Bu Risma,”Kita tidak boleh lengah” |
NARKOTIKA dan obat/bahan berbahaya (narkoba)
kini menjadi bahaya nyata yang mengancam masa depan generasi muda kita.
Karenanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama dengan Badan Narkotika
Nasional (BNN) Surabaya terus berupaya memberikan pemahaman kepada anak-anak
muda di Kota Pahlawan agar tidak sekali-kali mendekati narkoba. Apalagi, kini
ditengarai, anak-anak muda menjadi sasaran para pengedar narkoba untuk diseret
masuk ke pusaran obat-obatan terlarang itu.
Sinergi
Pemkot dan BNN Kota Surabaya itu terlihat di acara peningkatan pemahaman pemuda
tentang bahaya HIV-AIDS, kenakalan remaja, narkoba yang digelar di Kantor Kecamatan
Dukuh Pakis, Surabaya, Rabu (13/5). Berkaca pada pentingnya substansi acara
tersebut bagi anak-anak muda Surabaya, Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini, yang memang dikenal dekat dengan anak-anak
muda, menghadiri langsung acara tersebut. Turut hadir Kepala Dinas Pemuda dan
Olahraga (Dispora) Kota Surabaya, M Afghani Wardhana, serta Kepala BNN Kota
Surabaya, Suparti.
“Kita
rutin melakukan sosialisasi ke anak-anak dengan menggandeng BNN. Untuk
anak-anak sekolah dilakukan BNN dan Bapemas. Lalu untuk Karang Taruna dilakukan
Dispora dan BNN juga Pertura dilakukan Kominfo dan BNN. Jadi kita jalan bareng.
Ada banyak program yang kita gunakan untuk penanggulangan kenakalan remaja dan
narkoba,” tegas Bu Risma, pangggilan akrab Walikota Surabaya.
Di
hadapan puluhan siswa dan juga anggota Karang Taruna, walikota perempuan
pertama dalam sejarah Pemerintah Kota Surabaya ini mengingatkan agar anak-anak
muda tidak keliru dalam memilih teman bergaul. Sebab, salah pergaulan bisa
menjadi penyebab awal terjerumusnya anak-anak muda untuk berkenalan dengan
narkoba. Bu Risma juga menegaskan bahwa keliru besar bila menganggap narkoba
dan minuman keras (miras) adalah kehidupan modern. “Kalau kalian malu karena
dibilang ndeso atau kurang gaul lalu mencoba narkoba dan miras, itu keliru.
Narkoba dan miras itu bukan modern. Itu langkah mundur. Kalau kalian punya
masalah, ceritakan ke teman yang baik. Jangan lari ke narkoba atau miras karena
kalian akan menyesal. Itu namanya pengecut karena lari dari masalah,” sambung walikota.
Walikota
yang masuk dalam 50 besar tokoh paling berpengaruh di dunia ini mengakui, ada
beberapa anak muda di Surabaya yang ketahuan berkenalan dan mengonsumsi narkoba.
Meski, bila dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya, jumlahnya relatif jauh
lebih sedikit. Meski begitu, Pemkot bersama BNN Surabaya akan terus melakukan
antisipasi. “Kita tidak boleh lengah. Justru mereka yang belum kena, itu harus
kita selamatkan. Anak-anak muda itu harus bisa kita cegah. Kalau misalkan ada
yang kena ya tidak apa-apa. Kita koordinasi dengan BNN untuk penanganannya.
Kalau kondisinya sudah masuk ranah hukum, kita kerja sama dengan kepolisian.
Kalau belum, kita lakukan pembinaan,” sambung walikota.
Kepala
Dispora Surabaya, M Afghani Wardhana, yang mendampingi walikota menambahkan, pemkot
intensif melakukan agenda seperti ini di beberapa lokasi. “Tujuannya, tentunya
agar masyarakat, terutama anak-anak muda, semakin paham tentang masalah narkoba,”
ujarnya.
Sementara
Kepala BNN Kota Surabaya, Kompol Suparti, mengapresiasi kepedulian Walikota
Surabaya dalam upaya menangkal bahaya narkoba bagi anak-anak muda di Surabaya.
Menurutnya, sangat penting untuk “memagari anak-anak” dari bahaya narkoba
dengan melakukan upaya antisipasi sedini mungkin.
“Kita
senang Bu Risma punya kepedulian tinggi. Apalagi sekarang ini bandar dan
pengedar narkoba anyaran itu mengincar anak-anak muda. Kita melihat ada
anak-anak muda yang mulai dijangkau, yang diserang itu anak-anak. Kalau
anak-anak nggak diantisipasi sedini mungkin, takutnya kalau sudah mengenal, dia
bisa jadi pemakai,” jelas Suparti.
Suparti
juga mendukung niatan walikota yang mengimbau untuk digelar tes urine setelah
acara di kantor Kecamatan Dukuh Pakis tersebut. Menurut mantan Kabag Humas
Polrestabes Surabaya ini, tes urine itu penting dan bukanlah hal yang perlu
ditakuti. “Tes urinenya langsung hari
ini, sesuai permintaan Bu Risma. Dan tes urine ini memang perlu. Kalau hasilnya
negatif ya Alhamdulillah. Kalau misalkan positif ya kita assesment positifnya itu
karena apa. Apakah baru coba ? Di BNN punya program rehabilitasi sesuai dengan
apa yang dia gunakan. Semisal kalau baru coba, rehabnya ringan,” tegas Suparti.
(Rilis) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment