Tri
Rismaharini (Juga) Belajar Tata Kota Dari Game
Walikota Tri Rismaharini
memang layak menyandang pemenang IHS
Alumni International Awards 2016 karena
dipandang mampu
menyeimbangkan antara pikiran dan hati.
|
WALIKOTA Surabaya, Tri Rismaharini, tak kuasa membendung
air mata tatkala menerima penghargaan Institute
for Housing and Urban Development Studies (IHS) Alumni International.
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Utusan Khusus Perwakilan Kerajaan Belanda,
Henk Ovink, di sela-sela rangkaian forum Habitat III di Quito, Ekuador, Senin malam
(17/10) waktu setempat.
IHS Alumni International Awards diberikan kepada para ‘jebolan’
IHS yang dinilai berprestasi dan mampu membawa perubahan positif di lingkup
tempat kerjanya. Tahun 2016 ini Bu Risma - sapaan Tri Rismaharini - dinobatkan
menjadi pemenang utama IHS Alumni Internasional Awards. Pada posisi runner up
ditempati Profesor Alfredo Garay dari Argentina dan Chief Willie Abiano asal
Nigeria.
Awalnya, Bu Risma tampak sumringah
saat menerima penghargaan tersebut. Namun, saat diberi kesempatan menyampaikan
sepatah-dua patah kata, raut wajah orang nomor satu di Pemkot Surabaya itu
mulai berubah. Tetes air mata haru mulai membasahi pipi Bu Risma. Dia terkenang
perjuangannya saat menempuh pendidikan jurusan Urban Development di IHS,
Rotterdam, Belanda, hingga menjadi Walikota Surabaya.
“Perjuangan menjadi walikota tidak mudah. Banyak hambatan dan
tanggung jawab yang harus dipikul sangat berat,” ujarnya dengan nada bergetar.
Tak terkecuali, lanjut dia, saat menggagas e-procurement atau
sistem lelang berbasis elektronik dan sistem e-government untuk mempermudah
kinerja manajemen pemerintahan. Saat itu, dia merasakan tekanan yang sangat
berat. Bahkan, dia sempat mengalami intimidasi dan ancaman-ancaman pembunuhan
yang dialamatkan kepada keluarganya.
Namun, seiring berjalannya waktu, sistem yang digagas dengan penuh
perjuangan itu terbukti membawa manfaat riil bagi pemkot. Dengan sistem
elektronik, pemkot mampu menekan angka pengeluaran sehingga anggaran pun dapat dimanfaatkan
secara efektif dan efisien.
Suasana haru berubah menjadi ceria manakala Bu Risma menceritakan
kenangan-kenangan semasa menimba ilmu di IHS pada 1996. Saking tingginya minat
mantan Kepala Bappeko Surabaya itu akan dunia manajemen perkotaan, dia sampai
mengisi setiap waktu luangnya dengan hal-hal yang berbau tata kota.
“Saat itu konsentrasi saya hanya pada pengelolaan suatu kota.
Sampai-sampai, di waktu senggang saya bermain game Sims City (permainan
membangun kota). Jadi, saya tetap belajar dan berlatih tentang tata kota
melalui game itu,” ungkap Bu Risma disambut senyum dan tawa para undangan.
Intinya, Bu Risma menyebut ilmu yang didapat dari IHS sangat
berguna bagi masyarakat Surabaya. Dia berharap, ke depan makin banyak anak-anak
Surabaya yang belajar di luar negeri lalu kembali untuk membangun tanah airnya.
“Kalau selama saya menjabat walikota, pendapatan asli daerah (PAD) Surabaya
naik 300 persen, itu sedikit-banyak juga karena penerapan ilmu-ilmu yang saya
peroleh dari IHS,” pungkasnya.
Utusan Khusus Perwakilan Kerajaan Belanda, Henk Ovink, mengatakan,
Walikota Tri Rismaharini memang layak menyandang pemenang IHS Alumni
International Awards 2016 karena dipandang mampu menyeimbangkan antara pikiran
dan hati. “Artinya, yang dipikirkan bukan hanya pembangunan fisik saja, tapi
juga perhatian yang sangat besar pada sisi manusianya,” tuturnya.
Sementara, Presiden HIS Alumni International Board, Mansi Jasuja,
menjelaskan, IHS Alumni International Awards diselenggarakan setiap dua tahun
sekali. Penghargaan ini pertama kali digelar pada 2012. “Jadi, Ibu Tri
Rismaharini ini merupakan pemenang edisi ketiga IHS Alumni International
Awards,” kata Mansi. (Rilis)
No comments:
Post a Comment