahgunaan narkoba. Gerakan rehabilitasi 100.000 penyalahgunaan
narkoba dicanangkan BNN sebagai solusi para pengguna narkoba. Karena melalui
gerakan ini diharapkan dapat menyembuhkan serta memulihkan pengguna narkoba dari
ketergantungan sehingga dapat kembali sehat serta bersosialisasi dengan baik di
lingkungannya.
Wakil
Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Numang, mengatakan kepada wartawan bahwa
dirinya sangat khawatir atas bahaya narkoba yang sudah merasuki lintas generasi
bangsa. Menurutnya, hal ini dapat dilihat dari indikasi semakin meningkatnya
kasus penyalahgunaan narkoba setiap tahun.
Dia
menegaskan, berdasarkan fakta yang ada Indonesia tidak lagi sebagai wilayah
transit peredaran narkoba. Hal ini ditegaskan oleh Agus ketika membuka rapat koordinasi
monitoring dan evaluasi sinergitas BNN dengan instansi pemerintah dan komponen
masyarakat di ruang rapim Kantor Gubernur Sulsel.
Agus
berharap BNN memprioritaskan membongkar bandar atau pemasok utama narkoba di
Indonesia. Menurut Agus, ada empat jaringan narkoba internasional yang menjadi
pemasok utama ke Indonesia dengan berbagai macam modus yaitu West Africa
dikendalikan dari Nigeria. Jaringan Iran, jaringan Cina dan Taiwan, serta
jaringan Malaysia. “Saya berharap di tahun 2015 ini BNN dapat memprioritaskan
keempat negara pemasok narkoba ke Indonesia itu untuk dibongkar hingga ke akar-akarnya”.
Secara terpisah, Direktorat Narkoba Polda Sulsel,
Kombes Pol Azis Jamaluddin, mengaku telah melakukan kerja sama dengan BNN dalam
melakukan pengkaderan antinarkoba kepada pelajar. “Kita melakukan pengkaderan
pencegahan narkoba kepada para siswa. Kami bersama BNN serta organisasi terkait
melakukan sistem pengkaderan kepada siswa mulai dari SD, SMP, SMA hingga
mahasiswa. Karena kebanyakan pelajar Makassar maupun di Sulsel masih banyak
mengkonsumsi obat daftar G. Pencegahannya dilakukan dengan intensif melakukan
penyuluhan kepada orangtua dan guru. Mari bersama-sama kita menjaga agar
kalangan muda kita bebas dari narkoba,” ujar Azis. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment