KPK Geledah Rumah Putu Leong Di Bali
Putu 'Leong' Sudiartana.
|
KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT)
terhadap politisi Partai Demokrat asal Bali yang juga anggota Komisi III DPR
RI, Putu Sudiartana. Pria yang akrab dipanggil Putu Leong ini diduga menerima
suap untuk memuluskan proyek pembangunan 12 jalan di Provinsi Sumatera Barat
(Sumbar).
Terkait
dengan serangkaian kabar menghebohkan ini, sekitar pukul 13.00 Wita, Rabu lalu,
tiga pria dan seorang perempuan datang ke rumah Putu Leong di Banjar Tegal
Kuning, Bongkasa Pertiwi, Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, untuk mencari
salah seorang keluarga Putu Leong guna dimintai keterangan.
Walau
sempat menunggu, dua pria yang masuk terlebih dahulu akhirnya ditemui oleh
sepupu Putu Leong, Ni Luh Putu Sugiani. Dua pria yang belakangan diketahui
petugas KPK itu menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya untuk meminta keterangan
pihak keluarga tentang Putu Leong.
Awalnya,
Sugiani mengaku tak tahu apa-apa dan tak berani berkomentar dengan alasan takut
salah memberi keterangan. Namun atas bujuk rayu petugas KPK, Sugiani pun mulai
berbicara tentang Putu Leong, meski dengan wajah yang sedikit tegang. “Dulu Pak
Putu memang di sini, tapi karena sekarang sudah di Jakarta, jadi jarang beliau
ke sini kecuali ada reses, kalau sembahyang baru pulang,” kata Sugiani.
Sugiani
terlihat sangat tegang dan bingung saat petugas itu mengatakan membutuhkan
keteranganya untuk Putu Leong dan saat itu juga harus ikut ke Jakarta. “Saya
tidak tahu apa-apa, Pak,” imbuh Sugiani.
“Keterangan
ibu sangat dibutuhkan, ini juga untuk membantu Pak Putu. Jadi perlu keterangan
ibu,” bujuk petugas KPK itu.
Mendengar
Sugiani akan diboyong ke Jakarta, kerabat Putu Leong, Gede Pande Eka Prayika,
berinisiatif untuk menanyakan surat tugas sehingga belakangan pria itu diketahui
petugas KPK.
Setelah
itu, Sugiani kembali dimintai keterangan bertempat di ruang tamu di salah satu
bangunan yang menghadap pintu gerbang dan berlantai dua itu. Beberapa saat
kemudian, Sugiani berganti pakaian, sebelumnya menggunakan dress kotak-kotak coklat
bergaris putih dan berganti menjadi celana panjang jeans dan baju kaos berwana
biru serta menggunakan masker.
Saat
sejumlah media mencoba meminta keterangan, Sugiani yang menuju mobil Kijang
Innova tak memberi tanggapan. Termasuk petugas KPK itu. “Langsung ke Jakarta,
Pak?” tanya seorang wartawan. “Insya Allah,” jawab salah seorang petugas KPK
itu. Tepat pukul 14.00 Wita, Sugiani bersama empat petugas KPK dan seorang
sopir meninggalkan rumah tersebut dengan menggunakan mobil Kijang Innova
berwarna silver bernopol DK 746 QS.
Tidak
banyak aktivitas yang dijumpai di kediaman Putu Leong tersebut. Hanya ada
beberapa orang yang juga tetangga. Tak ada keluarga yang bisa ditemui maupun
dimintai keterangan saat wartawan Suksesi Nasional dan Suksesinews.com bertandang
di rumah yang megah dan cukup luas itu.
“Saya
tidak tahu kalau tidak ada yang kasih tahu. Mana mungkin pagi-pagi langsung
nonton tv. Kalau keluar kemungkinan tidak tahu. Kalau nonton tv mungkin tahu,
termasuk istrinya juga mungkin tidak tahu,” kata tetangga Putu Leong yang juga
mantan Kelian Dinas Banjar Tegal Kuning, Kadek Sita bersama Gede Pande Eka
Prayika.
Putu
Leong di mata masyarakat, kata mantan Kelian Dinas, dikenal berjiwa sosial dan
dermawan. Bahkan sering berbaur dengan masyarakat baik sebelum duduk di DPR RI
maupun setelahnya. “Beliau sangat baik dan diterima baik oleh seluruh warga.
Beliau juga senang berbaur. Maklum saja dulu dia juga pernah sebagai tukang sun
bias (tukang angkut pasir). Jadi dekat dengan warga,” jelas Sita.
Sebelum
terjun ke politik, Sita yang juga adik kelas Putu Leong saat menempuh
pendidikan di BPLP, lanjut menceritakan bahwa Putu Leong memulai karirnya
menjadi seorang tour guide sekitar
tahun 1989. Lalu berangkat ke Jakarta dan beberapa tahun kemudian baru balik
dan terjun ke politik.
Petugas KPK saat mendatangi kediaman Putu 'Leong'
Sudiartana di Bongkase, dan juga menjemput sepupunya, Niluh Putu Sugiani.
|
Hal
senada juga dikatakan kerabat lainnya, Gede Pande Eka Prayika yang juga Ketua
LSM Jarrak Bali. Ia mengatakan, Putu Leong di mata warga sangat sosial, selalu
menyempatkan diri untuk hadir apabila ada hajatan di desanya. “Sampai saat ini
beliau sudah di Jakarta, beliau masih tetap aktif. Kalau ada upacara pasti
beliau datang, terlebih bila kalau ada waktu luang,” katanya.
Pande
mengatakan, Putu Leong terakhir pulang ke rumah saat peristiwa kebakaran di
Pura Dalem Abiansemal beberapa waktu lalu.
Sementara
itu, warga Subak Sengempel Bongkasa Abiansemal merasa terkejut dan prihatin
atas peristiwa yang menimpa Putu Leong ini. Pekaseh Subak tersebut, I Wayan
Sutiawan, mengatakan bahwa Putu Leong awal Juni ini baru saja masimakrama
dengan warga subaknya. Dikatakan, Putu Leong langsung medana punia kepada subak Rp 10 juta.
“Sebagai
warga Bongkasa, saya ikut prihatin. Namun sebagai warga Indonesia, saya hanya
ingin mengatakan, setiap perbuatan pasti membawa risiko. Semoga ia tabah dan
tidak bersalah. Ya, bagaimana lagi, harus dinikmatilah semuanya,” kata Sutiawan
yang baru beberapa bulan lalu terpilih sebagai Pekaseh.
Sutiawan
mengharapkan, hal seperti ini menjadi pelajaran bagi pejabat-pejabat lain di
Indonesia. Sutiawan yang sering berbicara kritis melalui Facebook ini berharap,
warganya dari Banjar Tegal Kuning Bongkasa Pertiwi itu diberikan ketabahan
dalam menghadapi proses hukum di KPK. Karena OTT, memang sulit untuk bebas
apalagi di tangan KPK. Ia berharap semua
keluarga tabah menghadapinya.
Sumber
lain di kalangan masyarakat setempat mengatakan, Putu Leong dikenal “loyal”
dengan masyarakat. Kalau pulang ke desa, ia selalu menggunakan mobil
operasional merk Velfire keluaran terbaru, yang paling mewah. Gaya hidupnya
memang sudah jauh berubah dari dekade sebelumnya, di mana ia dikenal sekolah di
SMP dan SMA setempat (sekitar Abiansemal). Baru pertama kali menjadi anggota
DPR RI duduk di komisi III, langsung mengalami nasib sial, ketangkap KPK. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment