PENEGAK HUKUM JADI SUMBER MAFIA HUKUM
PENEGAK hukum itu ternyata adalah sunber
mafia hukum ! Buktinya, sekarang ini masih sering terjadi pencari keadilan yang
tidak mampu keuangannya akan tertindaslah mereka. Kasus suap yang melibatkan
oknum aparat pengadilan, kejaksaan, polisi dan advokat/pengacara pun sudah
banyak yang diungkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal
seperti itu membuat masyarakat menjadi kehilangan kepercayaan terhadap penegakan
hukum di negara ini, sebab adanya suap tersebut akan mempengaruhi putusan yang
dikeluarkan hakim. “Ini bukan lagi sekedar mencoreng, tapi sudah merusak citra
peradilan di negeri ini. Wajar kalau mesyarakat saat ini semakin tidak percaya
dengan proses hukum,” kata Ruslan.
Ruslan
pun meyakini selain beberapa oknum pengadilan yang telah ditangkap KPK melalui
Operasi Tangkap Tangan (OTT), masih banyak oknum hakim, panitera, jaksa, polisi,
advokat/pengacara yang berperilaku busuk seperti itu. Hal ini benar-benar
membuat masyarakat makin meyakini bahwa mafia peradilan itu memang masih ada.
Untuk
memperbaiki citra peradilan tersebut menurut Ruslan harus dilakukan pembenahan
secara sistematis dan menyeluruh di tubuh aparat peradilan. Pasalnya,
pengadilan menjadi benteng terakhir dalam penegakan hukum, sehungga harus
dilakukan pembersihan dan pembenahan secara menyeluruh dan sistematis mulai
dari yang tertingi yaitu MA hingga ke tingkat pengadilan negeri. Hakim,
panitra, jaksa dan polisi yang tidak jujur harus diberikan punishment/sanksi
yang tegas, dipecat. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Sedangkan hakim, panitera,
jaksa dan polisi yang jujur harus diberikan reward/penghargaan, promosi jabatan
sampai menjadi pemimpin.
Wakil
Ketua Komisi lll DPR, Desmond Junaidi Mahesa, menyatakan salut atas kinerja KPK
yang menangkap Panitera PN Jakarta Utara perihal suap kasus Saipul Jamil. Namun
dia berharap agar Presiden Joko Widodo berani mengambil sikap memberantas mafia
hukum. Sebab kalau negara ini dirusak oleh hakim dan panitera yang tidak benar,
maka seharusnya presiden merasa dirugikan. Sebab kalau di republik ini terjadi
kekacauan maka yang dianggap paling bertanggung jawab adalah presiden karena
tidak adanya kepastian hukum.
Menurut
politikus Partai Gerindra itu bahwa mafia hukum akhi-akhir ini justru semakin
marak, seolah-olah keadilan hanya diukur berdasarkan dengan uang saja. “Hukum sepertinya
hanya berpihak pada orang yang mampu membayar saja. Kalau itu yang terjadi maka
republik ini akan kacau”. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment