Sudah Saatnya Surabaya Bangun Rusunami
Vinsensius Awey.
|
TINGGINYA kebutuhan rumah sederhana bagi warga dan semakin mahalnya harga tanah di Kota Surabaya, membuat Vinsensius Awey, Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, mengusulkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot)
Surabaya untuk membangun Rumah Susun Milik (Rusunami), bukan Rumah Susun
Sewa (Rusunawa) lagi.
Awey
beralasan, lambat-laun harga tanah di Surabaya
terus naik, sehingga kecil kemungkinan bagi warga kurang mampu untuk bisa membeli dan membangun tempat tinggal (rumah).
“Yang
seperti ini butuh intervensi pemerintah. Yakni, dengan memberikan subsidi atau pinjaman ringan bagi para keluarga tidak
mampu untuk membelinya. Ingat, hal pokok bagi mereka bukan hanya sandang dan
pangan. Tapi juga papan (rumah),” tandasnya.
Terkait hal
itu, dia mendesak Pemkot Surabaya segera menetapkan zona-zona khusus untuk
rusunami di sejumlah wilayah. Tujuannya, agar tanah tidak dikuasai pengembang,
yang tentu akan menaikkan nilai harga atas tanah tersebut.
Kalaupun
pemkot belum bisa membangun, tambah Awey, minimal sudah ada zona khusus untuk
rusunami . "Mumpung belum kedahuluan pengembang. Sebab, begitu dikuasai
pengembang dan dibangun, harga tanah akan naik lagi. Sehingga mustahil pemkot
membangun,” tutur dia.
Diberitakan,
Pemkot Surabaya berharap bisa mengelola Rusunawa Gununganyar, atau paling
tidak bisa menempatkan warganya di sana. Pasalnya, saat ini banyak warga kurang
mampu yang tidak punya tempat tinggal. Malah, beberapa di antara mereka masih
menempati wilayah stren kali. Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Vinsensius Awey, mengusulkan agar pemerintah kota membangun sendiri
rumah susun (rusun) untuk warga yang belum punya tempat tinggal. Sebab, selain
mengandalkan APBD Kota Surabaya, anggaran pembangunan rusun itu bisa dari
pusat.
“Apa
susahnya membangun sendiri ? Toh anggarannya juga bisa dari
APBN. Pemkot Surabaya tinggal menyiapkan lahannya,” kata Vinsensius Awey.
Hal itu ia sampaikan menyikapi belum adanya titik temu antara Pemkot
Surabaya dengan Pemprov Jatim soal retribusi sewa Rusunawa Gununganyar. Untuk kepentingan
warga Surabaya yang belum punya rumah, pemkot mengajukan retribusi sewa Rp
50.000,- per bulan. Namun Pemprov Jatim sebagai pemilik Rusun Gununganyar menilai, pengajuan
Pemkot Surabaya itu terlalu rendah. Sebab tidak sebanding dengan biaya
operasional dan perawatan.
Menurut
Awey, sapaan Vinsensius, saat ini masih banyak warga miskin di Surabaya yang
belum punya tempat tinggal. Karena itu, sebutnya, ketimbang bergantung kepada
pihak lain, lebih baik pemkot membangun sendiri rusun.
Mochamad Machmud.
|
Terkait hal itu, Anggota Komisi C DPRD Kota
Surabaya, Mochamad Machmud, mengatakan, keinginan Pemkot Surabaya atas Rusunawa Gunungayar cukup beralasan. Pasalnya, rusun tersebut berada di wilayah Surabaya.
“Toh misinya bagus, untuk warga kurang
mampu yang ada di stren kali,” ujar Machmud.
Kalau
pertimbangan biaya operasional yang dipakai Pemprov Jatim sebagai alasan, ucap
Machmud, mestinya tidak menjadi soal. Sebab, begitu pengelolaan beralih ke
pemkot, maka seluruh biaya operasional dan perawatan jadi tanggung jawab Pemkot
Surabaya juga. (F.839) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment