Ruwat Agung Nuswantoro Majapahit
RANGKAIAN kegiatan seni budaya Kabupaten Mojokerto, Provinsi
Jawa Timur, semakin
menunjukkan jati dirinya bahwa
Kabupaten Mojokerto terutama kawasan Trowulan merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit yang termashur.
Upaya melestarikan peninggalan seni dan budaya leluhur itu pun terus digalakkan. Kali ini Pemkab Mojokerto melalui Disporabudpar Kabupaten Mojokerto sebagai
leading sector menunjukkan beberapa
greget budaya. Diawali Kamis, 15 Oktober 2015, diadakan Festival Tembang Mocopat
pelajar tingkat SMA sederajat
yang diikuti oleh 60 orang peserta se-Kabupaten Mojokerto. Sistem penilaiannya
diambil 3 penyaji terbaik putra dan penyaji terbaik putri dengan hadiah
masing-masing Rp 1 juta. Juara I penyaji putra dimenangkan oleh peserta asal
SMA Trawas, disusul juara II dari SMA Sooko, dan ditutup oleh peserta asal SMA
Dawarblandong di urutan juara III penyaji terbaik putra. Untuk penyaji putri,
juara I berhasil direbut oleh peserta asal SMA Mojosari, disusul peserta
asal SMA Trawas sebagai juara II, dan juara III diduduki oleh peserta asal SMA
Dawarblandong.
Malam harinya, di waktu yang sama, dilaksanakan Gebyar Tembang Mocopat
(Paguyuban Sesepuh), yang dihadiri oleh beberapa simpatisan budayawan Mocopat
dari Jombang, Kediri, Lamongan, Gresik dan Kertosono.
Gelar
Mocopat (Paguyuban Sesepuh) sebagai ungkapan rasa kepedulian, persaudaraan dan
keakraban sesama seniman.
Dilanjutkan dengan acara Unduh-Unduh Patirtan, yaitu mengambil air dari 7 sumber
mata air (Patirtan) di antaranya Sumur R Wijaya di Desa Bejijong, Sumur Ratu
Tribuana Tunggadewi di Desa Klinterejo, Sumur Hayam Wuruk di Desa Panggih,
Sumur Damar Wulan/Putri Cempo di Desa Trowulan, Sumur Sumber Towo Brawijaya V
di Desa Trowulan, Sumur Sakti Gajah Mada di Desa Beloh, dan Sumur Upas Candi
Kedaton di Desa Sentono Rejo.
7 mata air (Patirtan) tersebut tepat pukul 00.00 WIB dijadikan satu untuk
dipersiapkan pada acara berikutnya yaitu Ruwat Sukerto pada Jumat (16/10).
Dalam filosofi Jawa, Sukerto mempunyai makna pembersihan diri dari malapetaka
bagi anak-anak, agar nantinya menjadi generasi yang berguna bagi nusa dan
bangsa. Siraman Ruwat Sukerto ini disertai
ritual Wayang Sesaat dengan lakon “Murwokolo”. Beberapa golongan anak yang
diruwat di antaranya
anak ontang-anting,
kembar sepasang, sendang kapit pancuran dan pancuran kapit sendang.
Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa (MKP), dalam acara Ruwat Agung Nuswantoro Majapahit |
Dilanjutkan kegiatan Mangesti Suro. Dalam acara ini Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa (MKP), menyampaikan bahwa kebesaran Majapahit yang sudah dikenal bukan hanya di lingkup
nasional tapi juga sudah
mendunia ini saatnya dilestarikan dan diperbaiki. Langkah Pemkab Mojokerto yang
bekerja sama dengan
Provinsi Jawa Timur dalam mewujudkan Rumah Majapahit adalah awal dari sebuah bentuk
pengenalan secara luas budaya Majapahit. Rencana mendesain pagar dan gapura
di beberapa titik penting di wilayah Kabupaten Mojokerto tahun 2016 harus bisa
diwujudkan. Dengan begitu, aroma Majapahit benar-benar terasa ketika wisatawan
terutama dari mancanegara
berkunjung ke wilayah Kabupaten Mojokerto.
Bupati MKP menambahkan,
yang penting sekarang ini adalah bagaimana dan sejauh apa kita dapat menghargai
dan melestarikan budaya setempat ? Acara Mangesti Suro ditutup dengan
pagelaran wayang kulit bersama Ki Dalang Suwoto mengambil lakon
“Tumuruning Wahyu Keprabon.”
Sabtu, 17 Oktober
2015, adalah
puncak kegiatan Ruwat Agung Nuswantoro. Berbagai bentuk hasil karya para
seniman dan budayawan yang berjumlah 30 buah dikirab. Pesertanya berasal dari kecamatan,
perbankan dan perusahaan. Sebelum kirab diberangkatkan, dilakukan prosesi kirab
pusaka Majapahit yang diserahkan ke masing-masing peserta sesuai dengan
tugasnya. Bupati MKP membawa
Papaka (simbol Majapahit). Kajari membawa payung Gringsing Udan Wiris,
Kapolres membawa Tombak Samudera, Dandim membawa pusaka Bendera Gulo Klopo.
Hadir dalam acara ini di antaranya Wakil Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Taman Budaya Jawa Timur,
DPRD Provinsi Jawa Timur,
Parsi Provinsi Jawa Timur,
pengelola hotel, camat dan SKPD. (anang/hms)
No comments:
Post a Comment