Kata Walikota Surabaya, kalau anak-anak kita ajak beraktivitas positif untuk peduli lingkungan, mereka tidak akan tertarik melakukan hal-hal yang tidak perlu |
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya
mengajak siswa-siswi di Kota Pahlawan untuk memiliki kepedulian pada
penyelamatan lingkungan. Salah satu upaya untuk menyadarkan anak sekolahan di
Surabaya perihal pentingnya penyelamatan lingkungan, diwujudkan melalui
pembentukan sekolah- sekolah yang berbasis Eco School.
Sejak
Surabaya Eco School dilaunching pada 2013, sudah banyak sekolah di Surabaya
mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah
Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTS) hingga Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah (MA) yang berstatus Eco School.
Kini,
di tahun 2014, Pemkot Surabaya bersama Tunas Hijau dan juga PT Pembangkitan
Jawa-Bali (PJB), kembali melaunching Surabaya Eco School 2014 dengan tema
“Surabaya Sebagai Kota Konservasi Air”. Launching yang dihadiri beberapa kepala
dinas terkait, kepala sekolah, guru dan siswa-siswi ini digelar di SMK Negeri 6
Surabaya, Selasa (26/8).
Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini, dalam sambutannya menjelaskan tentang alasan mengapa
semua pihak harus peduli pada lingkungan. Walikota mencontohkan kondisi
Surabaya yang sekarang relatif bebas dari banjir dibanding tahun-tahun
sebelumnya meski pembangunan di Surabaya terus digalakkan.
“Kenapa
itu bisa terjadi ? Karena kita pandai mengelola lingkungan. Itulah pentingnya
kita adakan Eco School agar anak-anakku semua memiliki kepedulian untuk ikut
menjaga lingkungan. Kita harus memberikan contoh dengan memulai dari diri
sendiri sebelum mengajak orang lain,” ujar walikota.
Walikota
Risma yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya,
Ikhsan, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Chalid Buchari, Kepala
Badan Lingkungan Hidup, Musdiq Ali Suhudi, serta Kepala Dinas Pertanian,
Djoestamadji, mengatakan bahwa konservasi air lebih susah dibandingkan
memperbaiki kualitas udara. Ini karena dalam koservasi air, mencakup banyak hal
seperti penanaman pohon hingga pengelolaan sampah.
“Ini
memang lebih sulit. Tetapi, kalau sudah jadi budaya, akan terlihat mudah. Ini
adalah tugas yang mulia, karena itu kita ajak anak-anak kita untuk ikut aktif
dalam kegiatan ini,” sambung walikota.
Mantan
Kepala DKP Surabaya ini menambahkan, pihak sekolah yang ikut program Surabaya
Eco School 2014, hendaknya bukan didasari karena sungkan pada walikota atau
khawatir ditegur kepala dinas pendidikan. Namun, partisipasi itu harus didasari
karena kesadaran untuk ikut menyelamatkan lingkungan. “Sebab, kalau kita
mendalami, ini maknanya sangat luar biasa. Kegiatan ini juga bisa sebagai
character building. Kalau anak-anak kita ajak beraktivitas positif untuk peduli
lingkungan, mereka tidak akan tertarik melakukan hal-hal yang tidak perlu,”
sambung dia.
Sementara
Senior Manager Humas PT PJB, Budi Setiawan, mengatakan, pihaknya mendukung
penuh program Surabaya Eco School 2014. Menurutnya, di masa mendatang, bukan
tidak mungkin, antar negara akan saling berebut air bersih. “Karena itu, air
perlu kita lestarikan. Dan kami mengapresiasi program ini yang mulai
memberdayakan anak-anak untuk peduli lingkungan,” ujar Budi.
Dalam kesempatan tersebut, PT PJB juga memberikan
bantuan untuk program Surabaya Eco School 2014 berupa 500 pohon, 250 set bor
pipa untuk lubang biopori serta water treatment. (Rilis) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment