Tahun 2017, Belanja Badung Nyaris Tembus Rp 5
Triliun
Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta, menyerahkan ranperda kepada
Ketua DPRD Kabupaten Badung, Putu Parwata, saat rapat paripurna
DPRD Kabupaten
Badung, Rabu (20/7).
|
BELANJA daerah Kabupaten Badung
2017 dirancang nyaris menyentuh angka Rp 5 triliun, tepatnya Rp
4.960.523.583.567,29. Hal itu diungkapkan Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta
SSos, dalam rapat paripurna DPRD Badung, Rabu (20/7).
Rapat paripurna yang
dipimpin Ketua DPRD Kabupaten Badung, Putu Parwata, itu dihadiri Wabup, Ketut
Suiasa, Wakil Ketua DPRD, Nyoman Karyana dan Made Sunartha, serta anggota DPRD
Badung. Acara tersebut juga dihadiri Sekkab Badung, Kompyang R Swandika,
bersama kadis, kepala kantor, dan kabag di lingkungan Pemkab Badung serta
undangan lainnya.
Rapat paripurna tersebut
mengagendakan penjelasan Bupati Badung terhadap 5 ranperda. Kelima ranperda
tersebut adalah ranperda kebijakan umum dan prioritas plafon anggaran sementara
(PPAS) APBD Badung tahun anggaran 2017, ranperda tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD Badung tahun anggaran 2015, ranperda tentang rencana
pembangunan jangka menengah daerah semesta berencana tahun 2016-2021, ranperda
tentang kabupaten layak anak, serta ranperda tentang pencabutan Perda No.3 Tahun
2007 tentang pedoman penyusunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa.
Menurut bupati, belanja
daerah Badung 2017 mengalami peningkatan Rp 899,9 miliar atau 22,16 persen
dibandingkan APBD induk tahun 2016 yang nilainya Rp 4,060 triliun. Bupati
merinci, anggaran tersebut dialokasikan untuk belanja tidak langsung Rp 2,68
triliun, serta belanja langsung menembus Rp 2,27 triliun.
Pada kesempatan itu, bupati
juga memaparkan pendapatan daerah yang dirancang Rp 4,2 triliun atau meningkat
Rp 455,6 miliar atau 11,89 persen dibandingkan APBD induk 2016. Pendapatan ini
berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) Rp 3,5 triliun, dana perimbangan
dirancang Rp 570,8 miliar, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah dirancang
Rp 200,1 miliar. Defisit belanja daerah ditutup dari pembiayaan netto 2016
senilai Rp 328,7 miliar.
“Dengan begitu, pada
tahun anggaran 2017 tidak ada sisa lebih pembiayaan tahun berkenaan,” katanya.
Menurutnya, pada tahun
anggaran 2017, alokasi belanja langsung diprioritaskan untuk melaksanakan
urusan wajib, urusan pilihan, serta fungsi penunjang urusan pemerintahan
daerah, yang diwujudkan dalam 9 prioritas pembangunan daerah.
Urusan pendidikan,
katanya, tetap mendapat porsi sesuai ketentuan yakni Rp 1 triliun lebih.
Persentasenya mencapai 20,21 persen dari APBD, sementara ketentuannya minimal
20 persen. Selanjutnya di sektor kesehatan, Badung mengalokasikan Rp 525,4
miliar atau sekitar 10,59 persen. Selain dua urusan wajib tersebut, Badung tak
melupakan pembangunan di sektor ekonomi dengan program penciptaan iklim usaha
kecil menengah yang kondusif, program perkembangan kewirausahaan dan keunggulan
kompetitif UMKM, program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM, serta
program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.
Di sektor lingkungan hidup, bupati mengalokasikan
anggaran Rp 45,1 miliar yang digunakan untuk program pengembangan kinerja
pengelolaan persampahan, program pengelolaan ruang terbuka hijau, program
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, program peningkatan
kualitas dan akses informasi SDA dan lingkungan hidup, serta program
rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA.
Dalam bidang sarana
prasarana wilayah, perumahan dan permukiman, Badung mengalokasikan anggaran
hingga Rp 757 miliar lebih. Dana ini digunakan untuk program peningkatan jalan
dan jembatan, program pengembangan prasarana dan fasilitas perhubungan serta
pelayanan angkutan, program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi,
program penyehatan lingkungan, serta program penataan bangunan/gedung.
Di sektor pariwisata
yang memberikan kontribusi tertinggi bagi pendapatan daerah, ujar bupati, Badung
mengalokasikan anggaran hingga Rp 14,4 miliar. Anggaran ini digunakan untuk
promosi pariwisata, pengadaan bahan promosi, pengaman wisata pantai, publikasi
kepariwisataan Badung, mengikuti live
saving world championship di Australia, pembangunan pos Balawisata,
pembangunan toilet di Seminyak, pengadaan sarana pengaman pantai, kajian
pengembangan potensi pariwisata, dan program perencanaan, pengembangan dan
revitalisasi desa wisata.
Anggaran tersebut juga
mencakup sejumlah program di sektor pertanian
dan kebudayaan. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment