Friday, January 2, 2015

OPINI : SBY MENGELUARKAN PERPU DAGELAN, SBY CERDAS DAN CERDIK MEMAINKAN DADUNYA


SUSILO Bambang Yudoyono pada saat akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden RI masih sempat mengeluarkan Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang) tentang Pemilihan Kepala Daerah (Gubernur, Bupati dan Walikota) untuk membatalkan UU Pilkada yang disetujui DPR RI yakni pilkada yang dipilih langsung oleh para anggota DPRD. Berdasarkan UU Pilkada itu Gubernur, Bupati dan Walikota sudah tidak lagi dipilih langsung oleh rakyatnya, tapi cukup dipilih oleh DPRD saja.
Dengan adanya UU Pilkada yang dipilih oleh DPRD itu SBY sebagai Presiden RI rasanya tidak terima dan akan membatalkannya dengan cara menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu). Namun, kelihatannya sia-sia atau hanya sebagai manufer politik saja yang dapat dikatakan sebagai lawakan alias dagelan.
Bagaimana tidak, sahnya Perpu itu harus mendapatkan persetujuan parlemen (DPR) setidak-tidaknya 50%+1, barulah Perpu itu bisa berlaku atau dapat dikatakan sah. Sedangkan parlemen sekarang sebagian besar terisi oleh Koalisi Merah Putih-nya Prabowo Subianto yang berseberangan dengan Koalisi Indonesia Hebat-nya Jokowi. Padahal Koalisi Merah Putih menginginkan Pilkada dipilih DPRD. Nah, bagaimana mungkin Perpu itu akan disetujui oleh DPR untuk menjadi UU ?
Selain itu dikeluarkannya Perpu harus memenuhi persyaratan yang ditentukan UUD 1945 yaitu :
1.    Belum ada UU yang mengatur
2.    Terjadinya deadlock atau tidak adanya kesepakatan/musyawarah mufakat tetapi sudah dilakukan voting
3.    Terbatasnya waktu penyelenggaraan kegiatan tetapi belum ada putusan
4.    Terjadinta chaos atau keadaan darurat social
Bila dicermati dari empat poin tersebut tidak ada yang menyentuh satu pun dengan dikeluarkannya Perpu Pilkada oleh Presiden SBY terseut. Semua orang sudah mengetahuinya namun tetap saja Presiden SBY menerbitkan Perpu Pilkada langsung dengan 10 perbaikan dan menolak Pilkada tidak langsung. Tujuannya diduga agar SBY tidak dianggap “abu-abu” oleh Koalisi Indonesia Hebat dan tidak dicaci-maki/dihujat oleh rakyat Indonesia yang tidak menghendaki Pilkada tidak langsung.
SBY walaupun jebolan TNI dan bukan dibesarkan oleh partai politik namun SBY ternyata seorang politisi tulen. Terbukti, benar-benar tidak disangka-sangka bahwa Koalisi Indonesia Hebat akan terkecoh dan bertekuk-lutut menghadapi manuver Partai Demokrat. Pada saat rapat paripurna Koalisi Indonesia Hebat mendukung dan menyetujui secara lisan usul Partai Demokrat tentang Pilkada langsung dengan 10 perbaikan. Tetapi, saat pengambilan keputusan, tiba-tiba Partai Demokrat melakukan walk out dengan berbagai macam alasan hingga Koalisi Indonesia Hebat keok oleh Koalisi Merah Putih.
Prabowo Ternyata Lebih Cerdik, Cerdas, Dan Hebat Daripada SBY
Prabowo lebih cerdik dari SBY, mengapa demikian ? Sebab, pada saat SBY sebagai Presiden RI dan sebagai Pembina Partai Demokrat, partai koalisinya tidak kompak, tidak bisa menguasai parlemen, dan tidak sampai merambah ke daerah hanya di pusat saja. Hingga dalam Pilkada Gubernur, Bupati dan Walikota kedodoran, kelimpungan, hampir 70% Gubernur, Bupati dan Walikota dibabat kader PDIP. Sedangkan bila dijumlah suara partai koalisi SBY jauh lebih besar daripada PDIP. Karena partai koalisi SBY saat itu mencalonkan sendiri-sendiri, berebut kekuasaaan dan berebut setoran dari para kandidat Gubernur, Bupati dan Walikota.
Kelihatannya waktu itu SBY tidak berdaya menghadapi Ketua Umum Partai Demokrat (Anas Urbaningrum) yang dengan serakah memperkaya diri sendiri untuk meraih kekuasaan yang lebih tinggi. Terbukti para petinggi Partai Demokrat tidak sedikit yang terjerat korupsi, masuk bui.
Penulis pada saat SBY berkuasa sudah pernah memberikan masukan berkaitan dengan koalisi yang dilakukan sampai ke daerah-daerah, tidak hanya di pusat saja. Tulisan itu diterbitkan di Majalah FAKTA. Namun, SBY tidak bergeming dan tidak menggubris sampai habis masa jabatan presidennya.
Lain halnya dengan Prabowo. Koalisinya nampak permanen dan tidak terbatas di pusat saja melainkan juga di daerah-daerah. Hingga besar kemungkinan Koalisi Merah Putih yang dikomandani Prabowo Subiyanto dan Aburizal Bakri akan membabat habis Pilkada Gubernur, Bupati dan Walikota se-Indonesia. Dapat diprediksi setidak-tidaknya 85% Gubernur, Bupati dan Walikota akan dikuasai oleh Koalisi Merah Putih. Dan, PDIP beserta Koalisi Indonesia Hebat-nya akan kelabakan dan kelimpungan menghadapi Koalisi Merah Putih.
Dalam pelaksanaan Pilkada Gubernur, Bupati, Walikota nanti Koalisi Indonesia Hebat akan banyak menjadi penonton walaupun pemilihan presidennya dimenangkan oleh Koalisi Indonesia Hebat.
Sedangkan di parlemen pusat (DPR), Presiden Jokowi dituntut ekstra hati-hati. Ibarat kata, salah sedikit bisa fatal akibatnya. Ingat Gus Dur, alih-alih mau membubarkan parlemen seperti pada jaman Bung Karno dengan Dekrit 5 Juli 1959-nya, Gus Dur sendiri yang malah harus angkat kaki dari Istana Kepresidenan lantaran di-impeachment oleh parlemen. Semoga tidak demikian dengan Presiden Jokowi. (R.26) web majalah fakta / majalah fakta online
Oleh :
Imam Djasmani
Pengamat Sosial Politik  

No comments:

Post a Comment