Friday, July 10, 2015

LINTAS BERITA : Lindungi Anak-anak Muda Dari Narkoba, Pemkot Surabaya Gandeng BNN

Bu Risma,”Kita tidak boleh lengah”
NARKOTIKA dan obat/bahan berbahaya (narkoba) kini menjadi bahaya nyata yang mengancam masa depan generasi muda kita. Karenanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Surabaya terus berupaya memberikan pemahaman kepada anak-anak muda di Kota Pahlawan agar tidak sekali-kali mendekati narkoba. Apalagi, kini ditengarai, anak-anak muda menjadi sasaran para pengedar narkoba untuk diseret masuk ke pusaran obat-obatan terlarang itu.
Sinergi Pemkot dan BNN Kota Surabaya itu terlihat di acara peningkatan pemahaman pemuda tentang bahaya HIV-AIDS, kenakalan remaja, narkoba yang digelar di Kantor Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya, Rabu (13/5). Berkaca pada pentingnya substansi acara tersebut bagi anak-anak muda Surabaya, Walikota  Surabaya, Tri Rismaharini, yang memang dikenal dekat dengan anak-anak muda, menghadiri langsung acara tersebut. Turut hadir Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya, M Afghani Wardhana, serta Kepala BNN Kota Surabaya, Suparti.
“Kita rutin melakukan sosialisasi ke anak-anak dengan menggandeng BNN. Untuk anak-anak sekolah dilakukan BNN dan Bapemas. Lalu untuk Karang Taruna dilakukan Dispora dan BNN juga Pertura dilakukan Kominfo dan BNN. Jadi kita jalan bareng. Ada banyak program yang kita gunakan untuk penanggulangan kenakalan remaja dan narkoba,” tegas Bu Risma, pangggilan akrab Walikota Surabaya.
Di hadapan puluhan siswa dan juga anggota Karang Taruna, walikota perempuan pertama dalam sejarah Pemerintah Kota Surabaya ini mengingatkan agar anak-anak muda tidak keliru dalam memilih teman bergaul. Sebab, salah pergaulan bisa menjadi penyebab awal terjerumusnya anak-anak muda untuk berkenalan dengan narkoba. Bu Risma juga menegaskan bahwa keliru besar bila menganggap narkoba dan minuman keras (miras) adalah kehidupan modern. “Kalau kalian malu karena dibilang ndeso atau kurang gaul lalu mencoba narkoba dan miras, itu keliru. Narkoba dan miras itu bukan modern. Itu langkah mundur. Kalau kalian punya masalah, ceritakan ke teman yang baik. Jangan lari ke narkoba atau miras karena kalian akan menyesal. Itu namanya pengecut karena lari dari masalah,” sambung walikota.
Walikota yang masuk dalam 50 besar tokoh paling berpengaruh di dunia ini mengakui, ada beberapa anak muda di Surabaya yang ketahuan berkenalan dan mengonsumsi narkoba. Meski, bila dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya, jumlahnya relatif jauh lebih sedikit. Meski begitu, Pemkot bersama BNN Surabaya akan terus melakukan antisipasi. “Kita tidak boleh lengah. Justru mereka yang belum kena, itu harus kita selamatkan. Anak-anak muda itu harus bisa kita cegah. Kalau misalkan ada yang kena ya tidak apa-apa. Kita koordinasi dengan BNN untuk penanganannya. Kalau kondisinya sudah masuk ranah hukum, kita kerja sama dengan kepolisian. Kalau belum, kita lakukan pembinaan,” sambung walikota.
Kepala Dispora Surabaya, M Afghani Wardhana, yang mendampingi walikota menambahkan, pemkot intensif melakukan agenda seperti ini di beberapa lokasi. “Tujuannya, tentunya agar masyarakat, terutama anak-anak muda, semakin paham tentang masalah narkoba,” ujarnya.
Sementara Kepala BNN Kota Surabaya, Kompol Suparti, mengapresiasi kepedulian Walikota Surabaya dalam upaya menangkal bahaya narkoba bagi anak-anak muda di Surabaya. Menurutnya, sangat penting untuk “memagari anak-anak” dari bahaya narkoba dengan melakukan upaya antisipasi sedini mungkin.
“Kita senang Bu Risma punya kepedulian tinggi. Apalagi sekarang ini bandar dan pengedar narkoba anyaran itu mengincar anak-anak muda. Kita melihat ada anak-anak muda yang mulai dijangkau, yang diserang itu anak-anak. Kalau anak-anak nggak diantisipasi sedini mungkin, takutnya kalau sudah mengenal, dia bisa jadi pemakai,” jelas Suparti.

Suparti juga mendukung niatan walikota yang mengimbau untuk digelar tes urine setelah acara di kantor Kecamatan Dukuh Pakis tersebut. Menurut mantan Kabag Humas Polrestabes Surabaya ini, tes urine itu penting dan bukanlah hal yang perlu ditakuti.  “Tes urinenya langsung hari ini, sesuai permintaan Bu Risma. Dan tes urine ini memang perlu. Kalau hasilnya negatif ya Alhamdulillah. Kalau misalkan positif ya kita assesment positifnya itu karena apa. Apakah baru coba ? Di BNN punya program rehabilitasi sesuai dengan apa yang dia gunakan. Semisal kalau baru coba, rehabnya ringan,” tegas Suparti. (Rilis) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment