Jalan-Jalan Di Legian, Gubernur Pastika Ditawari
Narkoba
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika.
|
GUBERNUR Bali, Made Mangku Pastika,
mengakui jumlah pecandu narkoba di Bali sangat tinggi. Menurutnya, dari 1.500
narapidana di LP Kerobokan, 70 persen karena kasus narkotika. Ia pun heran
dengan banyaknya manusia yang mengkonsumsi barang haram tersebut.
Pastika melanjutkan,
dengan data pencandu narkoba di Bali sebanyak 661.353 orang, itu berarti Bali
ini sudah darurat narkoba. Menurut dia, jumlahnya bahkan lebih besar dari data
yang disodorkan BNNP Bali itu.
"Jumlah 61 ribu
pengguna narkoba di Bali yang dari BNN itu hanya silent number. Jumlah tersebut sejauh yang diketahui, yang
ditangkap, direhab dan seterusnya. Diduga kuat jumlahnya bisa melebihi hingga 3
kali lipat jumlah pengguna narkoba di Bali. Di Lapas Kerobokan, misalnya, lebih
dari 70 persen napinya adalah pecandu narkoba," kata Pastika.
Pastika pun prihatin
terhadap banyaknya kasus narkoba yang ada di Indonesia, termasuk di Bali.
Sebagai destinasi wisata internasional, Bali menjadi salah satu daerah yang
menjadi pusat peredaran narkoba. Menurut dia, Bali saat ini tidak hanya menjadi
tempat transit, tetapi menjadi tempat produksi dan pemasaran narkoba.
Pastika mengaku dirinya
pernah ditawari narkoba saat berada di daerah Legian, Kuta. "Saya pernah
sekali jalan-jalan di daerah Legian, saya pernah ditawarin. Rupanya mereka
berasal dari kampung dan tidak kenal dengan saya. Saya sedih sekali melihat
fenomena tersebut," kata Pastika saat diskusi tentang narkoba dengan
Barisan Anti Narkoba (BANNI) dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali
di Denpasar, Jumat (22/7).
Mantan Plh Kepala BNN RI
ini mengatakan, di Indonesia ada 50 orang meninggal dalam sehari karena
narkoba. "Kalau dihitung-hitung setiap satu jam ada dua orang lebih yang
mati karena narkoba. Selama kita duduk di sini tadi selama dua jam, 6 sampai 7
orang Indonesia mati karena narkoba. Tiap 1 jam ada 2 orang atau lebih mati
karena narkoba. Setiap sehari ada 50 orang. Besok bisa saja adik, saudara,
anak, sepupu, bapak. Siapa yang bisa tahu itu ?” ujar Pastika.
Mantan Kapolda Bali ini pun
meminta masyarakat Bali untuk menjaga diri, dan minimal keluarga, adik, kakak,
dan saudaranya untuk menghindari narkoba. Ia mengatakan, otak seseorang akan
rusak karena narkoba dan orang juga akan gila karena narkotika.
"Jika ada satu
orang di dalam keluarga kena narkoba maka keluarga itu akan hancur, kecuali
anak itu cepat-cepat mati. Dia akan curi semua, minta uang terus, daun pintu
dicuri, cuma BH dan celana dalam mamanya tidak bisa dijual. Maka dari itu minimal
selamatkan diri sendiri baru beritahu adik, kakak, atau keluarga. Menyelamatkan
manusia itu lebih mulia daripada membuat meru
tumpeng solas,” katanya. (rie) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment