BU RISMA
WALIKOTA TERHEBAT SEDUNIA
MEMANG LAYAK DAN PANTAS DIPILIH
KEMBALI
SEBAGAI WALIKOTA SURABAYA 2015-2020
Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana
Calon Walikota Surabaya dan Calon Wakil Walikota Surabaya
Periode 2015 – 2020
|
BAGAIMANA tidak
hebat, DR (HC) Ir Tri Rismaharini MT saat belum genap satu tahun menjadi Walikota Surabaya periode 2010 – 2015 sempat akan dilengserkan oleh partai pengusungnya
yaitu PDIP dan parpol lainnya. Waktu itu sudah
dilakukan Rapat Paripurna DPRD Kota Surabaya segala.
Namun ternyata para anggota dewan kesulitan untuk ‘menyingkirkan’
Bu Risma (panggilan akrab Tri
Rismaharini) sebagai Walikota Surabaya.
Dan, sekarang, PDIP malah
mengusung kembali Bu Risma menjadi Walikota Surabaya
periode 2015 – 2020 disandingkan dengan
Wisnu Sakti Buana sebagai wakilnya dalam Pilkada
Serentak 2015 tanggal 9 Desember 2015.
Itu artinya Bu Risma memang benar-benar sangat hebat. Apa ada di
dunia ini jadi walikota belum genap satu tahun
sudah akan disingkirkan oleh partai yang mencalonkannya tetapi gagal dan malah dicalonkan lagi untuk kedua kalinya
oleh partai yang dulu akan menyingkirkannya itu ? Ini kan benar-benar sangat-sangat luar biasa to !
Sebenarnya para elit politik PDIP dengan Bu Risma
tidak sepaham dan tidak cocok tetapi Ketua Umum DPP PDIP,
Megawati Sukarno Putri, menghendaki Bu Risma untuk
didukung kembali dengan pertimbangan bahwa dalam survei Bu Risma
tidak ada tandingannya. Maka, daripada Bu Risma “dirangkul”
oleh partai lain lebih baik didukung lagi saja oleh PDIP untuk kembali menjadi Walikota Surabaya.
Apalagi Bu Risma nampak sudah bisa dikendalikan oleh Megawati dan wakilnya,
Wisnu Sakti Buana (WSB), sebagai politikus
ulung yang tidak diragukan lagi loyalitas dan
kemampuannya. Terbukti di akhir-akhir masa jabatannya sebagai walikota periode 2010-2015, Bu Risma nampak dapat luluh hatinya menghadapi WSB, tidak
seperti pada saat WSB akan menjadi wakilnya menggantikan Bambang Dwi Hartono.
Selain itu, pertimbangan
lainnya, Bu
Risma telah diakui dunia sebagai Walikota
Surabaya yang berhasil di segala bidang dan sebagai walikota
terbaik seantero jagat. Bahkan mendapatkan penghargaan yang
tidak bisa dihitung jumlahnya dari berbagai negara. Sebelum Bu Risma
jadi Walikota Surabaya hanya sebagian kecil dunia/negara luar saja yang
tahu/kenal dengan Kota Surabaya.
Yang mereka kenal/tahu hanyalah Bali saja.
Jakarta saja tidak mereka kenal/tahu, apalagi
Surabaya. Namun pada saat Bu Risma menjadi
Walikota Surabaya, mereka baru mengetahui
kiprah dan sepak terjangnya yang mengagumkan. Bu Risma dinilai berhasil
menjalankan pembangunan di Surabaya sehingga membuka mata dunia melihat
Kota Surabaya dengan berbagai pujian dan
sanjungan. Berbagai penghargaan pun mengalir ke Kota Surabaya
atas jerih-payah dan kesungguhan Bu Risma
dalam membangun dan memajukan Kota
Surabaya, serta mengenalkannya pada negara
luar. Saat ini tidak ada satu pun negara luar yang
tidak tahu/kenal dengan Kota Surabaya.
Karir Bu Risma diawali sebagai karyawati
Bappeda Kota Surabaya yang sekarang menjadi Bappeko.
Saat itu sebagai karyawan biasa dengan golongan gaji
III-a. Kemudian prestasinya meningkat menjadi Kasie dan
sebagai Kabidnya, Ali
Syahbana. Oleh Ali Syahbana, Bu Risma
digembleng tidak mengenal siang maupun malam. Kemudian
Bu Risma dimutasi ke Dinas Tata Kota masih menjadi
Kasie. Selanjutnya pada saat Sekda Kota Surabaya
dijabat M Yasin, Bu Risma dipindah ke
Dinas Pertamanan. Bu Risma menjadi Kepala Cabang Fungsional.
Kemudian saat sekdanya
diganti Ali Syahbana, Bu Risma tetap di Dinas
Pertamanan sambil kuliah S2 dengan predikat kelulusan cumlaude. Walaupun di Dinas
Pertamanan tidak menjabat jabatan strategis tetapi Bu Risma bisa
melobi DPRD Kota Surabaya untuk studi banding ke Singapura, Malaysia dan
Thailand masalah makam dan DPRD setuju. Dari studi
banding itu Bu Risma berhasil menciptakan makam Sukolilo yang sekarang dimanfaatkan warga Kota Surabaya.
Tidak genap dua tahun Bu Risma dimutasi lagi,
dipromosikan menjadi Kepala Bagian Bina Program
selama ± 4 tahun. Di Bina Program prestasinya luar biasa.
Bagaimana tidak, saat itu di Indonesia belum ada
lelang proyek dengan menggunakan sistem e-Procuremen kecuali satu-satunya
di Kota Surabaya. Akhirnya hal itu sebagai
rujukan kota lain termasuk Jakarta dan kota besar lainnya.
Bahkan Menpan pun studi banding
ke Bina Program Kota Surabaya. Bu Risma diketahui
kehebatannya ya sejak menjabat Kepala Bina Program tersebut.
Pada saat Sekda Ali Syahbana diganti Sukamto Hadi dan
sebagai Pjs Walikota Surabaya adalah Chusnul
Danuri Arifin, Bu Risma dipromosikan di Badan Penelitian dan
Pengembangan (BALITBANG) yang sebelumnya eselon III a menjadi Eselon II a. Pada
saat itulah Bu Risma merasa dikucilkan dari
teman sejawat dan teman dekatnya, karena Balitbang
pada saat itu hanya dipandang sebelah mata alias tidak
termasuk badan/instansi yang
diperhitungkan.
Saat itu Bu Risma sering menyampaikan kekesalannya pada teman sejawat dan teman dekatnya. Menurutnya, di Bina
Program hubungannya sangat luas dan bisa berkiprah banyak untuk
memajukan Pemerintah Kota Surabaya. Tapi, tidak ada hujan,
tidak ada angin, tahu-tahu ia dipindah ke Balitbang.
Bu Risma sedih dan merasa didholimi serta dijauhi
teman sejawat.
Namun masih beberapa bulan di Balitbang, tiba-tiba Bu Risma dipanggil untuk mengikuti Diklat Pim.
Hasilnya pun sangat memuaskan. Ketika Balitbang dipimpin Bu Risma
sangat pesat kemajuannya, termasuk penghasilannya.
Luar biasa, anggaran Balitbang meningkat sangat luar
biasa dan kesejahteraan karyawannya pun turut meningkat pula.
Faktanya, di mana pun
Bu Risma memimpin dapat dipastikan anggaran dan kesejahteraan anak buahnya dipastikan meningkat. Buktinya
pada saat Bu Risma menjadi Walikota Surabaya 2010 – 2015, pegawai Pemkot Surabaya menjadi lebih
sejahtera dengan diberikan uang tambahan penghasilan dan lain-lain. Pegawai biasa
saja penghasilan tambahan di luar gaji setiap bulannya bisa mencapai
Rp 1,5 juta bahkan lebih, tergantung
beban kerjanya. Apa ini tidak luar
biasa dan hebat ?
Kembali pada karir Bu Risma. Belum sampai satu
tahun memimpin Balitbang, Bu Risma dipromosikan
menjadi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Di situlah
Bu Risma mulai mengukir prestasinya yang luar biasa dan menyentuh hati warga Kota
Surabaya. Taman di mana-mana menjadi
hijau, tidak ada satu pun
taman di Surabaya yang gersang, seluruhnya
menjadi subur dan dirawat dengan sungguh-sungguh. Butuh anggaran
berapa saja diberikan oleh DPRD Kota Surabaya. Selain itu
Bu Risma juga
berhasil menggerakkan masyarakat
dan pengusaha untuk turut berperan serta menghijaukan
taman. Hingga Surabaya pun selalu mendapatkan penghargaan
Adipura Kencana.
Sejak itu pula warga Kota Surabaya menaruh
simpati dan bangga melihat Bu Risma yang tidak mengenal lelah siang-malam tidak
ada henti-hentinya turun ke lapangan menjaga kebersihan dan keindahan Kota Surabaya.
Setelah berhasil di DKP, selanjutnya
Bu Risma dipromosikan menjadi Kepala Bappeko (Badan
Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya). Setelah itu Bu Risma
dicalonkan oleh PDIP sebagai Walikota Surabaya 2010 – 2015 berpasangan dengan
Bambang Dwi Hartono sebagai Wakil Walikota Surabaya. Sebab Bambang DH waktu itu
sudah 2 periode berturut-turut menjadi Walikota Surabaya sehingga tidak bisa
lagi dicalonkan sebagai Walikota Surabaya untuk ketiga kalinya berturut-turut.
Namun
belum genap satu tahun terpilih sebagai Walikota Surabaya berpasangan dengan
Bambang DH, Bu Risma akan dilengserkan oleh PDIP. Disebut-sebut karena Bambang
DH ingin menggantikan Bu Risma sebagai Walikota Surabaya. Namun rencana
menggulingkan Bu Risma itu pun gagal total
karena Bu Risma terlalu hebat. Akhirnya Bambang DH yang
mengalah mengundurkan diri dari kursi Wakil
Walikota Surabaya digantikan Wisnu Sakti Buana (WSB).
Sekarang Bu Risma dan WSB berpasangan sebagai Calon
Walikota dan Wakil Walikota Surabaya periode 2015 – 2020 dalam Pilkada Serentak
tanggal 9 Desember 2015. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Majalah FAKTA
Perwakilan Jawa Timur, 65% responden menginginkan Bu Risma menjadi
Walikota Surabaya lagi untuk periode 2015 -
2020. Itu artinya di atas kertas sebagian besar warga Kota Surabaya akan
mencoblos/memilih gambar Bu Risma yang berpasangan dengan WSB dalam Pilkada
Kota Surabaya tanggal 9 Desember 2015.
Sebab, figur Bu Risma sekarang ini sama dengan
Jokowi pada saat jadi
Gubernur DKI Jakarta. Bedanya, kalau
Jokowi populer dengan gaya blusukannya dan masuk gorong-gorong segala, sedangkan Bu Risma populer karena
keberhasilannya dalam memimpin dan menyentuh hati
warga Kota Surabaya. web majalah fakta / majalah fakta online
Oleh :
Imam Djasmani.
Kepala Perwakilan Majalah Fakta Jawa
Timur
No comments:
Post a Comment